6. Minum Teh Keluarga

410 38 4
                                    

Bagaimana rasanya minum teh disana? Aku menunduk dan mengintip dari sela-sela balkon melihat pemandangan yang luar biasa. Disana semua orang sedang menikmati pesta teh mereka. Ibu yang sedang tertawa dengan ayah. Kedua kakakku yang saling bertengkar dan satu pasangan serasi. Kenapa Dallen sepertinya sangat dekat dengan Maya? Apakah mereka sudah mengenal sebelumnya? Apakah mereka telah memiliki hubungan lebih erat?

Keadaan ini sangat aneh. Seperti aku benar-benar bukan dari keluarga harmonis itu. Aku mengusap wajahku dan terus melihat mereka yang begitu indah. Membayangkan Maya adalah diriku yang berada disana. Mimpi itu begitu jelas nyata. Aku disana dengan semua orang yang menyayangiku. Sesekali aku menutup mulutku agar tidak berteriak. Semoga saja mereka tidak mendengarnya.

"Nona, ini teh anda."

"Apakah kau tahu cara minum teh yang benar? Aku ingin seperti mereka."

"Saya bukan bangsawan!"

"Benar. Kata ayah, dia akan mengirimkan guru untukku. Kapan aku akan belajar?" Tanyaku pada pelayan susu.

Dia tampak berpikir dan menuangkan teh pada gelas kecil. Aku akan senang jika mendapatkan guru hebat. Tapi, kapan guru itu datang? Aku akan membuat hadiah untuknya juga.

"Anda harus menunggunya. Minumlah ini nona. Saya membawa beberapa kue untuk anda!"

"Terima kasih. Aku sangat tidak sabar belajar. Apakah aku masih dijaga oleh ksatria?" Tanyaku menyantap kue yang begitu enak ini. 

"Mereka berjaga di depan."

"Suruh mereka masuk. Hari ini aku mengadakan pesta teh. Lagipula mereka pasti lelah menjagaku selalu. Tolong pinta mereka datang dan menikmati semua ini." Pintaku.

"Saya akan lakukan!"

Pelayan susu membuka pintu dan berbicara pada mereka di depan sana. Aku tersenyum sesaat dua orang datang dan duduk di kursi. Mereka mau? Mereka mau! Aku tersenyum senang melihat mereka datang menerima ajakan dadakan ini. Jadi, bagaimana ini? Aku belum pernah mengikuti acara minum teh. Apa yang harus kulakukan?

"Terima kasih kalian mau datang. Apa kalian mau kue ini juga? Kau juga duduklah. Kue ini sangat banyak!" Aku menarik pelayan susu untuk duduk bersama.

Ada empat orang disini duduk bersama. Rasanya menyenangkan seseorang berada disekitarku walau aku tahu mereka terpaksa melakukannya.

🕊️🕊️🕊️

"Wahhh... Ulatnya bergerak. Lihat ini!" Aku menarik celana ksatria bisu.

Bagaimana bisa ulat ini bergerak sangat lincah dari satu dahan ke dahan lainnya. Dia seperti tidak ada beban hidup. Aku mengambil bunga dan menciumnya senang. Harum. Ini mirip aroma ibu yang menenangkan. Sejujurnya aku tidak menyangka bisa berada di taman bunga ini. Ayah memang tidak membatasi ku lagi tapi ada beberapa tempat yang tidak bisa kudatangi. Maka dari itu, aku dijaga oleh dua ksatria ini.

Setiap hari.

"Apa kalian tidak lelah? Aku rasa kalian hanya terkurung denganku. Jika kalian bosan bersamaku, kalian pergi saja. Aku baik-baik saja disini." Aku mengambil bunga lagi dari berbagai tempat. Mungkin tidak akan ada yang tahu jika aku mengambil banyak bunga untuk dikamarku.

"Ini tugas kami nona!" Ksatria wajah dingin mengucapkannya dengan sangat tegas.

"Apa kalian tidak marah ditugaskan untuk menjaga anak cacat sepertiku? Aku mendengar banyak rumor tentang kalian. Kalian akan mendapatkan perlakuan tidak adil dari ksatria lainnya. Lebih baik kalian berpindah ke divisi lain. Itu lebih baik daripada kalian mengikutiku. Kenyataannya sekarang aku hanya anak angkat. Jika kalian bersama Maya itu akan jauh lebih baik untuk masa depan kalian."

