17. Hadiah Yang Ditunggu

288 32 0
                                    

Apa-apaan ini?

Aku melihat keberadaan Dallen berada di gerbang. Apa dia ingin meminta maaf? Aku berdiri di depannya dan melihat wajahnya sekali lagi. Sungguh dia adalah laki-laki yang begitu tampan. Kenapa dia tidak bisa melihat wajahku ini? Setidaknya aku memiliki kecantikan seperti ibu. Kata Lucius aku cantik.

"Saya tidak akan memberitahu orang-orang. Maaf membuat keributan di rumah anda." Aku menunduk padanya.

"Aku yang salah. Maaf, tidak mencari tahu lebih dulu. Sebagai permintaan maaf, aku mengirim hadiah untukmu di kereta. Semoga kau menyukainya!"

Hadiah? Aku bisa menjualnya tentu saja. Aku tersenyum dan mengangguk kaku. Lebih baik cincin ini kukembalikan padanya. Bukan aku tunangannya sekarang. Aku mengambil cincin ditanganku dan menyerahkannya padanya. Memang aku yang bertunangan tapi dia telah melepaskan untuk menikah dengan Maya. Jadi apa artinya aku ini?

"Saya tahu anda tidak menyukai saya tapi saya harap tidak ada masalah diantara anda dan saya. Terima kasih telah menjadi tunangan saya dua tahun ini, Duke. Saya harap anda bisa bahagia dengan Maya. Jika anda ingin membuangnya, buang saja. Ini sudah milik anda lagi. Saya permisi!"

Napasku tercekat saat masuk ke dalam kereta. Kenapa banyak sekali hadiah dari orang itu? Aku masuk dan melihat pelayan susu tersenyum padaku. Uang tutup mulutku sangat luar biasa. Dengan ini aku bisa mendapatkan lebih banyak uang hidup. Aku tidak membutuhkan putra mahkota lagi rupanya. Ini lebih dari cukup untuk pergi dari rumah.

"Kau tidak ingin menangis?" Tanya Lucius berdiri di atas tumpukan hadiah.

"Tidak! Aku sudah mengeluarkan cukup banyak air mata untuknya malam itu. Sekarang tidak ada rasa yang tertinggal selain kebencian. Kita tidak membutuhkan putra mahkota lagi, pelayan susu. Jual semua barang ini. Kita lakukan rencana kita."

🕊️🕊️🕊️

Apakah aku tidak membutuhkan putra mahkota? Bukankah aku mengatakannya beberapa saat yang lalu. Tapi kenapa dia berada di rumah ini? Hari ini? Bersamaku?

"Yang mulia? Ada masalah apa? Sepertinya ada hal yang ingin anda bicarakan kepada saya." Aku menyesap teh dan menunggunya berbicara.

"Jadilah temanku Miya!"

"Tidak!"

"Kenapa? Bukankah kita berdua adalah orang yang mirip? Jadilah temanku dan kau akan menjadi wanita paling berpengaruh!"

"Tidak!"

"Hmm... Apa yang kau inginkan sampai kau ingin menjadi temanku?"

"Uang! Uang yang banyak. Anda tahu bukan bahwa saya adalah anak cacat. Jadi saya yakin yang dibutuhkan tubuh ini adalah uang. Saya tidak membutuhkan kekuasaan atau ketenaran. Saya hanya membutuhkan uang saja!"

"Bagaimana jika kau datang ke pesta teh bersamaku? Aku akan memberimu emas!"

"Dimana?"

"Tempat Duke Levin? Kau mau? Jika kau mau aku akan memberimu uang banyak juga hadiah. Hanya sebentar saja, kumohon."

"Kenapa harus saya?" Tanyaku mencoba mencari informasi darinya.

Rasanya penasaran laki-laki ini jauh lebih berbahaya. Dia pasti menginginkan sesuatu dariku, mungkin seperti sebuah tontonan atau hiburan? Aku menahan senyum, mungkin tidak masalah pergi ke rumah Levin. Aku memang ingin berkunjung sesekali. Tinggal bagaimana caraku pergi ke rumah Vector saja.

"Karena aku tertarik padamu!"

"Hah... Baiklah. Saya akan pergi anda tapi sepertinya sulit untuk mendapatkan izin dari ayah saya. Apakah anda tidak masalah memintanya pada ayah saya? Karena jika saya yang memberitahu ayah, pasti saya tidak bisa pergi dengan anda besok."

"Jadi kau mau? Bersamaku?"

"Iya!"

"Baiklah! Serahkan padaku dan besok aku akan menjemputmu disini! Sampai jumpa, Miya!" Putra mahkota menarik tanganku dan mengecupnya singkat.

Apa dia memang tertarik padaku? Aku tidak merasakan hawa ketidak tulusan darinya. Tapi aku jadi merasa bersalah dia telah mencium sebuah kesialan ini. Aku melihat lagi wajah putra mahkota yang memerah, semoga saja dia tidak berpikir di luar logika.

🕊️🕊️🕊️

"Putra mahkota akan menjemputmu besok. Jangan mengecewakan ayah, Miya!"

"Saya akan baik-baik saja!"

"Lalu darimana kau belajar tentang etiket bangsawan? Apakah seseorang mengajarimu? Ayah belum menemukan guru yang cocok untukmu tapi sepertinya kau belajar banyak hal dari seseorang."

Sejak kapan ayah tertarik pada pendidikan putri cacat ini? Aku mengetahui bahwa ayah membenciku sampai ke tulangnya. Anak perempuan cacat adalah sebuah aib keluarga. Dia mana mau membuatku masuk ke dalam dunia sosial. Acara besok juga hanya dihadiri oleh keempat keluarga besar saja. Hanya acara untuk para pondasi kerajaan ini.

"Buku. Ibu memberi saya buku dan saya meminta buku dari perpustakaan karena saya sangat bosan di dalam kamar. Beberapa kali saya akan belajar dari pelayan saya jadi ayah tenang saja. Saya tidak akan membuat malu nama Madison. Jika suatu ketika saya melakukan hal memalukan, ayah hanya perlu mengeluarkan saya dari daftar keluarga. Toh, saya hanya anak angkat. Kalau begitu saya permisi ayah, saya harus bersiap untuk besok."

Bohongku.

Aku hanya ingin kembali dan melihat yang dari hasil penjualan hadiah dari Dallen. Aku hanya menjual perhiasan dan beberapa hadiah aneh. Maksudku itu tidak berguna untukku. Aku tidak perlu sebuah pajangan, atau apapun untuk menghiasi kamar suram. Aku hanya membutuhkan uang saja. Juga besok, putra mahkota mengirimkan gaun indah untukku berwarna merah. Apa dia ingin membuatku terlihat mencolok. Bahkan gaunnya lebih mahal dari sebuah benda di kamar ini.

"Bagaimana?" Tanyaku meraba gaun merah.

"Anda mendapatkan banyak uang, nona. Saya telah membawa apa yang anda inginkan. Tapi apa ini akan berguna?" Tunjuk pelayan susu memperlihatkan sebuah benda padaku.

"Iya. Sangat. Setelah aku pergi, kau bisa pergi ke rumah bangsawan lain. Lebih baik bukan dari ke empat keluarga besar. Ksatria wajah dingin juga berniat untuk melamar pekerjaan di bangsawan lain sekelas gelar ayah. Aku tidak tahu tentang ksatria bisu, tapi dia sangat menyukai Maya. Jadi mungkin dia akan lebih mudah beradaptasi di tempat ini."

"Apa anda akan baik-baik saja?"

"Aku akan baik-baik saja. Di dunia ini yang perlu ditakutkan adalah manusia. Sejatinya mereka terkadang bertindak di luar batas kemampuan. Apa kau tahu besok adalah harinya? Aku akan memanfaatkan putra mahkota. Dia sepertinya menyukai saudara perempuanku. Hahaha... Maya. Kau benar-benar menangkap hewan besar lainnya. Beruntungnya dirimu sebagai gadis normal. Hah... Putra mahkota itu tidak pandai berbohong. Entahlah dia lebih mirip seekor hewan pemula."

Saat dia mencium tanganku bukan wajah tersipu yang dia tunjukan. Tapi wajah jijik pada tubuhnya sendiri karena mencium tangan seorang anak cacat. Itu bukan salahku. Dia sendiri yang melakukannya.

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang