"Hahahaha... Gadis bodoh! Kau ingin melawanku dengan kekuatan itu?"
Sialan! Dia lebih besar dari apa yang kukira. Tubuh yang telah berubah menjadi iblis seutuhnya. Aku menutup mata dan merasakan angin dingin yang keluar darinya. 10 orang yang telah di makan secara bersamaan.
Tongkatku terhentak menimbulkan getaran di tanah desa ini.
"Ayah pulang!"
Seorang laki-laki membuka pintu rumahnya. Dia menatap makanan ditangannya, sebuah roti hangat untuk keluarga kecilnya. Dia tersenyum dan membuka pintu yang tidak pernah terbuka. Pertama yang dia lihat adalah sebuah bercak darah di lantai. Matanya menjadi begitu bergetar hebat karena detik berikutnya dia melihat tiga orang yang terluka parah di dada dan kepala mereka.
Brukkk...
"Tidak! Tidak! Tidak!"
Pemakaman berlangsung begitu sunyi, semua orang pergi satu persatu tapi yang menjadi masalah adalah tidak ada yang tahu bagaimana keluarganya mati malam itu.
"Tolong saya! Malam itu... Malam itu... Keluarga saya mati terbunuh! Istri saya dan kedua anak saya mati mengenaskan! Tolong!" Dia berdiri di depan seorang petugas keamanan.
Tangisannya memilukan tapi tidak ada yang tahu bagaimana cara menemukan pelaku itu. Tidak ada yang tahu terjadi malam itu. Napasnya begitu sesak untuk kembali ke rumah. Dia menutup pintu rumahnya dan berlari menuju bar. Hanya alkohol yang bisa menenangkannya.
"Hiskkk..."
"Hey! Hey! Kau tahu tidak seorang wanita cantik itu? Beberapa hari yang lalu aku datang ke rumahnya. Dia sangat cantik, bahkan dia memiliki tubuh yang indah. Rambut panjang hitamnya dan mata itu. Sialan, jika bukan karena kedua anaknya yang membuatku hampir mati. Aku bisa menikmatinya lebih jauh lagi!"
"Hahahah... Sialan! Kau laki-laki bajingan!"
"Memangnya kau melakukannya dengan berapa orang? Tidak mungkin kau sendiri!"
"10 orang! Hahahah... Melakukannya dihadapan banyak orang adalah tontonan yang menarik. Apa kalian tahu ksatria di kantor keamanan? Dia juga melakukannya denganku."
Pria yang sedari tadi menangis menahan segala teriakan di dadanya. Dia menatap nyalang orang-orang sampai seluruh matanya penuh dengan rasa marah dan dendam. Rambut hitam itu adalah milik istrinya.
Kenyataannya manusia jauh lebih mengerikan dari iblis. Aku menatap iblis itu yang diam. Dia mungkin sadar aku menggali ingatannya di desa ini. Aku tidak akan menyalahkannya tapi aku tidak bisa membenarkan tindakannya membunuh orang lain kecuali 10 orang itu. Mati adalah jalan terbaik untuk pendosa seperti mereka.
"Menyerahlah! Serahkan dirimu dan kau bisa bertemu keluargamu di atas sana!"
"Hahahaha... Tidak mau! Aku akan memakan banyak jiwa lainnya! Hahahaha... Manusia itu, mereka lebih hina! Hina!"
"Aku tahu! Tapi menyerahkan hidupmu pada iblis juga sama saja. Lucius aku akan mengikatnya dan kau harus membunuhnya!"
"Baiklah! Serahkan padaku, dimana pedangku. Pinjamkan aku!" Lucius mengambil pedang seorang ksatria secara paksa. Dia bersiap di sampingku walau dengan tubuh tambun si kusir. Harusnya dia merasuki seorang ksatria saja.
"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak!"
Tanah mulai bergetar bersamaan dengan tubuh iblis itu mendekat. Kali ini tugas Lucius membunuh makhluk merah itu.
"Mati kau ditanganku iblis sialan!"
"Sakit! Jangan ganggu aku! Dasar orang-orang tidak tahu diri!"
Iblis itu melesat cepat menuju kearahku, aku mengangkat tongkatku dan membaca mantra lagi dan lagi sampai tubuhnya diserang bertubi-tubi oleh Lucius. Mari nikmati pertarungan mereka dengan botol anggur ini. Rasanya tubuhku kembali hangat di cuaca gelap ini. Mereka saling bertarung satu sama lain. Aku tersenyum dan mendekati mereka yang kian merusak tempat ini. Efeknya jauh lebih besar, kerugian yang ditanggung tidak main-main.
"Miya! Aku akan membunuhnya dan cepat bunuh iblis itu!"
"Baiklah!"
Lucius menarik tubuh iblis dan menusuknya tepat berada didada. Hanya kematian yang telah ditetapkan. Aku menunduk melihat tubuh iblis yang keluar dari tubuh seorang pria. Semoga dia bisa bertemu dengan keluarganya.
"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat tenanglah!"
"Arghttt..."
🕊️🕊️🕊️
"Uhukkk..."
Berapa banyak aku muntah di tempat ini? Aku mengeluarkan banyak benda di dalam perutku. Ini lebih buruk dari terakhir aku meminum benda ini. Alkohol memang tidak baik untukku. Rasanya aku ingin pingsan di tempat ini.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Lucius.
"Kembalilah! Aku ingin tidur saja. Bagaimana orang-orang di dalam desa itu?" Tanyaku mulai masuk ke dalam kereta lagi.
"Yah, baik kurasa. Sebentar lagi orang-orang dari Jacorey akan datang. Tapi, bagaimana sekarang. Jika kau datang dengan keadaan ini. Mungkin mereka akan curiga." Lucius menunjuk tubuhku.
"Ini hanya muntah saja. Mereka akan mengira bahwa aku mabuk perjalanan. Kembalilah ke tempatmu dan pergi kediaman Duke Jacorey. Setelah itu jangan rasuki tubuh ini."
"Baik! Tapi aku akan mencari tubuh lainnya! Hahahah..."
Desa ini akan ditangani oleh orang-orang disana. Dallen akan datang dan membereskan sisanya. Dia mungkin akan terkejut dengan bekas pertarungan yang ada. Lebih baik daripada dia melawan roh atau iblis. Aku mengambil kantung dan muntah lagi. Sialan. Besok aku lebih suka meminum susu hangat daripada anggur merah.
"Nona, beristirahatlah! Saya akan menjaga anda!" Pelayan susu memberiku tempat terbaik. Dengan sebuah selimut tentu saja. Entah kenapa dia menjadi sangat bisa diandalkan untuk situasi saat ini. Aku bisa tahu dia sangat mengkhawatirkan keadaanku secara tulus. Sama dengan ksatria wajah dingin. Mereka berdua adalah dua orang yang membuatku yakin masih ada orang baik di dunia ini.
Aku tersenyum dan mengeratkan selimut menutupi tubuhku. Aku juga memiliki hal lain selain kemampuan mengusir hantu. Aku bisa melihat orang tulus atau tidak. Merasakan bagaimana mereka berkata secara nyata. Terkadang ada sesuatu yang membuat mereka terlihat tidak begitu tulus. Dari gerak-gerik mereka, wajah mereka, intonasi suara mereka, dan banyak hal lainnya.
Aku lupa jika masih ada arwah disana. Biarkan saja. Mereka hanya arwah yang masih bisa ditangani oleh Dallen.
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasyTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...