Nilai dari seorang ksatria juga tergantung dari siapa saja yang menjadi tuan mereka. Jika mereka terus bersamaku itu hanya sebuah investasi bodoh. Aku bahkan tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Aku tidak memiliki tujuan, mimpi, bahkan pernikahan yang akan diadakan sebentar lagi hanya sebuah kepalsuan. Beberapa bulan lagi Maya akan menikah dengan Dallen. Itu yang kutahu.

Di umurnya yang sama denganku sudah waktunya untuk dia menikah. Tentu saja dia akan menikah dengan Dallen dan menjadi seorang Duchess. Posisi yang tidak seharusnya aku tempati.

"Saya sudah bersumpah setia pada anda. Saya tidak bisa melanggarnya!" Ksatria wajah dingin mengambil bunga-bunga dari tanganku.

"Lalu bagaimana caranya untuk menghapus sumpah itu?" Tanyaku menatapnya.

"Kematian!"

Kematian? Aku tersenyum dan menatap langit biru disana. Jika sebuah kematian bisa menghapus sumpah itu. Mungkin lebih baik satu diantara kami akan mati. Tentu saja bukan dia yang harus melakukannya.

"Besok, aku ingin pergi lagi ke tempat ini. Sepertinya ayah tidak akan mengirim guru untukku. Bisakah kau meminta buku dari perpustakaan? Jika mereka menolak katakan pada ibu jika kau bosan di kamar. Bisakah kau mengatakannya?" Pintaku pada ksatria bisu.

"Saya lakukan." Ksatria bisu menunduk dan segera pergi dengan cepat.

"Hah... Apakah kau pernah pergi keluar? Bagaimana di luar sana? Apakah menyenangkan?" Aku melirik ksatria wajah dingin yang menatap bunga ditangannya.

Kenapa dia terus menatap bunga-bunga itu? Bunga-bunga itu hanya bunga untuk pengobatan saja. Lebih banyak dari mereka digunakan untuk obat luar. Benar, taman ini adalah taman obat-obatan herbal. Dari buku dari ibu, aku bisa tahu jenis tanaman apa yang cocok untuk obat luar. Terutama untuk luka.

"Saya beberapa kali pergi, disana ada banyak manusia berkeliaran tanpa henti."

"Itu bagus. Ada banyak orang. Sayangnya aku tidak mungkin bisa pergi dari tempat ini. Rasanya aku ingin mati." Tanyaku terangkat merasakan hembusan angin.

Hanya pada ksatria wajah dingin saja aku bisa mengutarakan apa yang terjadi padaku. Toh, dia tidak akan membocorkan informasi apapun pada ayah dan ibu. Berbeda dengan ksatria bisu. Dia seringkali memberitahu ayah dan ibu banyak hal. Aku lebih menyukai berada di dekat pria ini. Dia hanya menganggapku angin lalu.

"Miya! Untuk apa kau kemari?" Viston datang membawa buku dan keranjang disisinya.

"Tidak apa-apa. Hanya menghirup aroma obat-obatan. Aku hanya mengambil beberapa bunga yang sepertinya cantik untuk dipajang di kamar. Apakah kakak sedang meneliti tanaman lagi?"

"Bukan urusanmu. Sejak kapan kau peduli pada penelitian ini? Otak kecilmu itu tidak mampu mengolah informasi yang ada. Lebih baik kau pergi dari tempat ini. Aku tidak ingin diganggu olehmu."

"Baiklah. Aku permisi!"

"Jangan pernah pergi ke tempat ini lagi. Jika aku melihatmu berkeliaran disini, aku akan memberitahu ayah dan mengurungmu kembali!"

"Aku mengerti, maaf telah masuk ke tempatmu. Ini terakhir kalinya aku datang berkunjung. Maaf, kak!" Aku tersenyum dan berjalan pergi dari sana.

Besok, aku lebih baik membaca buku dan menikmati teh saja. Itu lebih baik.

🕊️🕊️🕊️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang