1. Putri Jangan Sedih

1.1K 59 0
                                    

"Apa lagi? Aku tidak ingin pergi denganmu lebih baik kau pergi saja dari tempat ini! Apa kau tuli?"

"Ayah saya mengatakan saya harus pergi dengan anda. Duke, saya harus pergi dengan anda!"

Ayah memerintahkanku untuk pergi dengannya, bagaimana jika ayah mendengar bahwa aku tidak menjalankan tugasku? Bagaimanapun aku harus pergi dengannya! Dia juga tunanganku bukan? Satu kali saja!

"Aku akan pergi dengan orang lain! Ini bukan waktunya untukmu mengantarkanku berkeliling! Nona lebih baik kau kembali saja!"

"Saya akan bersama anda! Kumohon Duke!" Aku menyentuh tangannya.

"Jangan membuatku mengulangi kata-kataku!" Dia menghempaskan tanganku begitu saja.

Bagaimana ini? Ayah akan marah jika aku tidak bersama orang ini. Tapi dia bahkan tidak mau pergi bersamaku. Apa karena dia malu jika harus berjalan denganku ini? Apa dia tidak mau bersamaku? Aku menatap kakiku yang bergetar hebat. Aku tidak sakit hati jika laki-laki ini memperlakukanku begitu buruk lagipula aku tahu kenapa dia tidak ingin pergi. Wajahku, tubuhku, dan citra yang selama ini orang lihat bahwa aku adalah anak cacat dari rumah Marquess. Anak bodoh, anak tidak tahu diri, anak cacat. Aku mengusap wajahku yang penuh dengan air mata. Dia telah pergi bersama rombongannya tanpa mau melihatku.

"Arghttt..."

"Apa yang kau lakukan?" Tanya kakak pertamaku menjambak rambutku.

"Duke ti-dak ingin pergi denganku!"

"Benar-benar kau ini anak bodoh!"

Kakak mencengkram erat rambutku dan menyeretku pergi tanpa kau memperdulikan berapa banyak rambut yang telah berjatuhan di bawah sana. Aku tahu akan dibawa kemana. Aku tahu kakak akan memberikan hukuman lebih mengerikan lagi. Tapi bagaimana caraku membujuk Duke? Orang-orang bahkan tahu dia terpaksa bertunangan denganku.

"Ka-kak! Sa-kit!"

"Sakit? Kau membuat keluarga ini malu!"

"Hiskkk... Maaf!"

"Aku akan memberitahu ayah bagaimana sikap burukmu ini?"

"Jangan!" Teriakku ketakutan.

Bagaimana bisa?

Tidak! Tidak! Tidak!

Brakkk...

Pintu terbuka lebar menampilkan sebuah ruangan begitu gelap. Seseorang duduk disana dengan mata tajamnya tertuju padaku. Mata biru gelap itu seakan menusukku dan mencekikku.

"Dimana Duke Jacorey?"

"Dia pergi tanpa anak ini! Anak ini membuat keluarga ini dipermalukan!" Kakak melepaskan tubuhku dan mendorongku maju.

"Ti-dak ayah! Duke Jacorey..."

"Tutup mulutmu!" Ayah berdiri dan mengambil sesuatu di atas mejanya.

Mataku terus menatap pergerakan ayah yang kian mendekat. Tidak lagi! Tidak! Tidak! Tidak!

Jangan benda itu!

Jangan benda!

Ctakk...

🕊️🕊️🕊️

"Arghttt..."

"Saya telah mengobati anda! Saya permisi!"

Sakit! Punggungku sakit! Berapa cambukan yang ayah berikan padaku hari ini? Rasanya aku tidak sanggup lagi untuk berdiri dan berjalan keluar. Rasanya aku seperti ingin mati saja. Aku mengambil selimut dan meringkuk di dalamnya tanpa mau melihat dunia ini lagi.

Dunia ini menakutkan!

Dunia ini sangat mengerikan!

Kenapa aku yang salah? Kenapa aku harus hidup seperti ini? Aku menggigit bibirku seakan dengan itu rasa sakit dipunggungku akan menghilang. Tapi tidak. Bukan hanya punggungku yang sakit tapi dadaku juga.

Bukankah bukan salahku jika terlahir seperti ini? Bukankah bukan salahku jika tubuhku tidak normal? Aku membungkam mulutku seperti biasa. Tidak boleh ada yang tahu jika aku menangis! Tidak boleh! Ayah, ibu, kakak pertama, dan kakak kedua. Bahkan pelayan dan kstaria tidak boleh ada yang tahu. Jika mereka tahu mereka hanya akan membuatku menderita.

Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini?

Tidak ada yang peduli padaku.

🕊️🕊️🕊️

"Tuan meminta anda untuk tinggal di tempat ini sebelum dia mempersilakan anda pergi. Ini makan malam anda! Saya permisi!"

Makan malam? Ternyata hari sudah begitu gelap, mungkin aku tertidur sampai tidak tahu jika dunia telah dipenuhi dengan bintang-bintang di atas sana. Malam ini mungkin ayah sedang menjamu Duke Jacorey. Dia baru saja datang dari tempat jauh untuk datang ke tempat ini. Bagiku tidak ada bedanya dia datang atau tidak. Tidak ada yang peduli. Aku mengusap mataku, setidaknya mereka masih memberiku makanan enak. Roti keras, susu yang dingin, sup dingin yang hanya ada kentang di dalamnya, dan sebuah daging kecil. Apa ini buah? Rasanya hanya sebuah potongan kecil bekas seseorang.

Tanganku begitu bergetar mengambil satu sendok sup.

Tinggg...

Bahkan aku belum bisa menggerakkan tanganku ini. Aku mendekati mangkuk dan memakannya seperti seekor anjing kelaparan. Ini lebih baik. Rasanya tenggorokanku mulai basah karena sup ini. Tidak ada rasa selain rasa hambar. Lagi-lagi aku berpikir bahwa mati mungkin lebih baik. Tubuh ini adalah tubuh cacat. Tubuh kusam, rambut pirang kusut, dan mata merah. Katanya jika seseorang terlahir dengan mata merah dia adalah sebuah kecacatan di dunia ini. Mata pendosa!

Aku akui bahwa mungkin aku adalah sebuah musibah untuk keluarga ini. Ayah memiliki rambut gelap dengan mata biru. Ibu memiliki rambut biru gelap dengan mata abu-abu. Kedua kakak laki-lakiku begitu mirip dengan ibu dan ayah. Rambut biru gelap dan mata biru gelap itu. Mereka terlihat menakutkan! Tapi siapa sangka anak perempuan terakhir mereka tidak mirip pada seorang pun disini? Ibu bahkan tidak mengakuiku sebagai anaknya. Jadi, mungkin aku harusnya mati saja sebelum lahir di dunia ini.

Kupikir jika dia menyukaiku, dunia ku akan baik-baik saja. Tapi tidak. Mata hijaunya dan rambut pirangnya. Dia begitu tampan tapi tidak berperasaan. Dua tahun bertunangan dengannya, aku hanya dianggap sebagai tunangan bayangan. Tidak dianggap.

Duke Dallen Jacorey hanyalah seorang yang tidak membutuhkan sebuah pernikahan. Pertunangan kami hanyalah sebuah simbol terikat untuk keluarga kami. Apalagi jika bukan bisnis dan politik? Jika membutuhkan wanita mungkin wanita lain jauh lebih baik dariku. Aku bukanlah seseorang yang diinginkannya!

Benar untuk apa?

Aku cacat!

Mata ini! Rambut ini!

Kenapa hanya aku yang berbeda? Bahkan kakek nenek baik dari pihak ayah dan ibu, mereka juga tidak menyukai kelahiranku ini. Mungkin bagi mereka aku adalah sebuah kesialan di keluarga ini.

"Sudah 22 tahun!" Aku tersenyum dan tidur melihat bintang begitu cantik.

Akhirnya aku bertambah umur hari ini. Tidak ada perayaan, tidak ada pesta, tidak ada apapun.

"Selamat ulang tahun...
Selamat panjang umur...
Hiskkk..."

"Selamat u-lang ta-hun, Miya!"

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Baiklah ini kisah tentang Miya yang akan mengantarkan kita ke dalam sebuah kerajaan yang penuh dengan hal-hal aneh.

Nantikan cerita Miya selanjutnya!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang