52Anara POV

1.2K 69 0
                                    

     

               --------------------------------

Mereka berenam kaget saat mendengar suara nada ponsel milik Anara yang berasal dari arah kamar.

Devano segera berlari kearah kamar dan mencari ponsel itu dan rupanya ada diatas lemari pakaian milik Anara.

Devano memperlihatkan ponsel itu kearah yang lainnya membuat mereka segera beranjak keluar rumah dan berpencar.










                 ------------------------------

Anara beberapa kali menghembuskan nafas kasarnya karena tak ada seorang pun yang mengajaknya bicara bahkan meladeni nya semenjak pulang sekolah.

Lihatlah sekarang ini,ia makan sendirian sedangkan empat kakak laki-laki nya sibuk dengan kegiatan masing-masing diarea ruang tamu.

"Kak"

Anara memanggil semuanya namun tak ada respon sama sekali

"Kak makan bareng yuk"ucap Anara kembali

"Anara makan sendiri nih"lanjutnya lalu memperhatikan keempat orang itu yang masih tak menghiraukannya bahkan sama sekali tak menoleh sedikitpun

Tik

Tuk

Hanya suara sendok,garpu yang bergesekan dengan piring yang terdengar diarea makan itu.

Anara sesekali memainkan ponselnya dan membalas pesan dari temannya didalam grup.



Cit,,

Anara bangkit dari duduknya dan membereskan piring makan nya dan membersihkan nya.

Taklama ia memutuskan untuk langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya.


Cekklek

Anara menghempaskan bokongnya diatas kasur lalu meneliti area kamarnya sesaat.

"Mending dimarahin pakek suara daripada di diemin kaya gini"ucap Anara lalu membaringkan tubuhnya



Dua jam berlalu semenjak Anara membaringkan tubuhnya di atas kasur. Namun ia sama sekali tak mengantuk dan semakin merasa bosan. Saking bosannya, ponsel pun ia tak hiraukan lagi.

Anara mendengar suara yang berasal dari area bawah. Disertai suara televisi yang dibesarkan volumenya. Ditambah selingan suara candaan dari kakak-kakaknya.

"Menyedihkan"ucap Anara

Anara beranjak bangun lalu mencari sesuatu didalam lemari pakaiannya.
Disana ia mengeluarkan beberapa sprei dan kain yang ia perlukan.

Anara beranjak ke pintu kamar lalu menguncinya sepelan mungkin agar tak ada yang menyadari nya.

Setelah itu ia beranjak kearea balkon kamar dan mulai melancarkan aksi untuk kabur.

"Jangan bawa ponsel. Jangan-jangan disadap lagi"ucap Anara yang ragu melihat ponselnya

Ia takut kejadian seperti hari itu terulang kembali. Yang mana tanpa sadar ia membawa ponsel yang sudah dipasang pelacak oleh Valen atas suruhan lima kakak lainnya.

Anara meletakkan ponselnya diatas lemari pakaian,namun sebelum itu ia membesarkan volumenya.










Huft

"Nakal,siapa yang ajarin kamu Anara"ucap Anara sendiri dengan memperagakan amarah salah satu dari kakaknya

Anara sekarang sudah sampai dibawah. Beruntunglah ia bisa turun dengan selamat sekaligus tak ada yang menyadari kepergiannya.

izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang