53

2.9K 293 603
                                    

Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

Melvin tidak mengerti mengapa dia bisa berada di kondisi yang seperti ini. Seharusnya dia langsung kembali ke rumah dan tidur setelah bel istirahat telah berbunyi.

Namun sekarang... Sekarang dia sedang ada di tengah lapangan basket.

Hal itu tidak menjadi masalah. Yang menjadi permasalahan disini adalah dia sekarang sedang bersama dengan Stella.

Melvin tidak mengerti dengan kondisinya saat ini.

Saat di perjalanan setelah keluar kelas tadi, Melvin dihampiri oleh Airin dan Yura. Mereka hanya mengatakan jika Stella ingin membicarakan sesuatu kepada dirinya. Sebelum Melvin menjawabnya, mereka berdua langsung menyeret Melvin ke tengah lapangan basket.

Stella sudah menunggu di tengah lapang. Melvin tambah bingung dan heran, mengapa banyak siswa siswi yang berdiri di sekeliling lapangan. Seolah olah mereka menunggu hal ini.

Melvin hanya menatap sekeliling dengan heran. Yura dan Airin meninggalkan Melvin agar bisa berdua di tengah lapangan basket itu. Dan juga seperti biasanya, pakaian Stella sangat tidak ramah, bisa bisa sekolah mengizinkan pakaian seperti ini pikir Melvin.

Melvin tidak mengerti dengan bencana yang menimpanya sekarang.

Begitupun dengan teman teman Melvin yang lain. Mereka tentu saja penasaran melihat banyak orang yang berkumpul di lapangan basket. Saat mereka menghampirinya, tak terduga yang menjadi tontonan disana adalah Melvin dan juga.. Stella si pembusuk ruangan.

"Kenapa tuh?"ujar Ian. Mereka semua juga heran. Mengapa ada Melvin dan juga Stella di tengah lapangan basket, parahnya lagi banyak siswa siswi yang berkumpul untuk melihat mereka.

"Anjir itu melpin bakal di apain??"ujar Gege dengan dramatis. Walau begitu dia tetap mengeluarkan handphone nya untuk memotret dan merekam kejadian ini. Gege tak sejahat itu dengan teman sendiri, tidak mungkin dia akan menyebarkannya, dia hanya ingin menyimpannya sebagai kenang kenangan.

"Bau baunya sih bakal di tembak"ujar Randa memasang pose berpikir. Arfa selaku anak yang suci nan polos pun terkejut bukan main. Apa kata Randa tadi? Di tembak?

"Hah?? Di tembak?? Mana pistolnya?"ujar Arfa terkejut dan juga heran, yang dia lihat Stella hanya membawa sebuah kotak kecil di tangannya.

"Bukan di tembak kayak gitu arpa, di tembak tu maksudnya lope lope trus wleawleo"ujar Gege menjelaskan. Oh Arfa mengerti, jika lope lope dia masih mengerti. Tapi mengapa Randa mengatakan di tembak? Mengapa bukan menyatakan perasaan saja.

"Maklum, panda gw masih balita"ujar Arsen. Tentu saja yang dia maksud adalah Arfa.

"Anjing. Gimana? Masih balita?"ujar Arfa sengaja mengumpat. Arsen berdecak kesal, dia tidak suka.

"Coba ngomong lagi"ujar Arsen menatap Arfa tajam. Arfa hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ngeri ngeri sedep.

"Hayoloo Arsen Arsen geplak aja anaknya, ckckck ngomong kasar huu"ujar Gege memanas manaskan suasan. Beliau ini ada ada saja, kalau begitu dirinya yang selalu mengabsen kebun binatang itu dinamakan apa?

"Esde dikitlah ge, hadehh"ujar Randa mendengar ucapan Gege.

"Gak mau, gw kan esemah" ujar Gege tak mau kalah

"Iyadeh sipaling esemah"balas Randa membuat Gege geram dan kesal, padahal dirinya sendiri yang memulai.

Kembali pada emsi kita.
Melihat emsi kita menjadi tontonan gara gara pembusuk ruangan, apa kalian tidak kasihan dengan jiwanya yang polos itu?

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang