"Darimana saja kau?" Tanya Rexton menungguku di depan gerbang.
Mungkin menungguku karena dia berdiri disana. Apa dia khawatir atau baru saja mengantarkan kepergian Dallen. Aku melihat Dallen pergi bersama prajurit di belakangnya. Mungkin dia ingin pergi ke desa itu. Tapi dia sangat terlambat datang kesana. Harusnya dia datang lebih cepat dan melihat wajah iblis itu. Mengerikan.
"Maaf tuan muda, nona mengalami masalah pada perutnya. Kami sesekali berhenti sampai keadaan nona membaik." Jawab pelayan susu.
"Oh, kau muntah? Hahaha... Anak ini tentu saja melakukan tindakan memalukan. Aku baru ingat bahwa kau pertama kali menggunakan kereta. Bagaimana rasanya? Menjijikan! Cepat basuh wajahmu itu! Bau mu sangat busuk!" Sindir Rexton menutup hidungnya.
Ada masalah apa dengan orang ini? Pantas saja tidak ada seorangpun yang berniat untuk menikah dengannya. Viston memang sering mengejek tapi dia memiliki sifat tenang. Kenapa mereka memiliki sifat buruk satu sama lain? Aku mengangguk dan pergi bersama pelayan susu. Maya dan Viston berada di depan pintu. Entahlah mereka juga pasti sedang mengantarkan Dallen pergi beberapa saat yang lalu.
Dimana aku menemukan kamarku? Aku ingin segera beristirahat tanpa mau melihat mereka.
"Kau baik-baik saja Miya?" Tanya Maya hati-hati.
"Iya! Aku baik, hanya saja! Aku ingin muntah lagi, maafkan aku!"
"Sebaiknya kita cepat pergi nona!" Pelayan susu mengantarkanku secepat mungkin menuju kamar yang disediakan. Jujur saja aku ingin muntah lagi.
🕊️🕊️🕊️
Kenapa aku bisa berada disini? Dilihatpun mereka terus berbicara tanpa mempedulikan kehadiranku disini. Tapi tidak masalah, aku menyukai hidangan mereka. Makanan enak disana dan disana. Jangan lupakan daging kualitas terbaik ini! Keluarga Jacorey memang memiliki daging di atas rata-rata. Bahkan istana mengambil banyak daging dari keluarga ini.
"Aku menemukan kerusakan di desa itu. Bahkan beberapa orang juga menjadi korban atas datangnya hewan liar yang tiba-tiba masuk ke dalam kawasan desa. Tapi rasanya aneh melihat mereka yang memiliki alasan yang sama. Tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa mereka diserang sesuatu hal aneh. Terakhir informasi yang kudapatkan mereka mengalami kejadian mistis. Tapi nyatanya sekarang mereka mengatakan bahwa hewan liar masuk ke dalam desa."
"Mungkin saja orang-orang cepat menyimpulkan di awal. Mereka hanya takut untuk keluar rumah mereka saja." Viston angkat bicara tentang masalah ini.
Memang semestinya mereka akan ketakutan. Aku sudah membuat mereka tutup mulut tentang peristiwa ini. Dengan perjanjian bahwa iblis itu tidak akan datang lagi ke desa mereka. Mungkin beberapa saat mereka tidak akan datang ke tempat itu. Mungkin.
"Hahaha... Aku mendapatkan hal menarik di tempat ini! Kau tahu tentang Maya disana! Dia memang berniat menjadi anak dari ayahmu."
"Saya sudah selesai, terima kasih atas makan malamnya. Makanan ini sangat lezat sampai saya lupa rasa masakan di rumah." Aku menunduk pada mereka.
Dari bagian manapun aku memang tidak berniat untuk bertahan disana lebih lama lagi. Aku cukup bisa bertahan untuk menyelesaikan apa yang kumakan. Dallen mengangguk singkat padaku. Itu artinya aku bisa pergi bersama Lucius.
"Apa yang kau lihat?" Tanyaku pada roh gentayangan ini.
"Apa menurutmu ayahmu tiba-tiba saja menemukan Maya? Hahaha... Dia gadis licik, Miya! Dia mendatangi langsung ayahmu dan mengatakan bahwa ibunya telah lama mati. Tapi apa? Ibunya masih hidup secara jelas di rumah ini. Jika ibumu tahu, ini sangat memilukan!"
"Jadi wanita itu bersembunyi di tempat ini? Hahaha... Sialan. Biarkan saja. Ibu juga tidak mungkin percaya bahwa ayah berselingkuh di belakangnya, dia hanya tahu bahwa Maya akan membuatnya menjauhi hukuman yang lebih mengerikan dari dikucilkan bangsawan. Ibu lebih menyukai kehormatannya, dia tidak akan peduli tentang apakah ayah memiliki kekasih lain atau tentang ayah yang memiliki wanita lain. Secara hukum ibu juga yang memiliki hak atas tanah keluarga Madison. Lupakan saja tentang Maya, dia hanya akan jadi alat untukku pergi dari sana."
"Kapan kau akan pergi?"
"Setelah aku bertemu dengan putra mahkota. Setelah itu... Aku akan mati!"
🕊️🕊️🕊️
Rumah ini lebih buruk!
"Arghttt..." Aku menahan rasa sakit mendapatkan pukulan dari Rexton.
Pagi ini entah ada angin apa anak laki-laki ini menarik tubuhku menuju tempat yang penuh manusia ini. Ada banyak orang yang sedang melihat pertengkaran ini. Aku menatap Maya yang memeluk Dallen erat. Sebenarnya apa yang terjadi padanya sampai dia menangis di pelukan laki-laki itu? Aku merasakan tarikan lagi di rambutku. Kali ini tarikannya sampai membuat kepalaku seakan terlepas dari kepala.
"Apa yang kau lakukan pada Maya? Hah? Lihat dia! Kau mendorongnya dari atas sana?" Rexton menunjung tangga.
"A-ap? Aku sedang tidur kakak! Aku di sana!" Teriakku mencoba melepaskan diri dari Rexton!
"Sial! Jangan pernah memanggilku dengan sebutan itu, kau bukan adikku! Katakan sejujurnya! Kau lihat kaki Maya terluka karena mu. Aku tahu kau berlari setelah mendorong Maya. Bukan begitu. Maya melihatmu disana!" Teriak Rexton lagi.
Maya?
Siapa yang dilihat Maya? Aku mencoba berdiri dan mencengkram tangannya di atas kepalaku. Siapa yang dia lihat sebenarnya? Aku atau orang lain? Sialan, rasanya sakit. Aku harus bertindak sesuatu sebelum orang itu bangun!
"Rexton Madison apa yang kau lakukan?" Teriak seseorang dari jauh.
Astaga! Lucius!
Lucius berlari dengan cepat dan memukul wajah Rexton. Kenapa dia menggunakan tubuh Viston? Aku mengeram marah dan menyuruhnya untuk pergi sekarang juga. Tidak untuk merasuki tubuh kakakku. Lucius keluar dari tubuh Viston dan membuat sebuah hal yang akan membuat dua laki-laki ini bertengkar tanpa alasan.
"Kau memukulku?" Tanya Rexton pada Viston yang linglung.
"Hah? A-pa?"
"Sialan! Kau mencoba melindungi anak ini? Bajingan gila!" Rexton memukul wajah Viston begitu saja.
Aku menyingkir dan mengambil langkah mundur. Tidak peduli seberapa banyak pukulan yang akan mereka terima, aku akan mencoba sesuatu hal lain. Aku melirik Lucius dan menyuruhnya untuk merasuki tubuh Maya. Dasar perempuan tidak tahu diri. Siapa yang dia lihat?
"Maya? Maaf! Aku tidak mendorongmu bukan? Katakan pada mereka, kumohon! Aku hanya tidur di kamar saja! Pelayanku bahkan belum membangunkanku. Tolong Maya katakan sejujurnya!"
"Iya! Bukan Miya pelakunya! Duke Jacorey, bukan Miya yang mendorong saya. Mungkin saya salah lihat tadi. Tapi saya yakin dia bukan Miya!" Lucius mendorong tubuh Dallen menjauh darinya.
"Apa yang kau katakan Maya?" Tanya Rexton berhenti memukul Viston.
"Bukan Miya yang mendorongku, kak! Sungguh bukan dia!" Maya menutup wajahnya.
Bagus! Teruskan! Aku mendukungmu Lucius, kau adalah roh paling memilki bakat menjadi seorang pembohong handal. Aku menatap Rexton yang diam, Dallen juga sama. Benar-benar hari ini aku akan pulang saja.
"Aku tidak akan mengatakannya pada orang lain. Tapi ini sebuah penghinaan bagiku, aku menunggu etiket baik kalian. Aku akan pulang hari ini. Maafkan saya, Duke. Saya akan segera pergi!" Aku menunduk dan berlari dengan air mata yang keluar.
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasíaTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...