Kecelakaan yang dimaksud ternyata agak parah. Reksa dan Bening yang sampai di salah satu rumah sakit swasta Jakarta itu, melihat Nana dan Winzy ada di dalam satu ruangan VIP. Lengan kanan Nana di gips, tidak sampai patah tulang katanya. Dokter bilang gips diperlukan agar tangan Nana bisa berfungsi normal nantinya. Sedangkan Winzy, Bening bisa melihat kepala temannya itu dilapisi kain kasa dari bagian dahi sampai ke bagian belakang.
Menurut penjelasan dokter, dahi Winzy terbentur sesuatu yang tumpul, dan kepala belakangnya tergesek aspal jalan. Sebagian rambutnya dipotong demi pengobatan, wajah Winzy jelas agak bete karena setelah itu dapat dipastikan bagian belakang kepalanya sedikit akan botak.
"Perasaan tadi masih ledekkin Haykal, kenapa tiba-tiba kecelakaan begini?" tanya Reksa.
Nana nyengir, "gue balesnya sambil nyetir. Terus Winzy juga. Kita emang baru balik dari rumah ortu Winzy."
"Loh? Gigi gak di Bandung?" Bening malah salah fokus pada Gigi yang berdiri di samping Haykal.
"Kan gue udah bilang mau cek cabang restonya Haykal yang di Jakpus."
"Fokus Nana dulu, Seng." Reksa berkata menegur. Bening tersenyum tidak enak kemudian kembali melihat Nana dan Winzy.
"Hadeuh, beruntung lo pada gak gimana-gimana banget..." Bening ikut berkomentar, "gue sama Reksa udah panik tadi anjir. Kita kira sampe parah banget," lanjutnya.
"Lagian si Haykal gak ngejelasin yang bener. Ngomong kecelakaan doang lo," cibir Reksa. Pria itu duduk di kursi. Jujur saja, rasa pusing di kepalanya belum membaik.
"Ya emang bener kecelakaan, kan?" bela Haykal sebal sendiri. Kenapa jadinya dia yang disalahkan?
Bening tertawa saja. Dia menghampiri Reksa, memijat kepalanya dari belakang membuat pria keturunan Cindo itu menyandarkan kepalanya rileks.
"Nana tuh gak bisa multitasking, tapi malah sok-sokan nyetir sambil ledekkin Haykal." Winzy melirik tajam pada Nana.
"Karma juga sih," balas Haykal pelan yang langsung mendapat death glare dari Gigi.
"Ya maaf By. Kan tadinya kukira jalanan juga kosong. Sabilah buat rileks dikit sambil nyetir," ucap Nana.
Winzy merotasikan bola mata. Sejatinya jalanan memang sedang luang tadi, tapi tiba-tiba dari arah berlawanan ada mobil yang maju dengan kecepatan tinggi, hampir menabrak mobil mereka jika saja Nana tidak cepat tanggap.
Winzy memperhatikan Nana. Beruntung keduanya tidak apa-apa. Sebenarnya gadis itu lebih khawatir pada Nana dibanding dirinya sendiri. Hanya saja, Winzy bukanlah tipe gadis yang straight forward, dia lebih suka menunjukkan perhatian dengan cara yang aneh, contohnya marah-marah seperti tadi.
"Kalian bakalan langsung balik? Kalo iya, mobil tinggal aja, nanti bawa sama supir. Lo berdua gue anterin." Haykal menawarkan.
Nana menggelengkan kepala, "Ortu Winzy mau ke sini. Paling nanti balik bareng mereka. Soalnya supir Winzy juga ikut, sekalian bawa mobil gue nanti." jawabnya.
"Mobil lo ga rusak Na?" tanya Gigi bingung.
"Depannya doang sih, tapi gapapa. Tadi sempet dianterin kepolisian ke sini. Mereka ngecek doang, tapi ternyata rusaknya gak sampe bikin mobilnya gabisa jalan," jelas Nana.
"Yaudah gue izin balik ya. Sorry gak bisa lama. Gue harus mulangin Gigi ke apartemen. Jarak dari sini ke Jakbar jauh soalnya," ucap Haykal. Sebenarnya dia mau menunggu di sini hingga orangtua Nana tiba, tapi Haykal kasian pada Gigi yang terlihat sudah mengantuk. Seharian gadis itu belum istirahat usai perjalanannya dari Bandung ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month Trip (Nct Dream x Aespa)
RomanceSM Culture sebuah agensi yang terkenal dengan program liburan gratisnya di TV, kini kembali mengadakan One Month Trip selama satu bulan di Amerika. Hanya dengan memenangkan nomor undian di acara pengumuman mereka, bagai menang lotere, 8 orang akan d...