"Kenapa dia marah?" Tanyaku pada Lucius yang melihat Nathan keluar dengan marah-marah tidak jelas. Orang-orang di rumah ini menjadi aneh menatap Nathan yang terus berbicara mengenai rasa malu.
Maksudku kami bisa tidur di kamar yang sama dengan tempat tidur berbeda. Aku bisa tidur di sofa besar dan dia di tempat tidurnya. Itu sebuah solusi dan Lucius akan menjaga keamananku. Pria itu justru memikirkan banyak hal yang tidak perlu dia pikirkan. Aku merasa dia seorang perempuan yang sedang malu!
Dia mirip dengan seorang gadis yang menempel di tubuh Sir Pedro. Dia juga seperti itu! Persis!
"Mana kutahu? Dia itu laki-laki yang tidak tahu cara menjadi laki-laki sejati. Dia memang normal tapi dia bukan laki-laki. Kau tahu maksudku? Entahlah di rumah ini hanya dia yang bertindak aneh jadi aku memilihnya untuk menolongmu saat itu."
"Hmm... Untuk sekarang carilah seseorang yang kau inginkan dari rumah ini. Jika Nathan menolak kita masih memiliki seseorang yang bisa diajak bekerja sama."
"Serahkan padaku! Aku akan mencari tempatku!" Lucius menghilang secepat cahaya.
Asalkan bukan perempuan aku masih bisa untuk menerimanya. Nathan mengambil tempat di antara kedua saudara perempuannya. Dia mengembungkan kedua pipinya sampai aku tahu dia sedang marah padaku. Sebenarnya untuk apa dia marah dan tiba-tiba saja dia duduk disaat kedua kakaknya sedang memilih perhiasan? Aku mulai gila menghadapinya.
"Ada denganmu?" Tanya Violet.
"Huh..." Nathan memalingkan wajahnya.
"Adikku yang manis, katakan padaku apa yang kau inginkan?" Tanya Lavender mulai mengerti apa yang terjadi.
"Tidak ada!" Jawab Nathan ketus.
Aku tidak tahan untuk tidak memukulnya! Ingat dia seorang laki-laki tapi dia seperti anak berumur 10 tahun! Bahkan dia berumur 23 tahun!
"Lucy ada apa?" Tanya Violet melihatku.
"Dia... Tidak ada apa-apa, kami baru saja bekerja keras. Mungkin Nathan lelah. Saya akan kembali ke kamar kalau begitu. Permisi!"
Tidak ada komentar lagi selain aku ingin tahu tentang hutan di Vector. Bagaimana caraku kesana? Hutan itu ditutup dan lebih berbahaya dari hutan lainnya. Jika para ksatria kesulitan bagaimana denganku ini? Aku hanya bisa mengusir roh tapi aku tidak bisa bertarung. Besok, aku akan menunggu Duke Levin membawa kepala makhluk aneh di istana. Mungkin saja kami menemukan petunjuk.
🕊️🕊️🕊️
Nathan masih marah padaku!
Dia membuang wajahnya saat tidak sengaja menatapku. Berulang dan terus berulang. Aku hanya ingin menikmati makan malam tapi seseorang didepanku terus bersikap aneh. Dia seperti orang lain. Dia bukan Nathan.
"Lucy! Apakah kau merasa baik-baik saja?" Tanya Duchess Levin.
"Iya, saya baik."
"Nathan kau baik-baik saja?"
"Hmm... Tidak!" Nathan menatapku tajam.
Apa maunya?
Violet dan Lavender menutup mulut mereka dengan tubuh bergetar. Aku seperti menghadapi anak kecil yang sedang merajuk. Duchess Levin menatapku dan tersenyum cerah melebihi sinar di atas sana. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakannya.
"Kau pernah datang ke rumah Duke Jacorey? Kudengar kau mantan tunangannya, maaf mengungkit masalah ini. Tapi aku memiliki kabar untukmu."
"Itu sudah lama. Ada apa Duchess?"
"Duke Jacorey meminta bantuan. Dia mungkin telah mendengar kabar mengenai pengusiran roh dan tentang makhluk aneh. Dia mengalami hal serupa di rumahnya dan dia ingin meminta bantuan darimu."
"Duke Jacorey meminta bantuan Duke Levin? Apa yang akan saya terima jika membantunya? Rumah itu memang penuh roh."
"Hadiah untukmu tentu saja."
"Saya akan datang besok."
"Aku akan mengirimkan surat padanya. Nathan, temani Lucy pergi. Kau tahu bukan Lucy harus menjaga identitasnya? Bagaimanapun Duke Jacorey memiliki hubungan yang dekat jadi Nathan kau harus menjaga Lucy!"
"Aku? Aku juga dapat apa?" Tanya Nathan.
"Hadiah tentu saja dari Duke Jacorey. Ibu akan menulis bahwa kalianlah yang mengusir roh itu. Jadi bagaimana Nathan? Jika kau tidak mau ibu akan mengirimkan Lucy dengan orang lain."
"Aku datang!" Jawab Nathan cepat.
Besok adalah pertemuan penting, tidak mungkin Dallen akan berada di rumah. Maya juga sudah pasti berada di rumah keluarga Madison. Kecuali aku bertemu pelayan dan ksatria disana. Yang kutahu dari Dallen adalah dia tinggal sendirian. Tidak ada siapapun disana. Keluarganya berada di wilayah Jacorey di sebelah barat. Alasannya sangat jelas bahwa disana jauh lebih baik daripada tempat Jacorey sekarang. Kudengar hubungan mereka juga tidak baik. Kedua orangtuanya meninggal dan dia terlahir sebagai anak tunggal yang memimpin wilayah besar di usia muda.
Jika aku melakukan pengusiran disana. Mungkin aku akan bertemu dua orang itu.
"Ibu! Hari ini aku ingin tidur dengan ibu!" Ucap Nathan membuat siapapun akan terkejut.
"Apa? Apa yang kau katakan? Kau akan tidur dengan ibu lagi? Ibu tidak salah dengar?"
Memangnya dulu dia juga tidur dengan ibunya? Aku memakan makananku dan merasakan hawa panas pada mataku. Enaknya memiliki ibu seperti Duchess Levin. Aku juga mau tidur dengan ibu. Aku belum pernah melakukannya. Aku juga mau!
"Saya telah selesai, terima kasih atas makanannya. Saya akan kembali, besok saya akan menyiapkan diri untuk pergi. Saya permisi!" Aku menunduk dan pergi sebelum air mata membasahi wajahku.
Duchess Levin itu adalah wanita yang begitu cantik dan hangat. Aku juga mau memiliki ibu sepertinya. Sepertinya aku juga akan bahagia disana. Aku menutup mataku dan terisak menuju kamar. Mimpiku selalu sama. Aku ingin keluarga seperti keluarga ini. Yang begitu hangat dan penuh senyuman. Tapi...
Aku tidak memilikinya.
Ayah yang sering mencambukku, ibu yang tidak menganggapku, kakak yang dingin dan kejam, serta semua orang yang diam menyaksikannya. Aku tidak memiliki hubungan erat dengan siapapun. Selain tiga orang itu. Rumah itu adalah sebuah neraka.
"Lucy?"
"Hmm? Jangan katakan suatu hal dulu. Aku sedang ingin menangis saja!"
"Hah... Kau mau susu hangat lagi? Aku akan pergi menuju dapur dan merasuki tubuh pelayan. Kembalilah ke kamar, hari ini hari yang panjang untukmu!"
"Iya!"
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasíaTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...