Dukkk... Dukkk...
Para roh berdatangan dari segala penjuru memenuhi tempat ini. Nathan berdiri di belakangku, hawa di tempat ini menjadi sangat dingin sampai aku merasa merinding. Dallen juga melakukan hal yang serupa. Dia juga berdiri di belakang tubuhku. Begitu juga kepala pelayan dan beberapa orang di ruangan ini. Aku seperti tameng!
"Mereka adalah arwah penunggu tempat ini sejak dulu. Salah satunya juga nenek moyang anda. Suara anak kecil adalah anak yang mati sakit disini. Suara langkah kaki dari para ksatria yang sedang bertugas dulu. Suara lainnya, anda bisa tahu sendiri dari mana."
"Lucy! Kenapa tempat ini menjadi sangat gelap? Memangnya berapa banyak roh disini?" Tanya Nathan.
"Hmm... Satu dua, 50!"
"Apa?"
Benar, 50 roh dari berbagai usia.
"Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat pergilah secara bijak! Jiwa tersesat tenanglah!"
Mereka melebur menjadi satu dan saling membentuk cahaya besar. Aku menutup mataku sejenak.
"Kau! Kenapa kau melakukan ini?" Tanya seorang pria memiliki mata hijau.
"Kakak! Aku adikmu! Kenapa kau ingin membunuh kami?" Tanya perempuan berambut pirang cantik.
Mereka berdua terikat bersama di dalam kereta. Seseorang membuka tudung dan memperlihatkan wajahnya. Senyuman mengerikan terpampang nyata memperlihatkan giginya yang memiliki emas disalah satu gigi. Dia menahan sesuatu dari dalam tubuhnya.
"Aku? Untuk apa lagi? Tentu saja uang kalian! Apa kau melupakan aku adikku? Kenapa kau melupakan kakakmu ini? Apakah menyenangkan bisa hidup dengan bangsawan jadi kau lupa tentang hidupmu di desa? Iya?"
"Kakak! Siapa yang melupakan kakak? Setiap bulan aku memberi apa yang kakak inginkan!" Teriak sang wanita.
"Dengan uang itu? Kau gila? Itu belum cukup! Aku butuh harta kalian! Aku butuh banyak harta kalian. Sekarang aku akan mengambil alih harta kalian berdua. Hahahaha... Sialan! Kenapa kau menjadi begitu sombong setelah menjadi bangsawan? Apa karena kau memiliki suami kaya, kekuasaan sampai kau lupa bahwa kau memiliki aku? Aku sudah berusaha keras menghidupimu, siang dan malam aku bekerja tapi kau... Kau tiba-tiba pergi dan menikah dengannya? Aku tidak butuh uang yang kau kirim! Aku tidak butuh itu! Aku hanya butuh kau, adikku! Kau keluargaku satu-satunya. Kau... Meninggalkanku sendirian disana."
"Kakak, kita hidup bersama! Lepaskan kami dan kita bisa tinggal di rumah. Kau, aku, Dallen."
"Tidak! Tidak! Kau sudah membuatku sakit hati adikku! Kau kira aku ini apa?" Pria itu mengambil obat dari dalam bajunya dan meminumnya lagi.
Napasnya memberat dan dadanya begitu sesak. Setiap dia menghirup udara, dia akan terbatuk-batuk tiada henti. Dia juga sekarat!
"Mari mati bersama dan hidup di neraka!" Pria itu mendorong kereta masuk ke dalam jurang di bawah sana.
"Tidak! Kakak!"
Kereta jatuh dengan cepat, menghantam tebing dan berakhir di dalam ombak yang menggulung ganas. Pria itu tersenyum pada langit gelap.
"Maafkan aku Dallen. Maafkan, pamanmu ini. Aku hanya ingin membunuh mereka saja. Aku sudah seperti sampah dimata orantuamu, mereka hanya menganggapku seperti gelandangan. Apa salah jika aku hanya rakyat biasa? Ayahmu begitu membenciku! Ibumu juga. Jadi maaf..." Dia turun dan terjun menembus lautan.
Beberapa minggu dibutuhkan untuk menemukan mereka. Pada akhirnya mereka ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Tapi hanya dua jasad yang ditemukan. Sepasang suami istri yang dikabarkan hilang.
"Ayah... Ibu..."
"Ayah... Ibu... Tidak! Tidak! Tidak!!!" Dallen kecil berlari melihat peti orangtuanya.
"Jangan pergi Dallen! Tetaplah bersama paman!" Seorang pria pemilik gigi emas memeluk Dallen erat. Dia menahan isakan dan memeluk Dallen dengan perasaan bersalah di seumur hidupnya. Dia selamat. Dia selamat dari peristiwa bunuh diri itu.
"Paman Wade, ayah dan ibuku! Aku... Aku... Hiskkk..."
"Ada paman Dallen! Ada paman!"
Mataku meneteskan air mata, jadi seperti itu kondisinya. Aku mengusap mataku dan melihat Dallen yang penuh tanda tanya besar diwajahnya.
"Saya sudah mengusir mereka, Duke!"
"Hah, syukurlah! Jadi ayah dan ibuku telah pergi?"
"Iya, mereka telah tenang. Duke, apakah anda masih mencari seseorang yang membunuh kedua orangtua anda?" Aku menatap lurus ke mata hijau terangnya.
"Kau tahu? Apa ayah dan ibuku memberitahumu?"
Aku menggeleng cepat, bukan mereka tapi ingatan mereka berdua. Tapi sepertinya mereka tetap tidak ingin Dallen tahu bahwa pamannya yang membunuh kedua orangtuanya. Mungkin mereka juga merasa bersalah telah menelantarkan seseorang bernama Wade itu. Dia hidup menderita sampai hampir sekarat sendirian. Aku tahu ini yang tidak diinginkan mereka tapi tetap saja. Kebenaran harus tetap diberitahukan. Dallen tidak mungkin diam saja sampai pelaku pembunuhan kedua orangtuanya tertangkap.
"Jika anda ingin tahu meski itu adalah keluarga dekat anda. Apakah anda tetap ingin tahu?" Tanyaku.
"Iya!" Dallen menunjukkan tekadnya.
"Pergilah temui paman anda bernama Wade. Dia akan menceritakan segalanya pada anda. Saat itu saya harap anda memberikan kebijaksanaan anda. Hanya itu yang bisa saya katakan. Semoga anda berbahagia, Duke."
🕊️🕊️🕊️
"Apa menurutmu Duke Jacorey akan menghukum pamannya?" Tanya Nathan melihat hadiah pemberian Duke.
Kami mendapatkan banyak hadiah hari ini dan semua ini belum setengah dari hadiah darinya. Katanya ini hanya permulaan dan lainnya akan dikirim besok. Dia juga akan memberikanku hadiah lain setelah dia kembali dari tempat pamannya, Wade. Aku tidak keberatan karena aku memang ingin uang banyak. Karena tujuanku adalah pergi dari kerajaan ini. Mungkin Kerajaan Verena. Mereka penuh dengan anggur kualitas bagus.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi mungkin dia akan terkejut saat tahu bahwa paman yang merawatnya adalah pelaku pembunuhan. Berbeda dengan keluarga yang selama ini dia tinggalkan. Dia mengira bahwa kekuasaan akan membutakan keluarga ayahnya tapi dia salah. Mereka tidak butuh setelah apa yang terjadi pada keluarga Dallen. Semoga saja dia bisa memiliki hubungan baik dengan keluarga lainnya."
"Apa kau lelah Lucy? Apakah kau ingin aku memijatmu? Atau kau ingin aku melakukan sesuatu padamu? Katakan padaku!"
"Aku ingin tidur. Kemarilah dan duduk disampingku!"
Nathan melakukannya dan duduk disampingku. Aku tersenyum dan bersandar pada bahunya. Setelah melakukan pengusiran itu, aku merasa sangat mengantuk.
"Hoamm... Nanti bangunkan aku jika sampai!"
"Tidurlah, Lucy! Tidurlah!"
🕊️🕊️🕊️
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Yang Dicintai Para Roh ( END )
FantasíaTentang sebuah pengorbanan demi kebebasan! 🕊️🕊️🕊️ Sejak kecil Miya selalu mendapatkan banyak pelecahan dari keluarganya. Dari ayah yang tidak suka padanya, ibu yang tidak menganggapnya, dan kedua kakaknya yang sama buruknya. Tidak ada seorangpun...