03 Raksa

6.1K 250 0
                                    

 
             -------------------------------

Ara mematikan sambungan internet ponselnya karena Azaren yang sekarang sudah mengirim rentetan pesan kepadanya agar membantu nya masuk kembali ke dalam grup.

"Salah sendiri"ucap Anara lalu menyimpan kembali ponselnya
                       
                        





               -------------------------------





               -------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Perkenalkan,aku Raksa, Raksagara Agistra. Anak dari Papa Antariksa Agistra Wardana dan Mama Arabella Alandra. Aku seorang pengusaha muda yang menjabat sebagai CEO di perusahaan Wardana cabang 4 di kota ***. Aku masih berusia 22 tahun.

Seperti yang kalian ketahui, aku adalah seorang CEO, yang bearti aku setiap hari berurusan dengan yang namanya berkas dan tugas kantoran.

Aku dikenal dengan sikapku yang dewasa dan lembut terhadap kedua orangtuaku terutama adik perempuan ku satu-satunya.

Jika di keluargaku aku dikenal lembut dan penyabar maka berbanding terbalik jika orang-orang kantor menilai ku. Di kantor aku adalah bos yang tepat waktu,paling tak suka jika ada karyawan yang datang telat terutama pas meeting dengan klien.

Aku tak suka dengan orang yang suka mengulurkan waktu ketika sedang bekerja denganku kecuali adik ku itu. Apalagi dengan karyawan yang tak kompeten dalam mengerjakan proyek yang aku tunjukan kepada nya. Tidak peduli pria atau wanita. Jika kesalahannya fatal maka aku tak akan segan-segan memecatnya saat itu juga.

Seperti saat ini,aku dibuat kesal oleh seorang karyawan yang tak tepat waktu menghadiri rapat hingga membuat rapat itu tertunda karena menunggu berkas yang wanita itu bawa.


"Kamu kira kita disini cuma duduk dan menunggu mu?"ucap Raksa yang duduk di kursi hitam dibagian paling ujung meja yang ada didepannya

Disana sudah berdiri seorang wanita muda yang menunduk dengan wajah merasa bersalah dan tak lupa beberapa lembar kertas yang ada ditangannya.

Sekarang mereka sudah berada diruang rapat dengan beberapa karyawan lainnya disana ikut menyaksikan kengerian itu. Mereka hanya diam dan mendengar tak mau bersuara apalagi membela wanita itu. Karena mereka tahu pria yang berjas hitam yang sedang mengetuk-getuk pulpen diatas meja bisa saja memecat mereka jika ikut campur.

"Kamu tahu berapa waktu yang kami habiskan cuma untuk menunggu mu?"tanya Raksa kembali membuat wanita berkemeja putih dengan rok hitam selutut itu memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya menatap bosnya itu

Wanita itu mengangguk

"Saya minta maaf pak. Saya tadi kejebak  macet,,,"ucap wanita itu terpotong

"Apa itu jadi urusan saya"ucap Raksa dengan nada yang mereka semua tahu sedang marah

izin KAK! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang