19

3.7K 235 23
                                    

tinggalkan jejak🐾
Vote and comment dulu ygy

______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

Setelah kejadian di gudang tadi, Azka memilih berdiam diri di kamarnya, Dengan tujuan untuk menenangkan dirinya

Ia merasa jika pikirannya masih kacau, pada saat saat seperti ini, obat pemenangnya hanyalah foto orangtuanya, Azka tidak berani untuk merokok, ia pikir orang tuanya tidak menginginkan hal tersebut, merokok saja ia tidak berani, apalagi mendekati yang namanya narkoba

Azka memeluk foto tersebut
Foto yang selalu menemaninya dikala ia sedih, hanya foto itu yang bisa ia jadikan obat pelepas rindu

"Maafin Azka..."ucapnya dengan dirinya sendiri, berharap ada yang mendengar segala keluh kesahnya disana

"Lagi lagi Azka nggak bisa ngendaliin emosi, selalu mentingin ego sendiri, dan berakhir kayak gini"ucapnya lagi, ia memandang foto itu tanpa ekspresi, walaupun ia menumpahkan segala kesedihannya pun tidak ada yang akan mendengarnya, ia sadar akan kenyataan, bahwa dirinya sekarang sudah sendiri

"Gw harus gimana??"ujarnya sambil menarik narik rambutnya, melampiaskan semuanya disana

Azka menghela nafasnya kasar, memilih untuk menenangkan diri dan menjernihkan kepalanya terlebih dahulu.

Setelah dirasa pikirannya sudah tenang, Azka bangkit dari duduknya, ia keluar dari kamarnya bertujuan ke gudang tempat Melvin dikurung tadi

Sebelum ke gudang, Azka pergi ke dapur terlebih dahulu, ia bermaksud menemui kepala pelayan disana

"Bi' Rida, tolong buatin bubur"ucap Azka setelah sampai disana, Bi' Rida selaku kepala pelayan tentu saja siap 24 jam

"Siap den"jawab Bi' Rida, Tidak bermaksud bertanya lebih lanjut, karena jika menyangkut soal bubur, pasti bubur tersebut untuk Melvin, siapa lagi kalau bukan?

Azka pun beranjak dari sana tanpa mengucap satu kata pun, Bi' Rida merasa jika ada yang tidak beres, tetapi ia mengabaikan pikirannya itu, ia pun segera membuat bubur seperti yang diperintahkan.

Azka pun tiba di depan pintu gudang, saat itu dia sedikit ragu, tetapi ia segera membuang jauh jauh pikirannya itu. Ia mengambil kunci gudang yang ada di saku celananya, kemudian memasukkan kunci tersebut kedalam knop pintu lalu memutarnya, ia kemudian membuka pintu tersebut

Terlihat Melvin yang terbaring lemah sambil memukul kuat dadanya, nafasnya terengah-engah, dia kesulitan bernafas,sesekali ia terbatuk,suara mengi memenuhi ruangan itu, dadanya naik turun, dengan rakus ia meraup oksigen yang seakan akan menjauh dari dirinya

Azka yang melihat hal itu hanya memandang datar, ia pikir pasti ini hanya drama yang dibuat buat oleh Melvin agar mendapat perhatian dari dirinya

"Jadi orang nggak usah caper"ujarnya tetapi tidak di respon oleh Melvin

Melvin sudah diambang batas kesadarannya, ia melihat Azka yang hanya berdiri di ambang pintu, sama sekali tidak berniat menolongnya, kalau saja ia mampu, pasti udah dimaki maki, maunya sih gitu, tapi ia bahkan tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun sekarang

'jnck nggak liat apa gw udah sekarat gini dibilang caper lagi, idih idih geer banget jadi orang astaghfirullah' kira kira seperti inilah pikiran Melvin sekarang, sudah jelas jelas dia sudah lemah letoy tak berdaya di depan Azka, eh malah dikira caper, macam tak betul je budak ni

Melvin sudah tidak kuat, dia sudah berhenti memukul dadanya, badannya benar benar telah terkulai lemas, nafasnya semakin berat, bahkan air matanya telah turun dipipi mulusnya dari tadi

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang