Semua orang menunduk pada seorang laki-laki yang baru saja datang. Rambut merahnya menyala begitu indah dan mata emasnya sangat menawan. Mata itu. Sangat indah. Aku melirik ibu yang tersenyum hangat pada putra mahkota. Senyuman yang sangat ingin kulihat selama ini. Semoga ibu bisa menunggu hadiahku.
"Marquess Madison aku tidak pernah tahu jika di keluarga ini memiliki anak perempuan. Siapa namamu? Kenapa aku tidak melihatnya selama ini?" Tanya putra mahkota mendekat padaku.
"Selama ini anak kami mengalami masalah tentang kesehatannya, kami tidak bisa senantiasa membuatnya kelelahan. Bahkan dia baru saja sakit sebelum pesta ulang tahunnya berlangsung. Miya perkenalkan dirimu!" Pinta ibu dengan suara lembut.
Seumur hidupku ini baru dua kali ibu berbicara lembut padaku. Pertama saat ibu memperkenalkan Dallen. Kedua, saat ini! Sungguh suaranya sangat indah seperti burung di pagi hari.
"Salam pada yang mulia putra mahkota, nama saya Miya." Aku menunduk kaku. Baru beberapa saat yang lalu ibu mengajariku cara memperkenalkan diri yang benar. Katanya aku hanya perlu memberikan salam dan nama. Ibu akan melanjutkan lainnya.
"Miya adalah anak yang pemalu. Mungkin dia gugup saat berhadapan dengan anda. Maaf yang mulia, anak kami harus kembali sekarang. Dia masih belum sehat, saya khawatir keadaannya memburuk sebelum pesta sebentar lagi."
"Tidak apa-apa, semoga kau cepat sembuh Miya." Putra mahkota sedikit menunduk. Aku bisa melihat wajahnya tapi segera aku menutup topiku lebih rapat. Kata ayah jangan perlihatkan mataku pada orang lain terutama putra mahkota. Jadi aku menunduk juga dan berjalan bersama ibu untuk pergi kembali ke kamar.
Kuharap dia belum melihat mataku.
🕊️🕊️🕊️
"Jadi aku bisa menyimpan semua ini? Sungguh ibu?"
Gaun cantik, topi indah, perhiasan mahal, dan sepasang sepatu yang mengkilap. Ini untukku?
"Simpanlah tapi jangan pernah pergi dari tempat ini. Apa kau mengerti?" Tanya ibu.
"Iya, terima kasih ibu! Aku akan menjaganya!"
Benar-benar hari ini luar biasa, aku harus berterima kasih pada putra mahkota yang yang datang tiba-tiba ke rumah ini. Rasanya aku bisa hidup lebih damai saat dia datang. Ayah dan kedua kakakku juga tidak melakukan apapun padaku. Lain kali aku berharap dia datang lagi. Mungkin aku bisa mendapatkan lebih banyak gaun dari ibu. Aku sangat menyayangi ibu!
Karena ibu baik, aku harus segera membuat hadiah untuk hari ulang tahunnya besok. Hari ini aku tidak boleh tidur!
"Tuan ksatria!" Aku sedikit membuka pintu dan melihat seorang ksatria di depan pintu kamarku lagi.
Entah kenapa aku senang berbicara pada mereka. Setiap saat aku mengira mereka akan sesekali membalas perkataanku. Itu membuatku sedikit lega bahwa mereka benar-benar seorang manusia.
"Apa anda membutuhkan sesuatu?"
"Tolong katakan pada pelayan bahwa hari ini saya tidak ingin meminum susu lagi. Saya ingin bergadang, tolong katakan padanya. Saya tidak ingin tidur malam ini. Terima kasih telah memberitahunya nanti." Aku tersenyum dan menutup pintu kembali.
Semoga dia mengatakannya pada para pelayan. Aku sungguh tidak ingin tidur. Aku ingin membuat banyak hal.
Karena hari ini aku harus menyelesaikan rajutanku! Tapi apa yang cocok untuk ibu? Ah, ornamen bintang di langit dan...
Nama ibu.
Bintang dan Sadira. Bagus, dua hal itu akan sangat cantik disini.
Untuk ketiga orang itu aku akan membuatnya dengan nama mereka saja. Toh, aku tidak ingin membuat ornamen sulit untuk mereka.
🕊️🕊️🕊️
"Auhh..."
Ini sudah seratus kali jarum ini menusuk tanganku dan aku hanya bisa membuat tiga sapu tangan saja. Sulit membuat nama ayah karena aku ingin membuat ornamen matahari juga padanya. Bagaimanapun pasti akan menyenangkan bisa melihat mereka menerima semua ini.
"Besok apa ibu akan menerima ini?"
Aku sangat mencintai, ibu!
🕊️🕊️🕊️
"Bisakah saya pergi untuk sarapan bersama mereka? Malam ini acara perayaan ulang tahun ibu, mungkin ibu ingin sarapan dengan saya. Bisakah saya datang?" Pintaku pada kstaria yang sama seperti kemarin.
Aku tidak tahu siapa namanya karena dia tidak pernah memberitahukannya padaku. Jadi panggil saja namanya kstaria wajah dingin dan satu lagi ksatria bisu. Kstaria wajah dingin menatapku tajam seperti seekor elang melihat mangsanya. Matanya memang berniat untuk memangsaku. Sepertinya aku membuat kesalahan bertanya padanya akan hal itu.
Kupikir hari ini akan berbeda dari hari biasa. Hari ini sangat spesial!
"Tidak bisa nona. Anda harus tetap berada di tempat ini. Saya akan meminta sarapan anda pada pelayan seperti biasa. Apa yang anda minta?"
Apa dia berniat untuk membawakan makanan yang kusukai?
"Saya ingin telur dan roti. Kemarin kakak Rexton memakannya di taman bersama seorang wanita cantik. Apa namanya? Saya tidak tahu, ada roti, telur, sayuran, mungkin juga daging. Hmm... Ah... Minuman berwarna kuning juga. Sepertinya enak."
"Saya akan membawakannya untuk anda. Lebih baik anda kembali ke dalam."
"Ya, terima kasih!" Aku tersenyum dan melirik kstaria bisu disana. Dia hanya menatap ke depan dan melihat dinding.
Setelah kstaria wajah dingin pergi aku mendekat pada ksatria bisu. Aku jadi ragu bahwa dia manusia sungguhan. Dia selalu tidak pernah berbicara, sepertinya dia memang bisu. Tapi ksatria tidak mungkin bisu.
"Apakah anda tidak bosan berada di tempat ini?" Tanyaku padanya.
"..."
"Jika anda bosan lebih baik anda pergi saja. Saya tidak akan pergi dari kamar ini, jika saya pergi nanti ibu marah."
"..."
"Saya hanya khawatir kalian keberatan di paviliun gelap ini. Tempat ini biasanya digunakan untuk orang-orang yang diasingkan. Juga tempat ini sangat jauh dari tempat lain. Jika kalian bosan dan ingin pergi, aku tidak akan keluar sebelum memintanya pada kalian. Sungguhan! Janji! Oh ya, malam ini apakah saya bisa pergi melihat pesta ibu? Saya tidak akan merusak, jika anda bisa. Bisakah anda mengatakannya pada ayah. Saya akan diam dan berada di ujung ruangan. Benar, bolehkan?"
"..."
"Yah, tidak boleh? Baiklah. Saya akan masuk."
Dia benar-benar bisu!
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasíaTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...