18. Hari Menyenangkan

298 32 0
                                    

"Kau cantik hari ini!" Puji putra mahkota menuntunku masuk ke dalam kereta.

"Anda juga begitu tampan sampai saya merasa anda adalah sebuah keajaiban dunia."

Memangnya dia tidak melihat aku memakai topi hitam di atas kepalaku? Jika orang bertanya kenapa aku memakainya sudah jelas karena aku tidak tahan akan terus matahari. Alasan di buat untuk menutupi kebohongan dan peristiwa. Aku duduk dengan tenang menuju tempat yang aman membuat semua orang tercengang. Tempat dimana hal baik akan datang.

Aku sudah menyiapkan banyak hal khususnya Lucius yang akan menjadi penonton handal. Aku mengerti bahwa dia akan menolong jika sesuatu bahaya akan terjadi padaku. Seperti akan memasuki tubuh seseorang yang berkuasa. Tentu saja orang di depanku ini. Tapi kesadaran putra mahkotalah yang kuperlukan. Lucius hanya perlu memasuki tubuh seseorang dan semuanya dapat kuatasi.

"Ini pertama kalinya saya pergi ke acara seperti ini. Yang mulia tolong bantu saya disana."

"Baiklah!"

"Anda tidak perlu membantu saya sebanyak itu, saya akan leluasa bisa beradaptasi disana. Bagaimana dengan anggur yang saya kirim beberapa hari yang lalu? Apakah anda memberikannya pada Duke Levin?" Tanyaku ingin tahu.

"Tentu. Sebuah hadiah tentu saja harus diberikan, aku membuatnya seolah dari istana. Jangan khawatir, asalkan kau dan aku diam. Semuanya aman. Kenapa kau bertanya? Apakah kau ingin berkhianat? Bukankah kita berdua tema sial?"

"Benar! Kita adalah teman sial! Jadi, apa menurut anda tentang saudara perempuan saya?"

"Maksudmu Maya?"

"Memangnya Rexton dan Viston adalah perempuan?"

"Hahaha... Baik nona. Dia cukup menarik terutama karena dia mirip dengan Marquess Madison. Mata biru itu sangat menawan bukan maksudku mengatakan bahwa mata merahmu tidak menawan. Tapi sebuah mata biru adalah simbol keluarga Madison."

"Saya tahu. Karena saya hanya anak angkat jadi saya juga merasa mata biru mereka sangat menawan."

Seperti bintang dan malam. Aku sungguh berharap memiliki mata biru itu. Lucius muncul menampilkan wajah ketidaksukaannya pada putra mahkota. Lucius memiliki rambut pirang dengan mata biru. Tentu saja tidak ada seorangpun di istana memiliki ciri-ciri sepertinya. Aku menahan senyuman saat Lucius berniat masuk ke dalam tubuh putra mahkota. Astaga. Mungkin dendamnya masih sampai ke abad ini.

"Apa anda tidak penasaran tentang Lucius? Kakek moyang anda? Dia adalah raja pertama kerajaan ini. Arabella di bangun dengan kekuatan empat keluarga tapi Lucius memiliki segalanya. Dia juga memiliki mata biru yang cerah."

"Tapi tidak ada satupun yang mirip dengannya. Hanya mata ini yang merupakan keturunan dari ratu."

Aku menahan tawa lagi. Wajah Lucius menjadi sangat marah mengingat wanita itu yang berpura-pura hamil anaknya. Salahnya menikahi wanita mata merah. Keinginan wanita itu terwujud saat mata merah akan berhasil menguasai tempat ini tapi dia justru ditusuk dari belakang. Harusnya sampai akhir wanita itu terus bersama mata merah. Sayangnya sebuah pengkhianatan jauh lebih disukainya. Aku jadi ingin bertemu mata merah. Bagaimana jika dia bertemu dengan Lucius? Apa mereka akan bertengkar? Lagi?

"Sepertinya kau belajar banyak hal sampai mengetahui sejarah di masa lalu. Siapa gurumu? Sepertinya dia orang yang hebat."

"Dia orang hebat sampai bisa membangun sebuah negara dengan tangannya. Tapi saya belajar dari buku yang mulia, saya tidak memiliki guru."

"Benarkah? Sebuah hal menakjubkan lainnya dari Miya."

