75

2.8K 176 36
                                    

Yang baca doang tapi nggak vote, pantatnya kelap kelip.

WARNING⚠️⚠️
TYPO BERTEBARAN
TERDAPAT KATA KATA KASAR DALAM CERITA
______________________________________

Happy reading all📖
______________________________________

Maniac gang bersama dengan 2 motor dan 1 mobil polisi menuju ke arah timur. Rencananya, mereka akan tiba lebih dulu untuk menahan varvatos, polisi mendapat giliran tiba belakangan. Alasan yang mereka buat adalah menahan varvatos untuk kabur, sebab jika polisi tiba lebih dulu, tidak menutup kemungkinan, sedetik setelah mereka melihat mobil polisi, mereka akan langsung kabur dan melapor ke William.

Tapi itu hanya alasan yang mereka buat agar mendapat izin dari polisi. Sebenarnya, yang ingin mereka lakukan itu, tidak lain tidak bukan adalah baku hantam. Kapan lagi baku hantam pakai backingan polisi.

Bukankah ini juga menguntungkan bagi polisi? Andai kata mereka menang, tugas polisi hanya mengangkut varvatos menuju ke sel, Sesederhana itu.

"Sesuai rencana yang kalian katakan tadi, kami akan menunggu panggilan dari kalian disini" ujar salah satu polisi yang menaiki motor. Mereka berhenti di tepi jalan tak jauh dari alamat yang dikatakan Leon tadi.

"Woi woi, psstt-" Ian menepuk pelan bahu Randa yang ada di dekatnya. Motor mereka bersebelahan, jadi Ian bisa mengajak Randa berbicara sejenak.

"Apa?" Randa menoleh heran sebab Ian berbicara dengan suara pelan.

"Eh itu polisi gadungan ya? Kok mereka biarin kita kesana sih, terus mereka nunggu disini" Ian sedikit mendekat ke Randa dan berbicara sepekan mungkin sambil melirik lirik polisi yang ada di depan mereka.

"Iya kayaknya, Leon pinter milih polisinya" ujar Randa yang juga berbisik ke Ian.

"Jadi gunanya manggil polisi apa njir, gak guna" ujar Gege yang mendengar pembicaraan Ian dan Randa. Ian terkejut dan hampir saja terpental, padahal dia merasa sudah berbicara dengan sangat pelan.

"Ge, mending lo diem deh, itu polisi buat amanin mereka lah, emang kita bisa angkut mereka semua ke kantor polisi? Yang ada kita juga di tahan gara gara tawuran" ujar Randa mendengar Gege yang ikut nimbrung.

"Yaudah sih" ujar Gege dengan ketus. Tolonglah Randa, Gege sedang bad mood, mendengar ucapan kamu yang barusan itu malah menambah retakan di hati mungielnya. Untung saja Gege masih memakai helm full face nya, jadi Randa tidak melihat wajahnya dengan jelas.

"Psstt- Randa! Udah diem, jadi tambah betmut kan dia" ujar Ian yang dapat di dengar oleh Gege. Wajar saja, Gege berada di belakang Ian, sedangkan Ian berbicara dengan Randa yang ada di depannya juga.

"Apasih lo, apa apa marah, gw gak ada niatan buat lo marah, jangan kekanak-kanakan bisa gak?" Randa tidak sadar meninggikan suaranya hingga seluruh atensi beralih kepadanya. Polisi yang menjelaskan ulang rencana juga berhenti berbicara dan menatap heran ke Randa.

"Oh, maafin saya pak, silahkan di lanjut" Ujar Randa sambil gelagapan.

"Tenang Randa, Jangan berlebihan" ujar Arsen kepada Randa. Mungkin emosi Randa sedang tidak stabil akibat kejadian tiba tiba ini, dan secara tidak sengaja dia melampiaskan emosinya ke Gege. Tapi sungguh, Randa tidak berniat melakukannya, dia hanya sedikit emosi. Di ulangi, hanya sedikit.

"Maaf, Ge..." Randa menghela nafas, ia lupa jika Gege tidak suka mendengar orang lain meninggikan suaranya.

'katanya gak ada niat buat gw marah, tapi bicaranya sambil ngebentak'

Tebak aja itu suara hati mungiel siapa.

"Jika 10 menit kalian tidak menelpon, kami akan segera ke sana. Bagaimana, ada yang keberatan?" Ujar salah satu polisi.

Bang,Gw Kangen.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang