78

2K 189 60
                                    

Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

Bugh-

Bughh-

Brakk-

Bugh-

Suara pukulan dan tendangan terus terdengar. Azka melawan Fauzi, Iky, dan Eta seorang diri.

Untung saja, mereka bertiga tidak terlalu jago, namun bagi Azka yang sudah kelelahan gara-gara ulah William tadi, tentu saja dia perlu melawan mati-matian.

Bugh-

Azka mendapat tendangan di perutnya dan berhasil membuatnya mundur beberapa langkah. Fauzi tersenyum bangga sebab akhirnya dia bisa mengenai Azka.

"Shh- anjing, satu satu dong" ujar Azka memegangi perutnya yang terkena tendangan Fauzi. Azka maju kembali ke hadapan Fauzi.

"Anjir, ini tendangan lo yang kurang apa gimana zi?" Ujar Eta melihat Azka yang tidak tumbang setelah mendapat tendangan dari Fauzi.

Azka menatap tajam ke arah Fauzi penuh dengan intimidasi. Fauzi meneguk ludahnya dengan kasar dan mundur tanpa sadar.

Azka mengepalkan tangannya erat kemudian tanpa aba-aba memukul wajah Fauzi dengan cepat.

Fauzi bahkan tidak sempat bereaksi hingga pukulan itu mendarat di pipinya. Fauzi limbung ke samping. Azka tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia kembali memukul tengkuk Fauzi hingga tubuhnya membentur lantai dan kehilangan kesadarannya.

"1" ujar Azka melihat Fauzi yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Azka beralih menatap Eta dan Iky penuh intimidasi.

Mereka berdua cukup terintimidasi melihat tatapan Azka, namun mereka juga emosi melihat apa yang Azka lakukan kepada Fauzi. Kejadian itu terjadi begitu cepat bahkan sebelum mereka bergerak Fauzi sudah tergeletak di lantai.

"Bangsat!" Umpat Iky kepada Azka.

"Bilangin ke temen lo, lain kali nendangnya jangan setengah-setengah" ujar Azka. Padahal Fauzi menendang Azka dengan kekuatan full powernya.

"Jangan belagu lo, bangsat!" Ujar Eta dengan emosi. Eta tersulut emosi hingga melayangkan pukulan ke arah Azka. Namun tinjuannya itu hanya membabi buta, Azka dapat menghindar dan bahkan menahan pukulan Eta.

Iky membantu Eta, ia menendang secara tiba-tiba dari samping kanan Azka. Untung saja Azka dapat menghindarinya.

"Sabar" Azka melepas sebelah sepatunya kemudian menendangnya ke sembarang arah. Memakai sepatu sebelah saja membuatnya tidak nyaman.

"Kalian bertiga masa gak bisa kawan satu orang?!" Ujar William tidak habis pikir. Ia mendekat ke arah Melvin.

"Woi, bangun" ujar William menepuk keras pipi Melvin. William berdecak kesal sebab Melvin tak kunjung sadar.

"Gak mau liat Abang lo mati?" Ujar William lagi dan lanjut menepuk nepuk pipi Melvin.

"Mumpung gw lagi baik, siapa tau lo mau nyampein pesan ke Abang lo itu" lanjut William.

"Ughh-" Melvin mengerutkan keningnya. Mau pingsan aja nggak tenang hidup Melvin.

"Bangun woi" ujar William mendengar ringisan Melvin. Ia berhenti menepuk-nepuk pipi Melvin saat melihat mata Melvin terbuka.

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang