2 tahun kemudian
Setetes air mata itu jatuh. Hatinya terasa berdenyut sakit, diriingi isak tangis yang juga semakin terdengar, menyesakkan.
Lagu gugur bunga kini terngiang di kepala, mendayu ditelinga, serta menyayat hati bagi yang mendengarnya. Menyambut beberapa peti jenazah berbalut kain merah, yang kini mendapat penghormatan setinggi-tingginya.
Apa yang menjadi salah satu hal menyakitkan untuk dirasakan dalam sebuah kehidupan?
Benar, kehilangan.
Bahkan sekalipun sudah cukup untuk mengajarkan jika rasanya begitu menyakitkan.
Gugur bunga.
Kelopak-kelopak indah itu jatuh diatas tanah. Meskipun begitu masih tercium harum baunya.
Gemuruh petir yang menyambar di angkasa, menandakan badai deras yang akan kembali menghujani belahan bumi khatulistiwa. Semesta pun terlihat berduka, jika hari ini harus kembali kehilangan putra terbaik bangsa.
Pulang hanya tinggal nama.
Dibarisan para wanita berseragam hijau pupus khas Persit itu, Arum ikut berdiri diantara mereka, menyambut kepulangan para suami yang entah kali ini memutuskan pulang ke rumah mereka atau rumah yang menjadi tempat berpulang selamanya.
"Diajeng!"
"Abang...!"
Pria itu kini berlari menghampirinya, dengan ransel berat serta senjata laras panjang yang berada ditangannya.
Alhamdulillah.
Setelah kembali dinyatakan kritis dan koma selama satu bulan, Aidan memutuskan membawa sang putra untuk berobat keluar negeri, ditambah membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar. Namun semuanya atas izin Allah, dia bisa melalui semua itu berhasil bertahan untuk pulih dan kembali kepadanya.
Allah masih memberikan pada mereka kesempatan untuk bersama dalam waktu yang lebih lama, dan atas izin Allah jugalah, suaminya itu kini masih berdiri tegap dihadapannya, memandangi dengan tatapan teduh, penuh cinta.
"Rindu, udah terlalu lama menunggu," ujar Arum lirih, merasakan pelukan hangat yang seolah candu.
"Bukannya kali ini cuma pergi dua minggu?" tanya Zyan, tak biasanya istrinya itu mengeluh.
"Kali ini bukan cuma aku aja, tapi calon prajurit kita juga udah nunggu," jawab Arum.
Mendengarnya Zyan segera berlutut menyetarakan tinggi badannya dengan perut Arum yang kian membesar.
"Assalamu'alaikum putra Ayah, apa kabarnya, nak? Sehat-sehat terus ya? Terima kasih sudah jagain Bunda selama Ayah pergi."
Melihatnya Arum tersenyum, dan semakin merekah saat Zyan kembali mendekapnya erat.
Saat terbangun dari tidurnya, terkadang Arum ragu pria itu masih bersamanya. Saat itu juga ia langsung memeluknya lama dan tak ingin terlepas, takut jika dia tiba-tiba menghilang dan kembali pergi meninggalnya.
Namun, kini Arum sadari.
Pria itu nyata.
Dia kembali bersamanya.
Bukan, lebih tepatnya kembali bersama mereka, dengan seorang bayi yang kini berada dikandungnya.
•••
Elsya saat ini sudah memasuki hari-hari super sibuknya menjadi seorang dokter residen bedah di Kanada, tempat keluarganya menetap.
Setelah Ilham juga sudah ta'aruf dan akan segera menikah dengan seorang putri kiyai, sahabat Ayahnya. Mereka juga menanti-nanti undangan pernikahan yang akan disebar oleh dokter Raka, meskipun masih menghilang tanpa kabar.
![](https://img.wattpad.com/cover/338262491-288-k821692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Danton! (End)
Genç KurguPertemuan awal dengan seorang Komandan Pleton baru pasukan pengamanan perbatasan itu cukup memberikan kesan buruk bagi Arum. Letnan Zyan Athalla Hasanain, pria egois, mau menang sendiri. Serta kelewat narsis bahkan di tahap overdosis. "Saya rasa te...