"Hmm?"
"Aku memberikan hasil tangkapanku pada Miya!" Putra mahkota berdiri di depanku.
Apa maksudnya? Aku melirik hewan-hewan darinya. Bukan hanya satu atau dua, tapi banyak hal yang dia berikan. Apa-apaan ini? Tubuhku bergetar menerima pemberiannya yang kelewat tidak masuk akal. Harusnya dia tidak menyebut namaku. Harusnya dia berikan saja pada nona lain. Aku membungkuk hormat padanya, ini sebuah kehormatan juga kematian secara bersamaan.
Apa yang dipikirkan laki-laki ini?
"Apa kau senang?" Tanyanya.
"Saya senang. Tapi yang mulia, saya merasa sangat sungkan menerimanya. Saya..."
"Miya, aku ingin berteman denganmu!"
Berteman? Tunggu, apa maksudnya? Berteman apa? Aku melirik ke arah keluargaku yang sejak tadi mengalami keterkejutan. Bahkan wajah ibu menjadi begitu pucat. Aku mendongak melihat wajah putra mahkota yang tersenyum. Apa dia tidak waras?
"Aku ingin berbicara banyak denganmu! Bukankah kita sudah bertemu sebelum ini? Aku hanya merasa kau wanita aneh. Maksudku aku tidak tahu bahwa kau adalah anak angkat dari keluarga Madison. Kupikir bahwa kau adalah anak kandung dari mereka. Tapi dugaanku salah. Aku hanya penasaran saja. Ditambah mata merah itu!" Bisik putra mahkota padaku.
Mata merah? Dia melihatnya? Aku menunduk dalam, di kerajaan ini mata merah melambangkan kesialan. Siapa saja yang memiliki tentu saja tidak akan diterima di dalam keluarga manapun. Bahkan istana akan mengusir anak mereka jika terlahir dengan mata ini.
"Kenapa? Kenapa anda seperti ini?" Tanyaku takut.
"Besok, aku akan datang ke rumahmu. Aku ingin berbicara banyak padamu. Kita sudah berteman bukan?"
"Hmm... Yang mulia. Itu... Itu... Saya..."
"Aku akan memintanya pada ayahmu, kau tenang saja Miya!" Putra mahkota menepuk kedua pundakku. Rasanya aku mengalami beban pada kedua pundak ini.
🕊️🕊️🕊️
"Kenapa putra mahkota memberikan buruannya padamu?" Tanya Rexton sedang mengintrogasiku. Disini, aku bersama tiga laki-laki ini setelah ibu pergi lebih dulu bersama Maya.
Wajah ibu tidak baik-baik saja setelah tahu bahwa putra mahkota akan datang ke rumah. Sebenarnya aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku dan putra mahkota. Kami hanya bertemu satu kali dan sudah itu saja. Tapi apa aku membuatnya penasaran padaku? Aku tidak tahu. Ayah menyilangkan tangannya angkuh.
Viston mengamati wajahku lamat-lamat. Bahkan aku tidak tahu apa yang mereka inginkan dari interogasi ini. Apakah aku salah? Aku tidak tahu.
"Aku tidak tahu."
"Hah... Sialan! Apa yang kau lakukan? Bagaimana jika orang-orang tahu bahwa kau memiliki mata merah sialan itu? Hah?"
"Maaf." Aku menunduk mendengarkan ucapan Rexton.
"Bersikaplah baik besok pada putra mahkota. Jangan mempermalukan keluarga kita dan tetaplah sembunyikan matamu walau putra mahkota tahu sekalipun. Kita tidak tahu apa yang diinginkan putra mahkota. Tapi jelas, dia sangat ingin tahu tentangmu. Viston temani Miya besok. Ini tugasmu!" Perintah ayah.
"Aku?" Tunjuk Viston pada dirinya sendiri.
"Rexton tidak mungkin bisa menahan emosinya. Apa kau ingin melihat anak ini melakukan sesuatu pada Miya dihadapan putra mahkota?" Tanya ayah.
Aku tahu ayah bukan khawatir padaku tapi dia khawatir Rexton akan bertindak di luar batas lagi di hadapan putra mahkota. Aku jadi penasaran, kenapa putra mahkota melakukan hal ini?
"Baiklah!" Viston menerima dengan tatapan tajam tertuju padaku.
"Aku tidak akan membuat masalah besok. Kakak tenang saja!"
Hanya sampai rasa penasaran putra mahkota terjawab. Aku harus bersikap baik. Sangat baik. Agar kakak tidak menghukumku, agar ayah tidak mencambukku, dan agar ibu tidak sakit.
🕊️🕊️🕊️
"Maya! Apakah hewan-hewan ini dari Duke Jacorey?" Tanyaku melihat hasil dari Dallen. Kata pelayan susu Dallen memenangkan pertandingan berburu.
Dia menangkap banyak hewan di hutan, urutan kedua adalah putra mahkota, dan ketiga adalah Duke Vector. Kakek memang luar biasa hebat! Disana aku bisa melihat wajah keluarga ayah dan ibu. Tapi sayangnya tidak ada seorangpun yang memiliki rambut pirang kusut ini dan mata merah. Aku jadi ragu bahwa aku adalah anak kandung dari keluarga ini. Di buku tidak menjelaskan apapun mengenai anak yang berbeda disebuah keluarga.
Tapi aku masih tahu satu hal. Aku memiliki kemiripan di wajah ayah. Kami memiliki tanda di bawah mata kami. Tanda dua titik. Seperti bintang. Hanya itu saja yang membuat kamu mirip satu sama lain.
"Iya, dia memberikan ini semua."
"Wahh..."
"Miya, apakah kau baik-baik saja aku menerima hadiah dari Dallen?" Tanya Maya hati-hati.
"Ah, iya."
Bahkan Maya bisa leluasa mengatakan nama Dallen dari mulutnya. Aku jadi penasaran bagaimana hubungan mereka sebenarnya. Sejujurnya aku sangat menyukai Dallen. Dia laki-laki tampan walau sering bersikap dingin padaku. Tentu saja karena kami bertunangan selama dua tahun. Aku melirik Maya yang memperhatikan kumpulan hewan mati ini.
"Maya!"
"Iya?"
"Apakah kau mengenal Duke Jacorey lama? Aku sangat penasaran, juga kenapa kau menerima ini semua. Apakah kau tidak memiliki keluarga? Maaf jika pertanyaanku banyak. Aku hanya penasaran. Kau sangat mudah dekat dengan keluargaku."
Bukankah aku iri? Ditambah hewan buruan ayah dan kedua kakakku diberikan untuk Maya dan ibu. Sedangkan aku hanya dari putra mahkota saja.
"Aku anak yatim piatu. Ibuku meninggal setelah melahirkanku dan ayahku... Dia aku tidak tahu dia dimana. Lalu aku bertemu Duke Jacorey saya dia berada di desaku. Kami bertemu dan dia memintaku datang ke rumahnya untuk bekerja sebagai pelayan. Kami mengenal secara dekat. Maaf jika kedatanganku membuat masalah besar padamu aku tahu ini salah. Tapi Marquess Madison memintaku untuk menjadi anak kandungnya demi keluarga ini. Sebenarnya aku tidak enak hati padamu, kau tahu. Aku hanya seorang pelayan biasa. Tapi... Aku tidak bisa menolak karena Dallen juga memintanya padaku."
Tapi kenapa dia bisa leluasa seperti ini? Bahkan dia memanggilku seperti seseorang yang mengenal lama. Aneh. Kenapa sangat aneh. Aku tersenyum dan menatap wajah Maya dari dekat.
"Tapi berkatmu, aku bisa hidup." Aku menatap ke arah langit.
Aku tahu sekarang apa yang terjadi.
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
ФэнтезиTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...