Orang yang mengajariku adalah Lucius jadi aku tahu banyak tentang sejarah dunia. Dia mengajariku etiket bangsawan, semuanya tanpa terkecuali. Bahkan dansa juga. Dia merasuki tubuh ksatria wajah dingin dan berdansa denganku. Hari itu sangat menyenangkan!

🕊️🕊️🕊️

Pernahkah aku memikirkan akan berada di kerumunan orang-orang ini? Putra mahkota kerajaan dikerubungi banyak orang tentu saja aku memilih menyingkir sampai aku ingin duduk saja disana bersama Maya. Semua orang sedang ingin menjilat dan aku ingin beristirahat. Dari sekian manusia disini. Aku menangkap kakek yang diam disana bersama anak pertamanya, kakak ayah. Mereka yang tahu bahwa aku adalah anak kandung keluarga Madison. Tapi sepertinya mereka menerima kehadiran Maya.

Tidak ada yang salah dari itu.

"Bagaimana keadaanmu Miya? Maafkan aku telah menuduhmu waktu itu."

"Hmm? Ah, bagaimana keadaan kakakku? Apa mereka baik-baik saja?"

"Mereka juga datang ke acara ini. Apa kau tidak tahu bahwa ayah dan ibu juga datang?"

Alisku terangkat, mereka juga datang? Tapi kenapa mereka tidak datang bersamaku? Ah, aku memang tidak harus datang bersama mereka. Aku datang hanya karena permintaan putra mahkota dan benar saja. Mereka berempat datang bersamaan di tempat ini. Aku yakin mereka sedang mencari keberadaanku atau seseorang disampingku ini.

"Miya bagaimana jika kita berdansa?"

"Aku tidak bisa!"

"Ayolah Miya!" Maya menarik tanganku paksa.

Apa yang direncanakan perempuan ini? Aku tidak berniat untuk berdansa dengannya. Maya menarikku menuju ke tengah pesta dan menggenggam kedua tanganku erat. Lucius tidak perlu merasuki Maya, Maya sendirilah yang mengorbankan dirinya untukku.

"Maya!"

"Aku akan mengajarimu!"

"Jangan! Aku tidak bisa! Aku memakai topi dan bagaimana jika mereka tahu tentang mata ini?" Aku menatapnya heran.

"Oh, kenapa? Bukankah akan lebih bagus untukmu?" Maya mengangkat tangannya sampai menyentuh topi dikepalaku.

Tubuhku terhuyung ke belakang dan sebuah topi terjatuh disampingku. Semua orang terdiam menatap ke arah wajahku. Mata merah dan rambut pirang kusut ini terlihat jelas di hadapan orang-orang. Maya mundur dan menabrak tubuh seseorang. Siapa lagi jika bukan putra mahkota yang tiba-tiba disana? Aku mencoba berdiri dan menatap Maya penuh kebencian.

"Apa kau sengaja melakukannya?" Tanyaku mulai emosi.

"A-pa yang kau katakan Miya? Ak-u... Maaf... Hiskk..." Maya bersembunyi di tubuh putra mahkota.

"Bukankah dia memiliki mata merah?"

"Dia adalah anak cacat itu!"

"Dia memang anak cacat keluarga Madison."

"Lihat mata merah itu! Mengerikan."

Aku menahan tawa mendengar ocehan mereka tanpa henti. Bahkan aku belum memakan sesuatu disini tapi mereka sudah membuatku harus berurusan dengan masalah kekanak-kanakan ini. Jadi, lihat saja ini Lucius. Aku akan keluar dari rumah itu segera.

"Apa ini yang kau inginkan Maya? Kau ingin orang-orang tahu mengenai mata ini? Apa yang ingin kau dapatkan dariku? Hah?" Aku mencoba menggapai Maya tapi seseorang menarikku lebih dulu. Rexton menarikku begitu kuat sampai rasanya aku bisa tahu dia marah hari ini.

"Diam kau Miya!"

"Kenapa kakak? Apa kakak akan mencoba melindungi perempuan itu? Lagi? Bukankah aku juga adikmu? Dia yang salah bukan aku! Kenapa kau memihak perempuan jalang itu!"

"Miya!"

Plakkk...

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang