"Jangan berbicara hal yang tidak-tidak! Apa kau mengerti?" Ibu memperingatiku lagi.
Ini sudah sekian kalinya dia berbicara seperti ini. Bahkan aku paham bahwa ibu sangat ketakutan. Aku menyentuh tangan bergetar ibu. Ibu tidak takut jika aku anak cacat. Tapi ibu takut jika putra mahkota tahu dia lah yang melahirkan anak cacat ini. Para bangsawan akan merundungnya. Tentu saja. Tidak apa-apa. Ibu akan baik-baik saja. Aku hanya perlu mengatakan bahwa ayah tidak sengaja mengambilku dari panti asuhan karena kasian padaku. Dia tidak tahu jika aku memiliki warna mata merah ini.
"Maya tolong jaga ibu. Aku akan menemui putra mahkota, kakak! Ayo pergi!"
Viston sudah menungguku di pintu, putra mahkota telah menungguku di taman keluarga. Apa yang dia pikirkan sampai senekat kemarin memberiku hasil tangkapannya? Bahkan dia datang ke rumah ini. Apa yang membuatnya begitu penasaran padaku?
"Kakak! Jika putra mahkota semakin bertanya banyak. Aku ingin pura-pura pingsan. Tolong katakan padanya jika aku tidak tahan panas."
"Kau apa?"
"Pingsan! Itu lebih baik daripada kau dan aku mengalami banyak masalah. Putra mahkota hanya penasaran padaku, tidak mungkin dia bertanya padamu. Kakak tenang saja, aku sudah belajar etiket bangsawan. Aku tidak akan membuatmu malu!"
Viston menatapku aneh, aku benar-benar sudah belajar etiket bangsawan dari seseorang. Jadi aku akan baik-baik saja nanti. Aku juga mendapatkan pendidikan dari seseorang. Jadi aku tidak akan membuat keluarga ini malu. Aku tersenyum dan menyambut kedatangan putra mahkota.
"Salam yang mulia, semoga cahaya selalu mengikuti arah kaki anda. Senang anda datang ke rumah kami ini. Sebuah kehormatan untuk kami!" Aku menunduk padanya.
Viston mengikuti apa yang kulakukan dengan tubuhnya yang begitu kaku. Apakah dia tidak diajari etiket dengan benar? Aku melirik Viston yang wajahnya begitu terkejut. Kali ini aku melihat wajah putra mahkota yang begitu bersinar terang seperti matahari disana. Nama Lucius memang bukan sebuah nama saja. Aku terkagum dengan wajahnya kali ini. Apakah karena wajahnya baru saja disinari matahari membuatnya 100 kali lebih tampan?
"Senang bertemu dengan kalian. Aku tidak menyangka bisa berbicara pada kalian, khususnya kau Miya. Tapi sepertinya aku hanya membutuhkan Miya saja untuk mengantarkanku jalan-jalan. Tuan muda Viston, bisakah aku pergi dengan adik manismu ini?" Tanya putra mahkota pada Viston.
"Tapi saya harus mengantarkan anda bersama adik saya."
"Tidak, ada banyak hal yang ingin kubicarakan berdua dengan temanku ini. Kau bisa beristirahat saja. Miya, bisakah aku pergi denganmu?"
Di luar dugaan. Aku seperti berhadapan dengan seekor singa kelaparan. Aku tersenyum dan mengangguk pada putra mahkota. Jika aku menolak mungkin kepalaku yang jadi taruhannya.
"Kakak, aku akan mengantarkan yang mulia berkeliling. Kakak tidak perlu cemas, aku akan baik-baik saja. Saya akan mengantarkan anda berkeliling yang mulia."
"Terima kasih, Miya!" Senyuman hangat terpancar dari wajahnya.
"Apakah anda ingin melihat kebun anggur keluarga kami? Kami memiliki kebun anggur yang luar biasa, mungkin anda bisa melihat dan merasakan sensasi langsung rasanya. Anggur kami sangat berbeda dari anggur lainnya."
"Benarkah?"
"Benar, jika biasanya anggur akan berukuran kecil dan asam. Milik kami jauh lebih besar dan manis. Anda pasti telah mencicipi anggur merah di pesta ibu, tapi kali ini anda harus merasakannya langsung bagaimana anggur itu tumbuh di kebun kami."
Karena aku juga ingin merasakannya. Aku belum pernah mencicipi anggur langsung tapi aku selalu meminum anggur merah dari pelayan susu. Dia akan memberiku anggur merah beberapa kali jika aku menginginkannya. Kebun anggur berada tidak jauh dari taman obat-obatan milik Viston. Jadi aku bisa menjelaskan taman disana pada putra mahkota. Lagipula aku tidak ingin mengantarkannya berkeliling terlalu jauh.
"Apakah anda ingin mencicipinya?" Tanyaku mengambil anggur yang telah masak.
Astaga sepertinya ini enak. Mungkin aku akan mengambil banyak anggur dari kebun ini nanti.
"Hmm... Rasanya memang jauh lebih enak dan segar. Bagaimana mereka bisa menumbuhkan benda sehebat ini? Tidak ada tempat yang memiliki anggur baik di kerajaan ini."
"Dulu ayah meminta bijinya dari seorang laki-laki tua. Dia memiliki kebun anggur yang sangat banyak di rumahnya. Dia memberitahu ayah bagaimana merawat dan mengembangbiakan anggur-anggur ini. Anda pernah datang ke tempat anggur terbaik? Disana memiliki jenis yang sama dengan anggur kami."
"Apa maksudmu adalah Kerajaan Verena?"
"Benar, laki-laki tua itu berasal dari sana. Dulu dialah yang mengembangkan anggur kualitas bagus ini. Dia menggabungkan anggur dengan kualitas terbaik. Jadilah anggur ini. Kerajaan Verena sangat menjaga ketat kualitas anggur mereka sampai kerajaan itu dijuluki sebagai kerajaan anggur."
"Kau tahu banyak rupanya. Aku tidak tahu akan hal itu. Kupikir sejak dulu mereka memilikinya."
"Pria tua itulah yang menemukannya 60 tahun yang lalu. Sayangnya dia telah meninggal meninggalkan dunia ini dengan kehebatannya dalam mengembangkan anggur. Apa anda ingin melihat taman obat-obatan milik kakak kedua saya? Kakak saya sangat hebat membudidayakan tanaman obat. Bahkan dia memiliki seribu jenis obat disana."
"Hahaha... Cukup Miya. Aku cukup terkejut kau tahu banyak tentang rumah ini. Kupikir rumor itu salah."
"Rumor?"
"Tentang kau sebagai anak cacat keluarga ini. Sejujurnya aku terkejut tahu kau belajar begitu baik. Kupikir kau menjadi anak yang tidak tahu apa-apa. Sayang sekali." Putra mahkota berjalan menghampiriku dan merebut sesuatu dari atas kepalaku.
Topiku terjatuh bersama helaian rambut yang beterbangan terkena hembusan angin. Apa yang dia perbuat padaku? Aku menatap matanya yang sedang menatapku tajam. Apa ini yang dia inginkan?
"Mata itu, kau benar-benar memilikinya. Bukan karena aku salah melihatnya. Tapi kau memang memilikinya. Bagaimana bisa?" Putra mahkota merapikan rambutku yang menutupi wajahku.
"Tentu saja bisa. Apa rasa penasaran anda telah penuh? Saya memang anak cacat tapi saya hanya anak angkat. Jika anda bertanya bagaimana saya lahir? Anda harus bertemu keluarga saya di liang lahat. Tolong jangan tatap mata saya. Saya akan menjadi kesialan untuk anda!" Aku mengambil topi dan menutup kembali rambut dan mataku.
"Aku tidak penasaran lagi. Berarti itu artinya mataku masih sangat sehat saat itu."
"Hah... Lain kali jika anda ingin tahu sesuatu, katakan secara langsung. Anda membuat saya memiliki beban berat kemarin. Saya juga tidak ingin anda mengalami kesialan."
"Apa itu mitos? Aku baru tahu bahwa warna merah adalah sebuah kesialan. Bagaimana dengan rambutku? Rambutku juga merah seperti matamu, bahkan mataku berwarna sama dengan rambutmu. Bukankah kita begitu sama? Aku benar-benar tertarik untuk menjadi temanmu!"
"Lalu apa yang ingin anda dapatkan?"
Tapi mata merah yang melambangkan kesialan. Jika rambut merah juga bukankah itu artinya seluruh anggota kerajaan akan mengalami kesialan? Aku melirik wajahnya yang terus tersenyum tanpa henti. Mungkin dia sedikit gila.
"Teman sial mungkin?"
Teman sial?
"Kau cukup menyenangkan! Kau di luar prediksiku! Bagaimana jika kita berteman? Aku jadi tahu kau, kau juga bisa menjadi temanku. Teman seorang putra mahkota akan berdampak baik padamu. Kau juga belum masuk ke dalam dunia sosial seperti saudara perempuanmu itu."
"Saya tidak bisa. Saya memiliki penyakit."
"Penyakit? Apa serius?"
"Iya."
"Aku memiliki seorang yang ahli pengobatan. Aku bisa membuatnya datang kemari. Hari ini."
"Tidak. Bukan penyakit yang bisa langsung ditangani. Penyakit ini sudah lama berada di tubuh saya. Yang mulia jangan berteman dengan saya. Saya hanya anak cacat! Lebih dari itu saya akan mendapatkan lebih baik sorotan dan itu tidak baik. Baik untuk saya atau keluarga saya. Jadi saya tidak menginginkannya!"
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
![](https://img.wattpad.com/cover/343141549-288-k91041.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasyTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...