"Nathan!"
Kenapa dia berdiri di belakang tubuhku? Aku menatap ke depan kembali melihat desa ini seperti desa mati. Hampir sama dengan desa di wilayah Jacorey tapi rasanya tempat ini jauh lebih menakutkan. Aku merasa hawa dingin ini jauh lebih menakutkan.
"Semua orang yang selamat telah mengungsikan diri ke desa lain. Yang tersisa di tempat ini hanyalah orang-orang yang memiliki ciri-ciri yang kau sebutkan, wajah mereka linglung dan mata putih. Beberapa dari mereka ditemukan membusuk disebuah rumah paling besar. Rumah itu milik kepada desa." Jelas Duke Levin.
"Aduhh... Tempat ini jauh lebih buruk. Kenapa setiap tempat memiliki orang jahat?" Lucius menatap satu persatu rumah.
"Kau tahu bukan bahwa manusia akan menjadi tempat baik untuk iblis. Atau lebih buruk dari itu. Duke, saya akan mendekati rumah kepala desa, tolong kumpulan semua orang menjadi satu tempat. Saya akan mengusir roh itu."
"Apa hanya itu saja?" Tanya Duke Levin.
"Iya! Serahkan pada saya dan Nathan!" Aku menarik tangan Nathan yang telah menjadi dingin.
Dia sudah takut sebelum kami sampai di rumah paling besar. Lagipula aku tidak ingin masuk ke dalam sana. Disana jauh lebih mengerikan dan aku sangat tidak ingin masuk. Mungkin Lucius bisa tapi aku tidak yakin dia akan bertahan. Dengan tubuhnya dia hanya bisa menjahili manusia. Terakhir kali melawanku itu berkat tubuhku luka jadi aku tidak bisa melawannya dengan mudah.
"Lucius masuklah!"
"Masuk kemana?" Tanya Nathan menarik tubuhku.
"Kau!" Aku tersenyum dan membuat Nathan ketakutan.
Lucius segera masuk dan membuat Nathan menatapku tajam. Aku akan meminta maaf nanti jika dia sadar.
"Anak ini menolakku! Dia memberontak."
"Nathan tenanglah! Kali ini saja, aku akan baik-baik saja. Aku pastikan kau selamat, percayalah padaku!" Aku mencengkram bahunya.
"Oh... Dia diam. Sepertinya dia sangat menurut padamu, apakah kalian memiliki keterikatan satu sama lain? Dasar anak laki-laki ini, matanya ternyata masih jelas."
"Lucius, ayo!"
Sebentar lagi dia akan keluar dari sana. Pintu terbuka lebar memunculkan satu sosok hewan mengerikan. Tubuhnya membentuk kumpulan hewan dengan rahang berduri. Aku jadi tahu bahwa makhluk ini bukan hanya iblis saja. Dia lebih mengerikan lagi. Tongkat terangkat sampai menggetarkan tanah di bawah.
"Lihat? Aku akan kaya, kita akan kaya! Hahaha... Orang-orang bodoh!" Seorang pria menikmati kekayaan ditangannya. Emas-emas berada di dalam kamarnya dengan begitu melimpah.
"Tapi bagaimana jika penguasa tahu? Kau meninggikan pajak terlalu tinggi. Bagaimana jika mereka tahu bahwa kau membohongi mereka?" Tanya seorang wanita dengan begitu gelisah.
"Tidak, asalkan kita diam. Kita akan mendapatkan banyak hal. Kau bisa membeli emas, perhiasan, gaun cantik, dan banyak hal lain. Alaskan kita tutup mulut mereka, kita baik-baik saja!"
Tokkk... Tokkk...
Suara ketukan pintu menghentikan aktivitasnya mereka. Seorang pelayan masuk dengan takut-takut. Dia meneguk ludahnya susah payah menatap pria yang baru saja menikmati kesenangan dunia.
"Apa?"
"Tuan, seorang pria tua datang ingin menemui anda. Dia sangat sulit pergi. Bahkan kami telah mengusirnya beberapa kali. Dia tetap datang lagi dan lagi."
"Apa yang dia inginkan?"
"Anaknya kelaparan lalu dia meminta uang pada anda!"
"Dasar warga desa miskin! Hahaha... Aku akan menemuinya dan menunjukkan kemurahan hatiku padanya." Pria itu keluar dengan penuh kesombongan.
Matanya menangkap sosok laki-laki yang penuh luka disekitar tubuhnya. Dia tahu bahwa para pelayannya telah mengusir pria tua itu berkali-kali tapi tetap saja dia datang kembali tanpa rasa malu.
"Tuan tolong saya! Anak saya sakit dan kelaparan, tolong saya!"
"Apa? Sakit dan lapar?"
"Benar tuan! Tolong saya!"
"Hmm... Jika kau mencium kakiku aku akan memberimu ini!" Pria itu menunjukkan satu emas padanya.
Pria tua menatap penuh harap dan segera melakukan hal yang diinginkan pria itu. Mencium kakinya dan bertekuk lutut padanya. Dia akan lakukan. Apapun itu. Untuk anaknya. Pria itu tersenyum puas dan melemparkannya pada pria tua. Dengan ini semua orang akan tahu betapa murah hatinya dia dan mereka akan tutup mulut sampai kapanpun. Benar saja semua orang begitu mengelu-elukannya sampai dia belum puas juga. Desa ini terlalu kecil untuknya. Dia ingin lebih! Dia ingin berkuasa seperti Duke Levin disana.
"Apa kau ingin itu?" Seorang pria datang mengunjunginya. Pria dengan mata merah.
Jadi, dia memang datang dan memberikan perjanjian pada orang-orang yang telah diliputi kegelapan? Tapi siapa dia? Untuk apa? Mata merah? Aku yakin aku bisa melihat wujudnya tadi. Pria. Dia seorang pria. Aku memijat kepalaku yang begitu berat.
"Ada apa?" Tanya Lucius.
"Hah... Kita bunuh makhluk ini dulu. Dia adalah kepala desa. Lucius apakah aku bisa membunuhnya?"
"Kau meragukan kemampuanku?"
"Tentu tidak tapi dia lebih kuat daripada iblis merah itu."
"Serahkan padaku nona. Aku ini lebih kuat sampai dijuluki sebagai raja pertama Arabella. Jadi..."
"Kkkkk... Makan! Uang! Makan! Uang!" Makhluk aneh itu bergerak cepat ke arah kami. Aku berlari menuju ke arah orang-orang yang telah dikumpulkan.
Apa Lucius bisa membunuhnya? Aku melihat Lucius yang bertarung sengit menggunakan tubuh Nathan. Kecepatannya melebihi rata-rata bahkan aku yakin Nathan memiliki tubuh yang sesuai dengan Lucius.
"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak!" Mantra terus menerus keluar tanpa henti.
Lucius harus membunuhnya lebih dulu sampai aku bisa mengusirnya. Tanganku menghentak- hentakan tongkat sampai pergerakan makhluk itu berhenti sementara waktu.
"Lucy! Miya! Cepatlah! Aku akan membunuhnya! Aku tidak suka bentuknya!" Teriak Lucius disana.
"Baiklah!"
Lucius memenggal kepala makhluk itu tanpa belas kasian. Aku jadi melihat hal mengerikan lainnya terutama tentang darah yang keluar tanpa henti.
"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat tenanglah!!!"
Cahaya putih bersinar dari dalam tubuh makhluk itu. Lucius mundur cukup jauh.
Duarrr...
Tubuhnya hancur memunculkan banyaknya uang yang telah dia makan di dalam sana. Emas! Aku melihat emas berhamburan keluar. Seperti bom emas!
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasyTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...