Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.
WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________Happy reading all📖
______________________________________Tak berselang lama setelah Melvin pergi, hujan pun turun. Namun Melvin seolah-olah tak peduli. Tidak, mungkin Melvin berusaha untuk tidak peduli. Hujan, mengingatkan Melvin pada masa lalu yang tidak ingin diingatnya.
Melvin mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata rata. Ia sesekali melawan arus jika di depannya tidak ada jalan. Nekat memang, tapi bagi Melvin sekarang Azka lebih penting. Melvin menghiraukan pengendara lain yang sesekali meneriakinya sebab Melvin terlalu ugal ugalan mengendarai motornya.
Iky juga mengikuti Melvin dari belakang, tentu saja dia juga harus ngebut untuk mengejar Melvin. Akhirnya Melvin berhasil dia susul, Iky tak membiarkan Melvin hilang dari pandangannya.
Semakin lama kendaraan lain semakin berkurang. Mungkin karena sudah larut malam. Melvin juga bebas menancap gas dengan sesuka hati di jalanan yang sepi seperti ini.
Terlihat lampu merah di depan. Melvin hendak berhenti untuk mematuhi peraturan lalu lintas, namun ia urungkan niatnya sebab tak melihat kendaraan lain di hadapannya.
Melvin dengan nekat menerobos lampu merah tanpa menurunkan kecepatan sedikit pun.
Mata Melvin membola melihat truk yang datang ke arahnya dari arah samping. Melvin tidak bisa menghindar, bahkan jika dia ingin berhenti sekarang pun itu semua sia-sia.
Melvin melihat truk itu seperti slow motion. Truk dan jalanan yang licin akibat hujan, Ini semua mengingatkannya dengan apa yang dia alami 3 tahun yang lalu. Bedanya Melvin sekarang sendiri, tidak bersama dengan umi nya lagi.
"Sekarang, Melvin bisa nyusul umi sama Abi, ya?"
Brak
BRAKK
Terdengar hantaman yang cukup keras untuk kedua kalinya. Motor Melvin terhempas cukup jauh. Ralat, motor Azka.
Melvin juga terseret bersama motornya. Dan truk itu langsung menabrak pembatas jalan.
Melvin berusaha bangkit, namun kepalanya sungguh pusing. Melvin meringis seraya memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia merasakan cairan kental mengalir di pelipisnya.
Sial, Melvin tidak memakai helm.
Benturannya cukup keras hingga membuat jidat mulusnya itu bocor. Kasian banget lu pin.
Tak ada yang menolongnya, supir truk itu juga sudah tidak sadarkan diri. Tak ada satu kendaraan pun yang lewat.
"Sshh" ringis Melvin tak tertahankan. Ia merasakan tubuhnya yang terasa remuk. Kepalanya juga terasa ingin pecah. Jika Melvin panjang umur, mungkin Melvin tidak akan melanggar aturan lalu lintas lagi.
"Bang..." Melvin berucap dengan susah payah. Melvin masih memikirkan Azka saat kondisinya sudah seperti ini. Melvin hanya bisa berharap Azka baik baik saja.
Melvin melirik motor Azka yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Dapat Melvin pastikan jika azka pasti akan marah melihat kondisi motornya saat ini. Melvin tertawa miris membayangkan Azka yang memarahinya. Sampai akhir, hubungan dirinya dengan kakak satu satunya itu tidak membaik. Justru malah menjadi lebih buruk.
Melvin meraih handphonenya yang tergeletak di sampingnya. Semoga saja handphonenya tidak rusak selain karena terjatuh, juga terguyur oleh air hujan.
Melvin mencoba menelpon Azka. Namun nomor Azka sibuk. Entah Azka sedang menelepon dengan siapa. Melvin harap, percakapan terakhirnya dengan Azka adalah sesuatu yang lebih indah jika dibandingkan dengan pertengkaran tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bang,Gw Kangen..
Ficção Adolescente"gw harus gimana lagi supaya lo maafin gw, bang?" "Gw juga bisa capek kali" _________________________________________ "HANCUR" Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan Melvin dengan azka yang merupakan kakak serahimnya. Suatu kejadian ya...