Bab.58 - Pengakuan Kenzo Masayoshi

3.1K 266 36
                                    

Di sebuah ruangan yang sangat gelap, ada seseorang yang tengah duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat, sedangkan di luar ruangan ada 2 orang bertubuh besar yang sedang menjaga pintu ruangan itu.

Terlihat seseorang yang tengah berjalan ke arah 2 orang bertubuh besar yang sedang berjaga di depan pintu.

"Bagaimana, apa kalian berhasil membawanya kesini?"

"Sudah Boss, gadis itu sudah ada di dalam ruangan ini"

"Bagus. Jangan sampai kalian melukainya, sedikit saja dia tergores, akan aku patahkan leher kalian. Jaga dia dengan baik, biarkan sampai dia tersadar dari obat bius itu, kalau dia sudah sadarkan diri, beritahu aku kembali"

"Baik Boss, kami pasti akan menjaganya seperti apa yang anda perintahkan"

Orang itu kembali melangkah pergi meninggalkan anak buahnya.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di rumah keluarga Armstrong. Saat ini waktu menunjukkan pukul 00:15 dini hari.

Terlihat gadis cantik pacar CEO muda PT. Chankimha sedang tertidur sangat pulas.

Beberapa saat kemudian, terlihat Becky yang kini tidurnya mulai bergerak gelisah, hingga tiba-tiba terdengar dia yang berbicara pelan kemudian berteriak histeris.

"Tolong jangan bawa dia pergi, sayang jangan tinggalkan aku. Jangan pergi sayang, aku disini untukmu. Tidak, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, kau sudah berjanji padaku untuk selalu bersamaku, kau sudah berjanji akan menikah denganku. Kalian jangan bawa dia pergi dariku, jangan pisahkan kami. Jangan tinggalkan aku, jangan pergi, tidak, jangan pergi sayang. Tidaaaakkkkkkk..!!!" -Teriak Becky

Dia terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Detak jantungnya kini berdegup kencang. Terlihat keringat dingin bercucuran dari wajahnya. Ini adalah kedua kalinya dia mimpi buruk tentang kekasihnya. Yang pertama saat dulu kekasihnya sedang mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya, dan yang kedua adalah malam ini tadi. Saat ini dia sedang duduk diatas ranjang. Pandangannya kosong menatap ke arah depan, dia masih berusaha mengembalikan kesadarannya.

Richie yang kamarnya bersebelahan dengan adiknya, dia mendengar suara teriakan yang lumayan keras dari kamar adiknya, dia pun terbangun dan segera memastikan bahwa adiknya baik-baik saja.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Beck, kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" -Richie

Becky masih tidak menanggapi panggilan dari kakaknya. Saat dia akan mengambil segelas air putih yang ada di atas nakas, tiba-tiba saja tangannya seakan melemas, dia tidak bisa mengangkat gelas itu dan gelas itu pun terjatuh ke lantai.

PYAAARRRRRR..!! (Suara gelas pecah)

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Ya Tuhan Beck, buka pintunya. Apa kau baik-baik saja di dalam, apa yang terjadi padamu, katakan sesuatu Beck, tolong buka pintunya Beck" -Teriak Richie dari luar kamar Becky

Richie terus mengetuk pintu dan memanggil adiknya, dia terlihat sangat khawatir dengan adiknya yang masih berada di dalam kamarnya.

Richie yang tidak mendapat jawaban apa pun dari adiknya, dia segera berlari ke lantai bawah menuju kamar orang tuanya.

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Dad, mom, tolong buka pintunya" -Richie

Beberapa saat kemudian mereka keluar dari dalam kamar.

"Ada apa Richie, ini masih malam, mengapa kau terlihat sangat gelisah seperti ini?" -Mom Beck

"Becky mom, dad. Tadi aku mendengar suara Becky yang berteriak histeris, aku sudah mengetuk pintu kamarnya dan memanggilnya berulang kali tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar, aku juga mendengar suara pecahan dari dalam kamarnya, sepertinya itu suara gelas pecah" -Ucap Richi cemas

Asmara - FreenBeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang