72

2.3K 238 107
                                    

Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

"Loh loh, kenapa langsung bonyok njir?" William berujar kaget melihat Melvin yang di angkat oleh Iky dan Fauzi. Sedangkan Eta yang mengekor di belakangnya tanpa niat membantu sedikitpun. Jika kalian lupa, Eta sedikit takut dengan darah... Hanya sedikit.

Arlan juga sama kagetnya dengan William. Tadi mereka berdua sibuk merenungkan beban hidup mereka masing-masing tapi dikagetkan dengan Iky yang berteriak dari luar. Dan yang lebih mengagetkan lagi mereka datang dengan Melvin yang sudah sekarat.

"Kalian apain?" Tanya Arlan yang masih syok. Bagaimana William dan Arlan tidak terkejut, pasalnya mereka bertiga hanya diberi perintah untuk membuntuti Melvin, bukan malah membuatnya sekarat seperti ini.

"Huek..." Eta menutup mulutnya melihat darah yang begitu banyak di pakaian Fauzi dan Iky, terlebih lagi pada Melvin.

"Kita nggak ngapa ngapain. Ini habis di tabrak truk bjir" ujar Iky dengan dramatis.

"Eta, mending lo jauh jauh" ujar Fauzi melihat Eta yang mual sambil memegangi perut dan menutup mulutnya.

"Iya ta, lo udah pucat gitu, mending ke toilet dulu kalau mau muntah" ujar Iky kepada Eta. Eta hanya bisa mengangguk mengiyakan. Ia akhirnya berjalan dengan gontai menuju toilet.

"Kalian letakin di lantai aja" ujar William kepada Iky dan Fauzi, padahal lantainya sangat berdebu dan kotor.

Sesuai perkataan William, Iky dan Fauzi meletakkan tubuh Melvin dengan hati-hati di lantai. William berjalan mendekat ke arah Melvin dan berjongkok di sampingnya.

"Hee~ gw jadi nggak perlu repot repot ngulek ulek muka lo" ujar William dengan seringai di wajahnya.

"Wah gila gw tadi hampir kena serangan jantung tau nggak" ujar Iky kemudian duduk di sofa yang ada di sudut ruangan tersebut.

"Lebay" ujar Fauzi mendengar perkataan Iky yang sangat melebih lebihkan.

"Yee enak aja lo. Tadi kita juga hampir ketabrak kalau lo lupa" ujar Iky memutar bola matanya dengan malas. Padahal Iky sudah sangat excited untuk menceritakannya tapi Fauzi malah membuat moodnya turun.

"Luka di kepalanya parah. Dia nggak pakai helm?" Tanya William memastikan.

"Seperti yang lo liat sekarang" jawab Fauzi kemudian ikut duduk di sofa di samping Iky.

"Gila, kalau di tabrak truk, kepalanya batu banget sih. Nggak mati di tempat" ujar William. Lagi lagi ia membicarakan nyawa seseorang dengan santai.

"Iya, padahal tadi dia kelempar jauh" ujar Iky.

"Leon mana?" Tanya William sebab ia tidak melihat sosok Leon dari tadi.

"Oh iya juga ya, tadi kita kebut kebutan buat ngejer Melvin, jadi Leon ketinggalan mungkin" ujar Iky mengingat Fauzi yang sungguh menantang maut saat mengejar Melvin.

"Pauji gila, nyetirnya buat kita senam jantung" lanjut Iky mengelus elus dadanya.

"Segila gilanya gw, lebih gila Melvin yang lawan arus" ujar Fauzi membalas ucapan Iky.

William menghela nafasnya mendengar itu. Sekarang Melvin sudah ada di tangannya, dan langkah selanjutnya tinggal memulai skenario yang utama.

William tersenyum miring memandangi wajah Melvin yang terlihat enggan membuka matanya.

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang