Selama beberapa hari ini aku menghabiskan seluruh buku pemberian ibu. Isinya tentang angka dan huruf aneh. Aku harus belajar cara membaca lebih dulu! Pelan-pelan aku tahu setiap kata kemudian kalimat dan paragraf. Aku baru tahu kerajaan ini bernama Kerajaan Arabella. Namanya sangat cantik. Tapi aku hanya tahu itu saja. Selebihnya akan tahu bagaimana kerajaan ini terbentuk dulu. Dulu sekali, seseorang membangun sebuah desa kecil. Kemudian lebih banyak orang-orang berdatangan dari berbagai daerah dan membangun desa-desa lainnya. Semakin lama, desa semakin besar dan luas. Awalnya mereka sangat damai dan tentram tapi semenjak mereka mengenal uang dan kekuasaan. Mereka berubah.
Kedamaian itu hanya sesaat. Muncullah beberapa orang yang bertugas membangun dan memperbaiki sistem. Ada empat keluarga besar. Jacorey, Vector, Levin, dan Lucius. Mereka berempatlah yang membangun fondasi kerajaan ini. Lalu mereka memutuskan keluarga Lucius sebagai seorang yang mereka junjung tinggi. Tentu saja karena banyak hal. Kekuatan, kekayaan, kebijakan, kepemimpinan, semuanya ada pada diri Lucius. Begitulah terbentuknya kerajaan ini. Jadi, ada alasan kenapa ayah bisa memiliki sebuah kehormatan tinggi. Dia anak dari salah satu ke empat keluarga besar itu. Vector. Itu nama belakang keluarga kakek, ayah dari ayah. Tapi aku tidak pernah tahu bagaimana keluarga Vector sebenarnya. Ayah hanya menerima gelar Marquess setelah ayah menikah dengan ibu yang juga anak seorang Marquess. Nama belakang ayah adalah nama yang diberikan raja. Mari diingat! Hmm...
Nama panjangku adalah Miya...
Miya...
Miya...
Oh, Miya saja! Tapi, kedua kakakku berbeda. Viston Madison dan Rexton Madison. Mereka adalah dua anak kembar dengan kepribadian buruk! Jadi tentu saja ayah menyandang Marquess Madison. Tapi aku lebih suka nama ayah biasa. Halton! Artinya adalah matahari. Ayah seperti matahari yang tidak kusukai. Aku lebih suka nama ibu. Sadira artinya bintang. Karena ibu seperti bintang. Aku suka sekali dengan ibu.
Aku jadi ingat. Ulang tahunku berdekatan dengan hari ulang tahun ibu. Apa yang bisa kuberikan padanya? Aku hanya punya...
Tidak ada.
Hah... Aku tidak punya uang. Perhiasan juga tidak ada. Apa ibu suka bunga? Aku bisa merangkai bunga seperti di dalam buku. Baiklah. Sebelum hari ulang tahun ibu, aku akan pergi memetik bunga dan merangkainya. Tapi aku dimarahi jika asal mengambil bunga di taman. Bagaimana jika menjahit? Iya! Menjahit sapu tangan! Aku bisa memintanya pada pelayan dan memberitahu mereka bahwa aku sangat bosan disini. Mungkin mereka mau memberiku benda-benda itu. Toh, akan lebih menyusahkan jika aku pergi dari tempat ini. Semua orang tidak suka aku berkeliaran. Jadi tentu saja mereka akan suka aku diam ditempat!
🕊️🕊️🕊️
Benar dugaanku!
Mereka menyiapkan banyak sekali kain, jarum, dan benang. Ini seperti aku ditakdirkan untuk membuat banyak benda dengan semua ini. Pertama adalah membuat untuk hadiah ulang tahun ibu. Lalu memberikan sapu tangan pada tiga laki-laki itu. Katanya akan diadakan kegiatan perburuan. Jadi aku harus cepat membuatnya.
"Nona, ini makan malam anda!"
"Ya, terima kasih. Maaf, apa kau tahu sekarang hari apa? Apa kau tahu kapan ibu akan melakukan pesta perayaan?"
Aku tidak tahu hari apa ini. Jadi...
"Dua hari lagi."
Dua hari lagi? Ibu akan berulang tahun dua hari lagi? Benarkah?
"Terimakasih! Oh, iya siapa namamu?" Tanyaku melihatnya.
Pelayan wanita itu selalu datang memberikan banyak makanan untukku. Dia benar-benar anak baik! Dilihat dari wajahnya sepertinya dia lebih muda dariku. Setiap saat dia selalu memberikan makanan walau aku merasa mengantuk setelahnya. Tapi tidak apa-apa. Mungkin karena aku sangat kenyang sampai tidur pulas.
"Nona, lebih baik ada beristirahat saja. Hari ini sangat malam, saya permisi."
Apa dia tidak bisa memberitahu namanya? Biarkan saja! Aku mengambil susu dan meminum cepat. Aku harus membuat sapu tangan dulu baru...
"Hoammm..."
Tidur...
🕊️🕊️🕊️
"Nona! Nona!"
"Hmm...?" Aku melihat pelayan semalam datang dengan beberapa pelayan asing di belakangnya. Siapa mereka ini?
"Hari ini pihak istana datang berkunjung, nona harus bersiap!"
Bersiap? Kemana? Sebelum aku bertanya lebih lanjut mereka menyeretku pergi menuju tempat mandi. Secepat kilat sampai aku tidak tahu apa yang terjadi sekarang. Memberiku perhiasan dan memakai banyak hal di wajahku. Tapi yang paling aneh adalah gaun ini! Sejak kapan aku punya gaun seindah ini? Apakah ini salah satu hadiah dari ibu?
Aku tidak tahu!
Tapi kenapa aku juga harus bersiap? Bukankah biasanya aku tidak diperkenankan untuk pergi? Ini aneh!
Aku melihat semua keluargaku menunggu di bawah sana. Sebenarnya aku masih takjub pada wajahku ini. Aku seperti seorang putri sungguhan!
"Ibu!" Aku tersenyum pada ibu yang begitu anggun.
Jika aku lebih besar lagi, aku ingin seperti ibu. Dia cantik, pintar, dan... Begitu menawan! Perlu kuakui kedua kakakku juga sama terutama ayah. Mereka sangat gagah berani berbeda dengan hari-hari biasa. Hari biasa mereka terlihat seperti penjahat! Apalagi Rexton. Dia melebihi dari penjahat. Viston tidak terlalu suka menghukumku tapi mulutnya seperti sesuatu yang membuatku berpikir bahwa dia adalah kejahatan di mulutnya.
"Bersikaplah baik hari ini! Jangan berbicara apapun pada yang mulia. Kau harus berpura-pura sakit setelah ibu memberitahumu!"
"Iya!" Aku berdiri di samping ibu. Lebih baik disini daripada ketiga orang itu yang menatapku dingin. Tiga pasang mata biru itu mengerikan.
"Jangan membuat kami malu!" Kata Rexton mulai melakukan ancaman lagi.
"Tetap pakai topimu itu. Jangan pernah melepaskannya! Kau paham?" Kata ayah membuatku mengangguk kaku.
Jadi, apa aku akan terus memakai topi ini? Bahkan aku tidak bisa melihat jelas wajah mereka semua. Tapi tidak apa, asalkan aku bersama ibu. Semuanya baik-baik saja. Bukankah begitu?
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasyTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...