Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.
WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________Happy reading all📖
______________________________________Mari kita kembali ke beberapa saat sebelum Azka datang di rumah Stella.
...
"BANGS*T"
Azka terus saja mengumpat setelah mendapat pesan dari Stella melalui kontak Melvin. Azka tidak percaya, namun tetap saja ada kemungkinan.
Azka merutuki dirinya sendiri yang tidak sengaja tertidur. Padahal dia sudah memantapkan hati untuk menunggu Melvin kembali. Namun Azka tidak dapat menahan rasa lelahnya. Dan saat terbangun tadi, jam sudah menunjukkan pukul setengah 12. Bagaimana Azka tidak panik? Dia bahkan mengecek ke kamar Melvin namun tidak menemukan sosok Melvin di sana.
Dan alangkah terkejutnya Azka saat menerima pesan dari kontak Melvin, yang ternyata itu adalah Stella.
"Kenapa gak di angkat?" Kesal Azka setelah beberapa kali menghubungi Melvin namun tetap tidak di jawab.
"Gak mungkin, pasti preng" ujar Azka memutar matanya malas. Tapi hal itu tidak menurunkan rasa khawatirnya. Khawatir? Jika hal ini benar, Azka sulit membedakan antara marah dan khawatir.
"Ck tunggu aja njing" setelah mendapat info lokasi, Azka langsung saja bergegas menuju garasi rumahnya dan mengendarai mobilnya.
Azka mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Untung saja jalan yang ditempuh ke rumah Stella tidak padat kendaraan. Hal ini membuat Azka lebih leluasa dan mempercepat laju mobilnya.
Di tengah-tengah perjalanan, Azka terus saja kepikiran dengan percakapannya dengan Stella tadi. Azka berharap ini hanya candaan. Tapi jika benar, apa yang harus Azka lakukan? Jika semua yang dikatakan oleh Stella itu benar, apa yang sepatutnya dia lakukan? Menegur Melvin? Tidak. bagi Azka, menegur saja tidak cukup. Azka takut apa yang ia pikirkan saat ini menjadi kenyataan.
Azka juga masih tidak percaya, apakah memang betul Stella yang mengirimkannya pesan? Ini bukan Melvin yang iseng kan?. Awalnya, Azka memang berpikiran seperti itu, namun, foto yang dikirim oleh Stella itu tidak dapat ia hiraukan.
Tak butuh waktu lama Azka telah sampai di depan rumah Stella. Azka tidak memastikan apakah ini benar benar rumah Stella atau bukan, ia langsung saja menerobos masuk. salah satpamnya sendiri, gerbangnya tidak di tutup.
Azka memarkirkan mobilnya di depan pintu utama rumah Stella. Untuk apa dia repot repot memarkirkan mobilnya di garasi?
Azka turun dari mobilnya dan berjalan dengan tergesa gesa menuru pintu utama.
"Siapa kamu?" Tampaknya memang mustahil bagi Azka untuk menerobos masuk dengan lancar. Memang benar, gerbang dan pintu utama rumahnya terbuka lebar, tapi sesuai dengan percakapan Azka dengan Stella tadi, Stella tidak berkata jika tidak ada yang menjaga.
"Kalau nggak mau minggir, saya pakai kekerasan" ujar Azka dengan 2 penjaga yang menghadangnya di pintu.
"Itu harusnya kata kata saya" ujar salah satu penjaga tersebut.
"Peduli apa gw" karena sedang tergesa-gesa dan kedua orang itu juga tidak dapat di ajak bicara, Azka terpaksa melawan.
Dengan sekejap, 2 orang itu sudah terkapar di lantai.
"Segini doang? Ini yang katanya penjaga?" Ujar Azka melijat kedua orang itu yang sudah tidak sadarkan diri. Azka tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga jika seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang,Gw Kangen..
Teen Fiction"gw harus gimana lagi supaya lo maafin gw, bang?" "Gw juga bisa capek kali" _________________________________________ "HANCUR" Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan hubungan Melvin dengan azka yang merupakan kakak serahimnya. Suatu kejadian ya...