Hari Kesepuluh

5.8K 507 64
                                    

3000 kata. Bisa sambil ngopi ygy biar gak bosen.
.
.
.
Winzy membukakan pintu saat ketukkan terdengar. Kamarnya memang paling dekat dengan pintu masuk rumah, jadinya jika tidak ada orang di ruang tamu atau ruang tengah, Winzy-lah yang harus rela keluar kamar untuk membukakan pintu.

Yang aneh adalah, tidak pernah ada orang yang mengetuk pintu dulu selain orang asing, atau orang-orang utusan Harry. Tidak pernah ada tamu sepanjang seminggu lebih Winzy tinggal.

"Siapa ya?" gumamnya sambil mengikat rambut pendeknya yang tak seberapa, dengan karet rambut warna-warni.

Saat pintu terbuka, Winzy terkejut karena ada Karin di sana. Dia memakai masker dan matanya terlihat agak sembab.

"Loh, Rin?"

Karin membuka maskernya, "maaf ya malah ketok pintu. Gue linglung sumpah," ujarnya pelan.

Winzy menyamping, memberi akses Karin masuk ke rumah. Dia ingin bertanya, namun sepertinya ini bukan saatnya.

"Lo sama Jean, kan kemarin?"

Karin berhenti berjalan, dia berbalik sebentar, "iya, tapi gue balik duluan."

Alis Winzy terangkat satu, ingin bertanya lebih banyak tapi dia sadar suasana.

"Istirahat aja. Udah sarapan?" tanya Winzy.

Karin menggelengkan kepala.

"Yaudah. Sana lo ke kamar, nanti gue anterin sarapannya."

Karin hanya mengangguk saja. Dia berbalik dan meninggalkan Winzy yang menghela napas, merasa bahwa sepertinya sesuatu buruk terjadi antara Karin dan Jean.

Winzy masuk ke dapur, dia membuka kulkas. Mengambil beberapa bahan makanan. Bubur adalah menu yang akan dimasak gadis itu. Sepertinya makanan itu yang paling cocok mengingat Karin seperti malas mengunyah. Belum ada sepuluh menit di dapur, pintu rumah terbuka agak keras dan tertutup sama kerasnya.

Winzy yang sedang memotong daun bawang jadi berdecak agak kesal, lantas berjalan menuju ruang tamu dan menemukan Jean yang melepas jaketnya tergesa.

"Karin ada di rumah?"

Winzy mengangguk, dan itu sukses membuat Jean tak setegang pertama kali Winzy lihat.

"Lo apain Karin?"

"Hah?"

Winzy mengusak rambutnya ke atas. Percuma saja bertanya pada Jean, karena sepertinya pria itu tidak sadar bahwa Karin pulang dengan keadaan mata sembab.

"Kalian abis jalan kemarin?"

"Iya, tapi pas gue bangun Karin udah gak ada."

"Lo udah sarapan?"

Jean menggeleng dengan tampang bingung. Kenapa tiba-tiba pertanyaan tidak nyambung itu datang dari Winzy.

"Lo mandi dulu, ganti baju, terus nanti balik lagi ke sini. Lo aja anterin buburnya ke kamar dia," kata Winzy. Gadis itu hanya malas membahas masalah pribadi antara Karin dan Jean. Biarlah nanti Karin sendiri yang memberitahunya.

Mendengar itu, Jean hanya mengangguk saja. Dia pergi menuju lantai dua kamarnya, meninggalkan Winzy yang kembali lagi ke dapur.

Setelah stengah jam berkutat di dapur, Winzy membuka aplikasi Whatsapp, mengirim chat pada Jean untuk mendatanginya. Tak perlu waktu lama, Jean ada di ruang makan. Winzy memberikan tatakan berisi dua mangkuk bubur pada pria itu.

"Gak usah dibahas dulu permasalahannya apa. Lo sarapan aja berdua," ujar Winzy. Jean yang mendengar itu tertawa pelan, membuat Winzy menatapnya bingung.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang