47

2.5K 198 194
                                    

Tinggalkan jejak🐾
Vote Ama komen dulu yagesyak

WARNING⚠️⚠️
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

Sesuai kata Hendri, Fino kembali masuk ke rumah. Padahal Fino juga ingin pulang ke rumahnya setelah Tante Naura dan keluarganya pergi dari sana

Canggung

Fino sangat canggung disana. Dia hanya duduk di sofa ruang tamu dengan Zean disampingnya. Dan mereka sekarang sedang duduk berhadapan dengan orang tua mereka.

Tidak ada yang berani memulai pembicaraan, baik itu Zean maupun Fino.

"Duh dek, gw ke toilet dulu ya, kebelet nih"bisik Zean kepada Fino. Yah dia sebenarnya ada panggilan alam dari tadi, tapi dia tahan sebab Tante Naura masih belum pergi. Dan sekarang setelah Tante Naura pergi, dia harus menyelesaikan urusannya itu.

"Ha?g-gw ikut"bisik Fino mendengar ucapan Zean. Apa Zean ingin meninggalkannya sendiri disini bersama dengan kedua orang tuanya?jangan gila, Fino sangat canggung bahkan dengan Zean ada didekatnya, apalagi jika Zean tidak ada, dia bisa mati karena terlalu canggung

"Mah, pah. Zean ke toilet dulu"ujar Zean kemudian berdiri dari kursinya. Najwa melihat Fino yang juga ikut berdiri dari kursinya

"Mau kemana kamu?"tanya Najwa. Pertanyaan itu ditujukan kepada Fino.

"Eee, ke toilet mah"ujar Fino menjawab apa adanya. Zean sih ada ada saja, kenapa harus pergi ke toilet coba?

"Saya sama suami saya mau bicara sama kamu, duduk."ujar Najwa yang terdengar seperti perintah. Dan juga Najwa tidak menyebut dirinya dan suaminya sebagai ibu dan ayah bagi Fino.

Fino menatap dan menggenggam kecil lengan baju Zean, dia tidak ingin ditinggal sendiri bersama dengan kedua orang tuanya. Tanpa adanya Zean, Fino pasti hanya semakin canggung.

"Yaudah kalau gitu nggak jadi ke toiletnya"ujar Zean yang membuat Fino lega

"Zean, kami meminta waktu. biarkan kami berbicara dengan dia, setidaknya sampai kamu kembali dari toilet"ujar Najwa. Okeh, hanya berbicara kan?jika hanya berbicara, Zean tidak keberatan, tapi Fino pasti merasa canggung jika dirinya tidak ada disana.

Zean menghela nafasnya, dia  menatap Fino lalu tersenyum seolah mengatakan bahwa ini akan baik baik saja.

Fino bisa apa, dia hanya bisa pasrah. Fino juga tidak mungkin menghalangi Zean yang ingin pergi ke toilet dan membiarkannya Zean e ek disini.

"Hanya berbicara kan mah, pah?"tanya Zean menatap mama dan papanya secara bergantian, tetapi dia tidak mendapatkan jawaban

Zean akhirnya melangkah pergi dari sana, secepat mungkin dia akan kembali. E ek nya ini ada ada saja, minta di keluarin sekarang padahal keadaan sedang tidak mendukung.

Zean benar benar sudah pergi ke toilet, seperti yang Fino duga, Fino menjadi gugup dan canggung. Bahkan jantungnya berdegup kencang. Dia hanya bisa menunduk, tidak berani menatap wajah mama dan papanya.

"Seperti biasa kamu ini cuma bisa malu maluin"ujar Najwa. Fino tersenyum miris. Kata kata dari mamanya ini terlalu kejam untuk pembukaan. Seharusnya mamanya menanyakan kabarnya terlebih dahulu atau apapun itu untuk sekedar basa basi. Tapi apa ini? Jika permulaannya saja seperti iniz bagaimana Fino bisa bertahan sampai Zean kembali dari toilet??

"Kayaknya emang bener kata Naura tadi. pergaulan kamu udah nggak bener sampai sekolah kamu jadi terganggu"ujar Najwa kembali. Lagi lagi Fino hanya bisa diam, dia tidak berani membantah dan melawan.

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang