Separuh semangatnya hilang, keinginan yang tadinya menggebu-gebu untuk bisa beraktivitas diluar rumah seakan tak menarik lagi untuknya. Meskipun infeksi ini bisa di sembuhkan, tapi tak bisa dipungkiri bahwa Freen saat ini sangat takut. Dia takut kalau seandainya dia tak bisa lagi menjaga Becky, dia tak bisa lagi menjadi semangat dan sandaran untuk pacarnya itu. Saat ini yang ada di pikirannya hanya satu, dia ingin sekali menjalani hari-hari bersama Becky pacar yang sangat dia cintai. Tapi dia juga tak mau egois, saat ini Becky sedang berjuang untuk masa depannya.
Sejak pulang dari rumah sakit tadi, Freen terus mengurung dirinya di dalam kamar, dia hanya diam meringkuk di atas ranjang. Tatapannya kosong seolah tak ada lagi warna di depannya. Dia butuh pelukan hangat dari pacarnya, dia sangat membutuhkannya saat ini, tapi lagi-lagi dia berpikir kalau dia tak mau egois.
Kedua orang tua Freen sangat takut dengan kondisi putri semata wayangnya ini. Dua paruh baya itu sudah berulang kali meminta Freen untuk membukakan pintu kamarnya, tapi tak ada jawaban sedikitpun dari dalam.
"Dad, mommy sangat takut terjadi sesuatu dengan Freen di dalam kamar, sejak pulang dari rumah sakit tadi dia terus mengurung dirinya di kamar, ini sudah hampir jam 6 sore, dia juga belum makan, dia juga belum meminum obatnya, bagaimana ini dad.. Hiks.. Hikss" -Ucap mom Freen menangis
"Tenanglah mom, Freen adalah gadis yang kuat, dia putri kita yang kuat, mungkin saat ini dia masih butuh waktu untuk menyendiri, sebaiknya kita tinggalkan dulu dia di sini, nanti kalau sampai jam makan malam dia belum juga membukakan pintunya, daddy akan melakukan sesuatu untuk membuatnya keluar dari kamarnya" -Dad Freen
Freen berjalan ke arah meja rias, dia mengambil ponselnya yang ada di dalam tas kecil miliknya, sejak pulang dari rumah sakit tadi, dia sama sekali tak memegang ponselnya. Setelah mendapatkan ponselnya, dia kembali naik ke atas ranjang dan bersandar di headboard ranjang. Dia mulai membuka ponselnya, tapi tak dia temukan 1 pun notifikasi disana, dia tau mengapa pacarnya itu tak mengiriminya pesan teks, itu karena dia sedang sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya saat ini, Freen pun tak mau mengganggu pacarnya itu, karena dia dulu juga pernah berada di posisi Becky saat ini.
Dia terlihat sedang mengetik sesuatu di ponselnya, dia mengirim pesan teks pada salah satu nomor yang ada di kontak ponselnya itu. Setelah mendapatkan balasan dari seberang sana, dia pun menaruh kembali ponselnya di atas nakas dan kembali meringkuk seperti tadi.
Beberapa menit berlalu, terlihat seseorang yang memencet tombol bel rumah keluarga Chankimha. Mom Freen yang mendengar bunyi bel pintu itu pun dengan segera menghampirinya.
"Kebetulan sekali kau datang kemari, kau pasti ingin bertemu dengan Freen kan, saat ini dia sedang berada di kamarnya, tolong bujuk dia untuk segera makan, karena sejak tadi siang dia belum makan apa-apa, dia juga harus segera meminum obatnya, ayo aku antar ke atas" -Mom Freen
Orang itu berjalan mengikuti mom Freen untuk menuju ke kamar Freen di lantai atas. Sebelumnya, mommy Freen sudah membawakan makanan dan minuman serta obat Freen diatas nampan, dia juga membawanya ke lantai atas.
Tok.. Tok.. Tokk..
"Sayang, tolong bukakan pintunya, ini ada temanmu yang mencarimu" -Mom Freen
Freen yang mendengar ketukan dan suara mommy nya, dia tau kalau orang yang mommy nya maksud adalah orang yang dia hubungi tadi. Dia pun dengan segera turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya.
Klik.. Klikk.. (Suara kunci pintu dibuka)
CEKLEKKK...
"Biarkan aku denganya di dalam kamar mom, mommy bisa meninggalkan kami disini" -Ucap Freen datar
"Iya sayang, tapi kau harus makan ya, jangan lupa minum obatnya juga, kau harus cepat sembuh nak" -Ucap mom Freen dengan mata yang berkaca-kaca
Mom Freen sangat sedih melihat kondisi putrinya saat ini. Tapi dia bersyukur karena Freen di kelilingi oleh orang-orang baik di sekitarnya, seperti saat ini, temannya ini datang di waktu yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara - FreenBecky
أدب الهواةRebecca Patricia Armstrong atau lebih akrab di panggil Becky, seorang mahasiswi cantik dan pintar, anak pemilik kampus dari pasangan Mr. dan Mrs. Armstrong yang sedang menjalani magang kampus di sebuah perusahaan besar PT.Chankimha yang dipimpin lan...