Hari Keempat

5.7K 519 37
                                    

Bening tidak basa-basi ketika dia berkata pada Gigi bahwa itu akan menjadi terakhir kalinya dia meminta kapas wajah. Sekarang, dirinya benar-benar masuk ke toko kecantikkan. Bening sebenarnya memang suka sekali belanja. Dia sering keluar apartemen hanya untuk masuk ke toko aksesoris, lalu keluar membeli beberapa ikat rambut atau bandana.

Selain barang-barang lucu, Bening juga suka menghabiskan uang ke pakaian atau tas-tas branded. Gaji dua digit sebagai karyawan Bank Indonesia memang membuatnya agak boros, meski sebenarnya Bening juga menyimpan sebagian besar uangnya di bank dan beberapa saham.

Bening membayar barang yang dia ambil dari toko ini. Dua kotak kapas, make up remover, lipbalm, serta beberapa sheetmask jadi barang yang dibelinya. Usai keluar dengan tas kecil berlogo Sephora, Bening memesan taksi menuju destinasi selanjutnya, Rule Of Thirds.

Restoran dengan gaya industrial dengan meja dan kursi yang terbuat dari kayu, dilengkapi meja bar berbentuk U dengan kursi berjejer, adalah tempat yang ingin Bening kunjungi. Dia melihat ini di google, meski tempatnya cukup terbuka, tapi review tempat ini di Google cukup tinggi. Akhirnya, setelah menghabiskan beberapa menit di perjalanan, Bening sampai.

Begitu masuk, aroma masakkan dan suara obrollan sekitar menyambut Bening. Dia agak kikuk sendiri saat tahu bahwa datang ke tempat ramai sendirian ternyata cukup awkward. Seharusnya Bening mengajak Winzy, atau Gigi ke sini. Baru saja dia ingin mencari tempat duduk yang terletak agak terpisah dari yang lain, mata Bening tak sengaja menemukan Reksa yang duduk di kursi berjejer dekat meja bar berbentuk U.

Dia sendirian. Di sebelahnya tidak ada siapapun, dan berjarak empat kursi darinya, barulah ada beberapa orang di sana. Reksa tampak fokus pada ponselnya, dengan tangan kanan memegang gelas wine. Bening berpikir sejenak harus menghampiri Reksa atau tidak, tapi gadis itu takut disangka sok kenal. Akhirnya, Bening terpaksa memilih tempat duduk lain yang agak terpisah dan berjarak cukup jauh dari Reksa.

Bening memesan satu set Sushi andalan restoran ini dan juga stew jamur dan kacangnya. Tadinya dia penasaran sekali ingin mencoba Buddhist Duck. Menu masakkan paling terkenal di sini, yaitu hidangan daging bebek yang diawali dengan dada dibungkus selada, dan di akhiri oleh sup tulang mereka. Sayang sekali, dirinya datang sendirian. Bening takut tidak bisa menghabiskan menu itu, apalagi harganya 125 dollar.

Baru saja Bening akan membuka ponsel, tiba-tiba pundaknya ditepuk, membuat gadis itu menoleh ke belakang.

"Lo di sini juga?" Reksa datang dengan gayanya yang kalem. Pria itu melepas bucket hat di kepalanya, lalu duduk di sebelah Bening.

"Eh, Sa. Sejak kapan di sini?" tanya Bening pura-pura tidak tahu.

Reksa mengecek ponsel, sepertinya melihat jam, "dari tadi sih. Ada sekitar stengah jam." Mata Reksa kemudian kembali melihat Bening, "lo dari tadi?"

Bening menggelengkan kepala, "baru sampe. Gue baru mesen."

"Emang rencana ke sini atau gak sengaja mampir sini?" Reksa bertanya lagi.

"Gue liat di google sih. Tadi sebelum berangkat emang sempet searching dulu."

"Mesen Buddhist Duck-nya gak?"

"Enggak," ucapan Bening terpotong sejenak saat sushi dan stew jamurnya dihidangkan.

"Gue takut gak habis," lanjutnya kemudian mengambil sumpit.

Reksa memperhatikan Bening dari gadis itu mengambil sumpit, hingga mengarahkan benda itu ke sushi.

"Lo mau gak?" tanya Bening membuat Reksa mau tak mau mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tertangkap basah sekali Reksa ini!

"Gue udah makan. Tadi mesen menu lain, sih," jawabnya.

"Gue bingung makanan enak apa. Yang lain namanya agak macem-macem, yaudah gue pesen yang aman aja di lidah," ujar Bening sambil mengambil ponsel, mengambil beberapa foto lalu mulai makan.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang