27. Bertemu Mantan Tunangan

307 33 0
                                    

"Jangan tersenyum! Sejak tadi kau selalu tersenyum, orang-orang akan berpikir kau gila!"

Nathan tetap tersenyum cerah, dia menuntunku berjalan memasuki mansion ini lagi. Rumah milik Duke Jacorey. Kepala pelayan telah menunggu kami dengan wajah pucatnya. Dia mengatakan mengenai banyaknya hal ganjil di rumah ini. Dari benda jatuh, cairan aneh di depan pintu kamar, aroma bunga, suara langkah kaki, suara tertawa anak kecil, dan masih banyak lagi. Dan semua itu terjadi setelah kematian Miya. Jadi mereka menyimpulkan bahwa Miya mengutuk mereka.

"Apa yang kau lihat Lucy?" Tanya Nathan memandangi rumah ini.

"Yah, dulu memang banyak roh disini. Tapi mereka takut padaku karena Duke Jacorey adalah tunanganku. Tapi setelah mendengar kabar kematianku mereka menjadi menggila." Bisikku.

"Bagus! Ayo pura-pura lakukan dan pulang ke rumah. Untuk apa membantu orang ini? Kita bisa mendapatkan banyak hadiah tanpa bekerja!"

"Jangan seperti itu! Tuan, saya ingin tahu kapan Duke Jacorey akan kembali dari istana. Sebelum saya mengusir mereka, saya harus meminta persetujuan darinya. Ada banyak roh di tempat ini dan salah satu dari mereka adalah orang yang sangat dekat dengannya. Jika saya melakukan pengusiran untuk seluruh roh, mereka juga akan pergi."

Kepala pelayan menatapku dengan wajah terkejut, mungkin dia paham siapa yang aku maksud. Mereka adalah mantan Duke dan Duchess. Ayah dan ibu Dallen. Mereka berdiri di atas tangga dengan senyuman di wajah mereka. Saat aku mengunjungi rumah ini pertama kali. Aku tidak tahu siapa mereka dan aku pura-pura tidak tahu apapun. Tapi setelah kejadian waktu itu saat aku bisa berbicara dengan Lucius. Mereka muncul saat malam hari. Mereka menyuruhku menjaga anak mereka. Sedangkan aku tidak mau! Jadi mereka marah dan Lucius yang menenangkan mereka. Lagipula ini salah anak mereka tidak menganggapku. Paginya masalah itu muncul. Sebelum aku kembali, mereka meminta maaf secara tulus. Jadi, aku memaafkan mereka begitu saja.

"Saya akan menyiapkan tempat untuk anda. Tuan akan segera kembali, apakah anda tidak keberatan menunggunya?"

"Tidak apa-apa! Ini sudah menjadi tugas kami." Aku tersenyum dan menggandeng tangan Nathan untuk mengikuti kepala pelayan.

"Siapa yang kau maksud?" Nathan menundukkan kepalanya.

"Orangtuanya! Mereka belum bisa pergi dari dunia ini. Kau tahu kenapa orangtuanya bisa meninggal bersama?"

"Hmm... Kecelakaan kereta?"

"Iya, tapi seseorang yang membuatnya. Mereka dibunuh. Duke Jacorey sedang menyelidiki pelakunya tapi sampai sekarang dia tidak bisa menemukannya. Aku tahu siapa jika menyelidikinya, tapi aku malas untuk berurusan dengannya. Kecuali dia mau memberiku banyak uang!"

"Mereka dibunuh?"

"Iya, lebih tepatnya itu pembunuhan berencana karena tidak mungkin Dallen sampai tidak tahu siapa pelakunya. Terlalu bersih sampai orang-orang menganggapnya sebagai kasus kecelakaan."

Karena aku bukan Miya, aku bisa mengatakan kejujuran pada Dallen. Pembunuh itu masih hidup tapi cara pembuktiannya yang masih belum ada. Bagaimana caraku membuktikannya? Aku tidak punya bukti selain mendengar suara orangtuanya. Apa hukum akan setuju? Tidak.

Pembuktian menggunakan roh tidak relevan. Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan ini yang bisa membuktikan kehadiran mereka. Manusia normal tidak mungkin ada yang bisa melihat keberadaan mereka.

Jika aku bisa menggali ingatan mereka maka semua itu bisa menjadi bukti lain. Mungkin saja pembunuh itu meninggalkan sebuah bukti kuat lainnya.

"Hah... Hah... Kalian benar-benar bisa mengusir mereka?" Dallen berhenti dengan keringat memenuhi dahinya.

Apa dia berlari dari kereta menuju tempat ini?

"Selamat datang Duke, saya sudah menunggu anda. Nama saya Lucy dan dia adalah Tuan Nathan, putra bungsu keluarga Duke Levin. Kami mendengar dari Duchess Levin bahwa anda meminta kedatangan kami di tempat ini, kepala pelayan telah memberitahu kami apa yang terjadi. Sekarang saya ingin mengatakan hal penting pada anda!"

"Lucy dan Nathan! Baiklah! Apa yang kalian ingin bicarakan?" Dallen duduk di seberang meja.

"Saya tahu anda merasa tertekan dengan kehadiran banyak gangguan di tempat ini. Tapi saya juga tidak bisa menutupi fakta ini. Diantara para roh, sepasang suami istri sedang menunggu anda untuk berbicara pada mereka. Sang suami memiliki mata hijau cerah sama seperti anda dan sang istri memiliki rambut pirang sultra sama seperti anda. Mereka berada di samping anda!" Aku menyesap teh nikmat.

Mereka memang sedang berada di sebelah Dallen. Mereka sedang melihatku dan tersenyum penuh makna. Wajah Dallen langsung menjadi kaku saat itu.

"A-apa maksudnya orangtuaku? Sungguhan? Apakah kau tidak menipuku?" Tanyanya dengan nada bergetar.

"Tidak mungkin saya menipu seorang Duke Jacorey! Anda hal yang ingin mereka katakan sebelum pergi. Dengarkan saya baik-baik! Apakah anda bersedia mengusir mereka semua dari rumah ini tanpa terkecuali?"

"Aku..."

"Tuan dan Nyonya sudah lama berada di samping anda, tapi mereka tidak bisa membantu anda. Duke, mereka juga harus kembali ke alam lain. Ini bukan tempat mereka. Walau mereka akan pergi, mereka akan tenang disana. Disini mereka hanya bisa melihat tanpa bisa membantu anda."

"Ayah... Ibu..."

"Dallen! Anakku! Ibu sangat menyayangimu, ibu sangat ingin kau hidup baik, ibu ingin kau bahagia tanpa harus memenuhi hasratmu untuk menemukan siapa pembunuh kami. Tidak masalah Dallen! Ibu cukup bangga padamu menemukan orang itu. Tapi kau justru membuat dirimu sendiri kesulitan dengan itu. Dallen, jangan lagi sulit sendiri. Ayah dan ibu ingin kau lupakan rasa sakit kami. Hiduplah Dallen! Hiduplah dengan baik!" Aku menirukan ucapan ibu Dallen. Sekarang mereka sedang memeluk Dallen yang sedang terisak. Pertama kalinya aku melihat Dallen menangis seperti ini.

Dia menjadi rapuh! Seperti daun yang baru saja gugur dari pohonnya. Aku menggenggam tangan Nathan disampingku, aku juga akan menangis sebentar lagi.

"Kau baik-baik saja? Tidak apa-apa Lucy!" Nathan menepuk kepalaku pelan.

"Hah... Duke, ibu dan ayah anda sedang memeluk anda saat ini. Mereka juga mengatakan bahwa anda harus hidup seperti apa yang mereka inginkan selama ini. Bahagia, makan dengan baik, tidur cukup, bersenang-senang atau apapun itu membuat anda tersenyum. Mereka ingin melihat senyuman anda. Juga ini pesan dari ayah anda."

"A-apa i-tu?"

"Minta maaflah pada Miya! Kau memiliki dosa besar padanya, ayah tidak akan mengakuimu sebagai anak jika kau tidak meminta maaf padanya. Dia anak baik dan kau justru melukainya. Dia anak yang bahkan hidup lebih buruk darimu. Setelah ini minta maaflah padanya. Ayah akan senang kau melakukannya, Dallen!"

Ayah Dallen menunduk dan menatapku. Baiklah, aku sudah memaafkan mereka. Aku juga hanya beberapa kali bertemu Dallen. Walau dulu aku suka padanya tapi dia bukan seseorang yang selalu ada untukku. Tidak terlalu sulit melupakan perasaan sesaat itu.

"Saya akan melakukan pengusiran sekarang."

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang