Mata merah dan rambut abu-abu. Dia bukan salah satu dari orang-orang dari daftar ini. Siapa dia? Dia tidak menutupi wajahnya. Jika dia adalah orang itu. Aku...
"Lucy? Apa yang kau pikirkan? Aku baru saja berkeliling dan mencari daftar orang-orang disana. Tapi semuanya tidak ada. Tidak ada satupun orang yang berhasil kutemui."
Tidak ada?
Bagaimana ini? Aku menggigit bibirku dan menatap cermin memantulkan mata merah dengan dua titik di bawah mata. Jika dia bukan salah satu dari daftar ini kemungkinan besar dia adalah orang itu.
Tapi kenapa tidak ada satupun yang berhasil ditemui Lucius di daftar ini. Apakah mereka telah pergi ke kerajaan lain? Ataukah mereka mati?
"Ini tidak masuk akal! Dia tidak mungkin tiba-tiba muncul disana dan menemui Lavender. Aku bertemu dengan mata merah."
"Aku tidak tahu jika ada orang lain yang memiliki mata merah. Dimana kau menemukannya? Aku akan mendatanginya!"
"Tidak Lucius! Kau akan pergi jika menemuinya. Dia juga bisa mengusir roh. Dia mengatakan akan bertemu denganku lagi. Aku akan menghadapinya jika dia datang padaku. Untuk sekarang. Kita hanya perlu berhati-hati untuk segala sesuatu."
"Arghttt... Kenapa sangat rumit seperti ini? Untuk apa juga dia membuka pintu roh? Apa dia gila?"
"Kau tahu tidak? Mata merah itu memiliki dendamnya. Bisa saja dia seseorang yang mengalami hal serupa denganku. Kebencian, dendam, akan membuat manusia menutup mata mereka. Salah dan benar akan sama saja. Tapi bagaimana caranya dia membuka pintu itu?"
"Hmm... Tidak ada buku atau tulisan mengenai pintu roh. Atau dia tidak sengaja membukanya? Setahun lalu, Nathan bersama kelompoknya pergi ke hutan Vector setelah mendapatkan informasi dari seseorang bahwa disana mengalami hal aneh. Sebagai kelompok ksatria pertama, itu tugas mereka untuk pergi. Sayangnya semua orang mati kecuali Nathan! Roh mereka yang mati bisa menjadi sarana untuk iblis datang. Mungkin saja ini ulah orang itu! Dia membuat hal aneh disana dan mengambil jiwa mereka untuk ditumbalkan dan beginilah akhirnya!"
Tidak kusangka dia pintar. Jika benar begitu, aku jadi paham. Penumbalan dengan ilmu hitam yang dia lakukan untuk membuka pintu roh. Aku pernah diberitahu nenek yang mengajariku tentang pengusiran roh. Buku hitam itu akan membuat manusia semakin gila. Terlebih jika dia pemilik mata merah.
"Tidak sia-sia aku hidup selama ini! Ternyata aku cukup membantumu! Jadi, apa yang harus kulakukan?"
"Kita akan pergi ke istana beberapa hari lagi. Kau cukup disini saja, mungkin mereka tidak menyukaimu!"
"Kau benar! Aku juga tidak ingin bertemu wanita itu!"
Wanita siapa? Aku hanya mengangguk kecil.
Tokkk... Tokkk...
"Lucy!"
Ini suara Nathan?
"Ada apa?"
Dia membuka pintu dan memunculkan wajahnya yang membawa sesuatu. Bukankah itu boneka? Aku membuka mulutku saat Nathan tersenyum canggung. Bahkan pakaian apa itu? Ungu? Pakaian ungu dan boneka ungu?
"Dia memang aneh! Kupikir dia adalah salah satu pria teraneh yang kau kenal. Kenapa dengan semua ditubuhnya itu? Apakah dia pencinta warna ungu? Memang keluarga Levin identik dengan warna ungu. Bahkan semua tempat ini memiliki warna ungu dimana-mana. Mataku! Aku pergi sekarang!"
Aku juga ingin menutup mataku!
Nathan berjalan dengan begitu malu-malu bahkan wajahnya sangat merah saat ini. Apa dia demam?
"Lucy! Aku bermimpi buruk hari ini!"
"Oh... Kau ingin bersamaku? Baiklah, kemarilah!" Aku menepuk tempat didekatku.
"Hmm... Kita akan satu tempat bersama?" Tanyanya dengan memalingkan wajahnya.
"Tidak! Tentu saja tidak! Aku akan membuatmu tidur! Tidurlah disini Nathan! Jangan seperti seorang wanita yang malu-malu!"
Nathan duduk dan menatapku. Dia menutup wajahnya dengan boneka ungunya. Begitu lucu seperti aku ingin mengusirnya pergi.
"Lalu jika aku disini kau akan dimana?"
"Terserah saja. Aku bisa tidur dimana saja. Tidurlah lebih dulu Nathan!"
Nathan tidur dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Dia terus menutupi wajahnya dengan boneka ungu. Dia mirip dengan roh anak kecil. Tanganku terangkat dan menyentuh rambutnya yang berantakan. Dia memang baru saja bermimpi buruk.
"Saat kecil aku mengalami kecelakaan. Kaki kananku terluka saat aku jatuh dari tangga. Saat itu tidak terjadi sesuatu. Saat dewasa aku baru sadar bawah kaki kananku tidak memiliki tinggi yang sama dengan kaki kiriku. Rasanya aku ingin marah. Kenapa aku harus jatuh dari tangga? Kenapa ibu harus mendorongku saat itu? Tapi aku sadar. Tidak ada takdir baik pemilik mata merah. Disaat aku teringat masa lalu yang suram, aku akan memikirkan sebuah hal. Tentang bintang di atas sana. Yang seperti mataku saat matahari menyinarinya. Sangat cantik. Aku sangat menyukai bintang. Sama sepertimu menyukai warna ungu. Kau suka tentang obat-obatan juga bukan?" Aku melirik Nathan yang menutup matanya.
Napasnya mulai teratur.
Aku tersenyum dan mendekat ke arah Nathan. Dia lebih baik seperti ini. Aku menarik kacamatanya dan menatap wajahnya lagi yang tertidur. Ada titik di hidungnya yang begitu cantik di wajahnya. Dibandingkan dengan wajah tampan, wajahnya cantik seperti Violet dan Lavender.
"Selamat tidur Nathan!"
🕊️🕊️🕊️
Empuk! Hangat! Aku maju dan mencari kehangatan lainnya. Begitu hangat di cuaca yang dingin ini. Aku meringkuk dan memeluk sesuatu yang empuk ini.
Apa ini?
Kenapa ada angin?
Aku membuka mata pelan dan menatap sebuah wajah seseorang yang sangat dekat denganku. Mataku mengerjap beberapa kali. Apakah ini mimpi? Aku tidur dengan seorang malaikat!
Tampan!
Pasti ini mimpi. Aku menutup mataku lagi dan mendekatinya. Hembusan napasnya menerpa wajahku membuatku ingin tertidur lagi. Kenapa perasaan ini sangat nyata?
Tunggu!
Aku membuka mata bersamaan dengan seseorang yang sedang menatapku.
Sialan!
Ini nyata!
"Arghttt... Apa yang kau lakukan!" Teriakku mendorong tubuhnya pergi.
Kenapa aku bisa disini? Bukankah aku tidur di sofa? Rasanya aku tidak tidur di sini bersama dia! Nathan menatapku dengan mata mengerjap. Dia menutup mulutnya dan berlari pergi.
"Hey! Hey! Jelaskan padaku! Dasar mesum!" Teriakku lagi.
Awas saja! Aku akan memukulnya nanti!
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Si Nathan!🤭
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantastikTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...