50. Di Balik Mata Merah

255 32 1
                                    

"Nama aslinya Abel. Kami sudah mengenal sejak kami kecil. Dia terlahir dengan mata merah yang begitu bersinar terang seperti api mirip denganmu. Bukan mata darah seperti mata merah lainnya. Sejak dulu dia hidup sendirian, tidak ada asal-usulnya yang jelas. Kata ibuku, dia ditemukan di dekat hutan dan ibu membawanya pulang. Kami tumbuh bersama dan saat usianya remaja. Dia memberitahuku bahwa dia bisa melihat sosok lain. Sosok hitam yang kami sebut dengan roh mati. Abel sering berkomunikasi dengan mereka sampai semua orang begitu membencinya dan menganggapnya gila. Tapi bagiku dia anak yang unik. Dia baik, pekerja keras, dan sangat menyayangi kami. Saat usia kami menginjak dewasa, sebuah tragedi terjadi pada keluargaku. Warga desa menganggap kami penyihir!"

Matanya mulai berkaca-kaca mengingat kenangan masa lalu yang begitu jauh. Zaman dulu orang-orang akan percaya pada penyihir dan kekuatan sejenis. Tapi kenyataannya tidak ada hal seperti itu.

"Ayah, ibu, adikku, mereka mati digantung di alun-alun desa. Saat itu Abel dan aku bersembunyi dari kejaran warga desa. Kami saling berpelukan sampai dimana kami memilih pergi ke hutan. Apakah kau tahu tentang hutan di wilayah Vector? Dulu tempat itu tidak memiliki nama seperti sekarang. Kami bersembunyi disana selama bertahun-tahun. Abel terus mengasah kemampuannya setiap malam. Dia terus berkomunikasi dengan roh. Tapi suatu saat, dia menjadi seperti orang lain. Matanya menjadi begitu merah seperti darah, pandangannya menjadi begitu buruk, sampai aku merasakan dia bukanlah Abel yang kukenal dulu."

"Wilayah desa yang ditempati orang-orang yang membunuh keluargaku adalah tempat dimana kita pijak saat ini Arabella!"

Pantas saja Abel berniat membunuh empat pondasi. Aku jadi paham. Bukan hanya tentang pembalasan dendam keluarga kekasihnya dan keluarga yang telah membesarkannya, tapi juga tentang mereka yang telah membuatnya menderita. Abel mengutuk mereka semua di tanah ini.

"Jadi itu alasan jelas kenapa Abel sangat membenci tanah ini."

"Hmm... Dia pergi membawa berbagai iblis dan roh. Abel membunuh semua orang tanpa terkecuali. Aku tidak bisa melakukan apapun selain melihatnya terus menerus membunuh tanpa henti. Abel sudah bukan lagi Abel. Dia sudah dirasuki oleh iblis dan memakan banyak jiwa. Aku... Aku takut. Ini bukan tentang keluargaku lagi tapi semua orang. Jika Abel terus seperti itu hanya aku yang akan merasa bersalah. Aku membunuh dia tepat di jantungnya. Aku sangat ingat tangan ini membunuhnya. Bahkan aku melihat sendiri petinya terkubur. Aku salah. Aku membunuh ayah dari bayiku. Aku akui aku salah membunuhnya tapi dengan cara itu dia berhenti membunuh orang-orang."

"Anda tidak memiliki kesalahan atas itu tapi anda memiliki kesalahan karena telah menipu raja, Lucius."

"Iya! Aku tidak tahu jika saat itu aku telah mengandung seorang anak. Aku tidak tahu. Aku mencintai Lucius, dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku mendapatkan sebuah cinta lain yang begitu tulus darinya. Dia mengingatku pada Abel sebelum dia dirasuki. Tapi aku sangat mencintai Lucius dari aku mencintai Abel. Abel hanya seperti kakak dan keluargaku tapi Lucius. Dia seorang pria bagiku. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku membohonginya! Aku salah! Saat anakku lahir, dia terlahir dengan mata  emas dan rambut merah. Rambut yang sama dengan Abel. Duniaku hancur saat itu. Walau begitu Lucius hanya diam saja. Dia hanya mengatakan pada orang-orang bahwa keluarga juga memiliki rambut merah. Aku tahu dia hanya ingin melindungiku dari cemoohan bangsawan lain. Hiskk..."

"Lucius keluarlah! Aku tahu kau menguping sejak tadi!"

Lucius muncul dari balik sebuah rak buku. Dia berjalan begitu pelan dan menunduk dalam. Mereka juga harus menyelesaikan masalah mereka.

"Irina?"

"Lucius? Lucius? Maafkan aku Lucius! Maafkan aku! Aku tidak bermaksud menipumu, aku tidak bermaksud untuk itu. Aku ingin sekali meminta maaf sejak dulu tapi kau selalu menghindariku sampai malam itu. Sebelum Abel membunuhku, aku sangat ingin bertemu denganmu. Aku ingin meminta maaf! Maafkan aku!"

"Hmm... Maafkan aku Irina. Aku menghindarimu karena aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku belum bisa menghadapimu sampai saat ini. Aku takut mengetahui tentang anakku yang bukan anakku."

"Hiskkk... Aku mencintaimu Lucius! Kau adalah laki-laki yang sangat baik. Maafkan aku!"

"Ya, aku tahu. Walaupun begitu walau anak itu bukan anakku, aku sangat menyayanginya karena aku juga sangat mencintaimu. Irina, sebelum aku matipun aku ingin kau tahu. Tidak masalah tentang siapa anak itu, tapi kenyataannya kau istriku. Maafkan aku! Aku juga melakukan kesalahan tidak bisa melindungimu! Maaf!"

Lucius memeluk tubuh Irina. Baru kali ini laki-laki ini begitu terharu. Dia menjadi sosok lain dimataku. Bukan lagi kakek-kakek yang cerewet tapi seseorang yang begitu mencintai istrinya. Hanya saja bagaimana bisa Abel hidup kembali? Ataukah malam itu dia belum mati? Ataukah para iblis dan roh jahat yang membangunkannya dari kematian untuk balas dendam? Setelah dia membunuh Lucius dan Irina, para iblis telah menyelesaikan tujuannya. Hutan Vector lebih menyimpan banyak hal. Abel pasti disana dan membuat sesuatu yang amat berbahaya. Apakah mungkin dia mempelajari tentang buku hitam? Tapi darimana?

"Baiklah, jadi bagaimana Abel bisa mati malam itu? Apa kalian berdua tahu?"

Cukup untuk saling bertemu. Ini bukan waktunya.

"Beberapa ksatria datang dan membunuh Abel. Saat itulah asap hitam keluar dari tubuhnya. Itu yang kudengar dari arwah lain saat kematian kami. Lucius, apakah kau sudah memberitahu Lucy tentang mata merah?"

"Aku sudah mengatakan semuanya dan membantunya menemukan mata merah lainnya. Tapi semua mata merah telah mati di tanah ini kecuali seseorang yang memiliki mata merah dan rambut abu-abu yang Lucy lihat. Aku tidak menemukannya dimanapun."

"Bisa jadi dia bersembunyi di tempat seseorang. Aku tahu dia tidak mungkin bekerja sendiri. Apakah anda tahu kelahiran seorang pangeran yang disembunyikan? Seseorang yang memiliki ciri-ciri itu mungkin saja terlahir disini. Jika tidak, dia mungkin salah satu sepupuku."

Kakek mungkin saja menyembunyikan anak sepertiku ini. Dia mirip dengan ayah yang suka mengurung. Daripada memberitahu pada dunia lebih baik mengurungnya.

"Tidak ada. Generasi ini hanya memiliki rambut merah sebagai keturunan asli kerajaan. Tidak ada kelahiran mata merah di istana."

"Hmm... Jadi kita hanya memiliki satu tempat. Tanah Vector! Yang mulia, apakah anda pernah melihat Abel? Mungkin saja roh orang itu berada di tempat ini. Saya belum pernah melihatnya."

"Dia tidak ada di dunia ini lagi. Jadi jangan mencarinya!" Larang Lucius.

"Apa yang ingin kau ketahui lagi Lucy? Hanya itu yang bisa kuberikan padamu. Aku tidak tahu apapun yang terjadi di luar sana. Aku hanya bisa berada disini."

"Saya hanya ingin tahu apa yang terjadi pada dulu pada Abel. Terima kasih telah memberitahu saya!"

"Bisakah kau mengusirku dari sini Lucy? Aku ingin bertemu keluargaku. Mereka pasti sudah menungguku sejak lama. Lucius, aku akan pergi lebih dulu. Apakah kau tidak keberatan?"

"Jika semua ini selesai. Aku akan menyusulmu, Irina. Aku harus menjaga tanah ini dan anak ini. Dia akan terus mengingatkanku padamu. Tunggu aku!" Lucius mencium tangan Irina.

Aku ingin bertepuk tangan pada pasangan roh ini. Dimana bunga? Aku harus menaburkannya pada mereka.

"Lucius mundurlah! Yang mulia tolong tunggu sebentar lagi, saya akan segera menyelesaikannya dan anda bisa bersama laki-laki ini."

"Berhati-hatilah Lucy! Aku percaya padamu!"

"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat tenanglah!"

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang