Becky menghentikan aktivitas tangannya di wajahnya, dia terlihat masih terdiam, saat dirasa keberaniannya sudah terkumpul, dia pun mulai membuka suaranya.
"Apa maksudmu bicara seperti itu padaku?" -Ucap Becky sambil melihat kakaknya di depan pantulan cermin, karena dia masih tak berani menatap mata kakaknya secara langsung.
"Iya, aku mengatakan kalau aku akan memberikan perhatian pada sahabatku, aku kasian melihatnya, selama aku menjadi sahabatnya, aku tak pernah sekali pun melihat Freen dalam keadaan seburuk ini saat menghadapi seseorang, aku pasti akan menjadi sahabatnya yang paling baik jika aku bisa menghiburnya" -Richie
Becky masih berusaha menahan dirinya, meskipun sebenarnya hatinya berteriak ingin mencabik-cabik mulut kakaknya ini. Apalagi setelah kemarin dia melihat apa yang dilakukan Richi pada Freen saat di gazebo.
"Aku tak perduli apapun yang mau kau lakukan, lakukan saja, itu bukan urusanku" -Ucap Becky yang kini sudah kembali lagi melakukan aktivitas tangannya di wajahnya, itu dia lakukan agar Richie tak curiga padanya.
"Apa kau yakin? Bagaimana kalau aku akan mengajak Freen berkencan, sepertinya ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan isi hatiku padanya, saat dia merasa kesepian dan tak ada orang yang menghiburnya, dia pasti akan dengan mudah menerimaku karena aku akan menjadi super hero untuknya" -Richie
"Dia bukan gadis yang mudah tergoda" -Ucap Becky kesal
"Oh yaa? Lalu, apa menurutmu tuduhanmu padanya itu tak bermaksud seperti itu, secara tidak langsung kau mengatakan padanya bahwa dia adalah gadis yang mudah di goda?" -Richie
"Tuduhan apa? Aku tak menuduh apapun padanya" -Ucap Becky pura-pura tak mengerti
Richie sudah memberikan banyak clue pada adiknya ini, tapi dia masih saja berbelit-belit sama seperti Freen kemarin. Memang, orang kalau sudah bucin akut, yang tadinya super pintar tiba-tiba saja menjadi orang bodoh tanpa IQ. Dia yang merasa sudah tak sabar lagi, akhirnya memutar tubuh adiknya itu agar menghadap ke arahnya. Dia memegang kedua pundak adiknya agar pandangan Becky tertuju padanya.
"Cepat katakan padaku, ada hubungan apa kau dengan Freen saat ini?" -Richie
Deg.. Deg.. Deg..
Tiba-tiba detak jantung Becky kembali berdetak hebat, sekali lagi hawa dingin tiba-tiba saja menyerang sekujur tubuhnya, dia sangat terkejut saat mendengarnya, kali ini ucapan Richie sangat serius padanya, dia tak bisa mengalihkan pembicaraan lagi, karena saat ini Richie sudah mengunci dirinya agar tetap berhadapan dengannya.
"Aakuu.. Aku dan phii Freen, kita saudara kakak beradik, sama seperti aku dan kau, lalu apa lagi memangnya" -Ucap Becky gugup
"Benarkah? Coba katakan sekali lagi, dan tatap mataku dalam-dalam, katakan padaku kalau kau bersedia menjadikan Freen kakak iparmu" -Richie
Becky tak bisa melakukan perintah Richie, karena meskipun saat ini hubungannya sedang tak baik-baik saja dengan pacarnya, tapi dia sama sekali tak pernah merelakan Freen bersama dengan orang lain, apalagi itu dengan kakaknya sendiri.
Becky berusaha mengalihkan pembicaraan dengan topik pembahasan yang lain agar Richie tak terus menerus menghujaninya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mematikan itu.
"Apa kau tak pergi ke kampus sekarang? Ini sudah hampir jam 9, murid-muridmu pasti akan mencarimu, dasar dosen pemalas, mau jadi apa generasi selanjutnya kalau dosennya saja pemalas sepertimu" -Ucap Becky yang sudah berhasil melepaskan tangan Richie di pundaknya. Lalu dia kembali lagi melanjutkan merias wajahnya yang tertunda itu.
Richie terlihat semakin kesal melihat sikap adik nakalnya ini. Dia mengacak rambutnya frustasi untuk meredamkan emosinya. Lalu menarik nafasnya perlahan dan menghembuskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara - FreenBecky
Hayran KurguRebecca Patricia Armstrong atau lebih akrab di panggil Becky, seorang mahasiswi cantik dan pintar, anak pemilik kampus dari pasangan Mr. dan Mrs. Armstrong yang sedang menjalani magang kampus di sebuah perusahaan besar PT.Chankimha yang dipimpin lan...