------------------------------Anara yang menunduk kembali menengadahkan kepalanya. Ketiga cewek itu masih menatapnya penuh selidik.
"Buruan dimakan ntar keburu masuk"ucap Anara membuat ketiga cewek itu melanjutkan kegiatan nya
"Baru kak Dirga. Gimana kak Alen,kak Azar sama kak Ano?"tanya Anara dihatinya
"Pikirkan Anara. Pikirkan jalan keluarnya"lanjut Anara didalam hatinya
--------------------------------
"Kenapa baru pulang? Takut ketahuan kalau kamu berkelahi lagi"ucap seorang pria dewasa yang sedang merapikan kertas-kertas putih didepannya
Kafka yang baru saja tiba tidak membalas dan memutuskan untuk segera menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Orang tua tanya itu di jawab bukan pergi dan pura-pura tuli"ucap Air yang duduk disofa ruang tamu
Inilah alasan mengapa Kafka tak mau pulang semalam kerumah dan memilih untuk tidur dimarkas ataupun lainnya. Bukan tanpa alasan,ia hanya tak ingin mendengar ucapan sang papa yang takut-takut membuat emosinya naik apalagi harus berdebat dengan papanya itu.
Kafka menghentikan langkahnya namun tak ada niatan untuk berbalik.
"Ada urusan semalam"ucap Kafka
"Urusan? Bukannya balapan dan berkelahi"ucap Air yang menatap kearah punggung sang putra semata wayangnya itu
"Papa sudah tahu bukan?jadi kenapa harus ditanyakan lagi"ucap Kafka lalu melanjutkan langkahnya menuju ke kamar
Air memijat pelipisnya yang terasa sakit jika berbicara dengan sang putra. Ia tak membenci putranya itu,hanya saja ia tak suka jika sang putra mengikuti jejaknya dulu yang suka balapan dan berkelahi. Karena ia tahu resiko yang akan didapat. Ditambah ia ingin Kafka agar lebih fokus melanjutkan pendidikannya.
Air menghela nafas panjang saat melihat surat yang berada ditangan nya. Bukan surat cinta, melainkan surat peringatan dari dosen untuk Kafka.
"Lama-lama kita bisa jadi tukang pos ini,Bun"ucap Air kepada Kanaya yang baru saja tiba sambil membawa segelas kopi
"Ngomong sama Kafka harus sabar. Nggak boleh buat dia tertekan"ucap Kanaya
"Kurang lembut apa lagi,Bun. Anak itu aja yang kurang peka sama ucapan orang tua"ucap Air
Kafka menghempaskan tubuhnya diatas kasur king size miliknya dan memejamkan matanya dan tak lama tertidur pulas tanpa berniat mengganti pakaian nya terlebih dahulu.
Ia hanya ingin tidur sekarang karena semalam ia tak bisa tidur dimarkas mengingat penghuni markas yang bermain game dan bernyanyi hingga matahari terbit.
.
-----------------------------
Anara bersikap biasa saja saat ia berjalan menuju mobil Dirga. Ia berdiri disana beberapa saat hingga tak lama Dirga datang juga.
Anara segera beranjak masuk saat mobil itu berbunyi. Anara memaki dirinya sendiri setelah sadar jika ia sekarang harus menjadi orang yang nebeng dimobil orang. Jadi harus di persilahkan masuk dulu oleh sang pemilik mobil. Lah ini dia masuk sendiri sebelum sang pemilik masuk.
Anara melihat kearah luar jendela yang tertutup itu. Ia dapat melihat penghuni disana yang berbisik-bisik keaarahnya. Anara menggerutu,ingin rasanya ia menyumbat mulut penggosip itu dan berteriak ditelinga mereka jika Dirga adalah kakaknya. Jadi tidak ada salahnya ia pulang bersama. Tapi itulah masalahnya,ia tak mungkin memberitahukan itu kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
izin KAK! (TAMAT)
RandomIni tentang aku (Anara Zenia Agistra) anak Papa Anta dan Mama Ara dan juga cerita enam kakakku yang super protektif terhadap ku yang menyebabkan aku harus mempunyai kesabaran selembut sutra. pertanyaannya? apakah aku bisa!!! [📌 Follow author dulu b...