Hari ini adalah keberangkatan Misya ke Jakarta. Pagi itu, rumah sangat sepi. Wajar saja karena ini masih jam lima pagi. Nana dan Misya sengaja ambil flight pagi-pagi sekali demi menghindari wartawan yang mungkin saja sudah siap di bandara.
Nana duduk di ruang tamu. Menunggu Misya yang masih harus bersiap-siap di kamarnya. Omong-omong, semalam Nana tidur di sofa ruang tengah tanpa selimut karena selimutnya dipakai Misya. Hanya saja, ketika bangun, Nana medapati sebuah selimut tipis berwarna krem menutupi sebagian tubuhnya. Nana tidak bisa menebak itu milik siapa, tapi firasatnya mengatakan Jean atau mungkin saja Winzy yang memberikannya.
Nana sedang memainkan ponsel, berselancar di sosial media dan memantau berita terkini mengenai Misya, ketika dia akhirnya menoleh saat suara langkah kaki terdengar.
Nana bisa melihat punggung Winzy yang berjalan ke dapur. Akhirnya, Nana buru-buru menyimpan ponsel di saku celana, kemudian berdiri dan menghampiri Winzy. Sesampainya di sana, Winzy tengah menuangkan air ke gelas. Sepertinya, gadis itu haus jadi terbangun pagi-pagi sekali.
Ketika Winzy membalikkan badan, kedua mata mereka bertemu. Dalam sepersekian detik, keduanya mematung, namun Winzy buru-buru memutus pandangan dan berjalan hendak keluar dapur, sebelum suara Nana menghentikannya.
"Kita harus ngomong setelah gue balik dari Jakarta."
Winzy menarik napas dan mengeluarkannya, dia lalu berbalik. Nana dan Winzy kini saling berhadapan.
"Do u remember our rules?" tanya Winzy. Ekspresinya tak terbaca, meski matanya jelas terlihat seperti orang yang menangis semalaman.
Nana berusaha mengingat. Ketika satu kalimat terbesit di kepalanya, barulah pria itu mematung. Bingung harus berkata apa.
"Then, jangan nemuin Zalova apapun yang terjadi. Sekali lo ketemu dia, gue bakal sama cowok lain dan saat itu lo gak akan pernah dapat kesempatan untuk balik lagi ke gue."
Ya, perjanjian itu. Sebuah komitmen dari Nana untuk Winzy ketika keduanya habis bercinta. Saat itu, Nana berpikir tidak mungkin untuk dirinya menemui Misya, karena gadis itu tidak ditemukan sama sekali.
Dan kemarin hingga hari ini, Nana melanggar janjinya.
"I think you remember."
"Win, gu-gue-,"
"Saat gue bilang lo gak akan pernah dapet kesempatan untuk balik lagi ke gue, apa lo anggep itu lelucon?" tanya Winzy dengan pandangan menusuk.
Nana menggelengkan kepalanya, "gak! Gue cuma gak nyangka-,"
"Lo gak nyangka Zalova balik secepet ini. Iya?" potong gadis itu cepat. "Then, masalahnya bukan di Zalova, tapi di lo Na!" Winzy maju, mendorong dada Nana dengan telunjuknya. Wajahnya mendekat ke arah pria itu dan berbisik, "lo masalahnya di hubungan ini. Bagi lo, perasaan gue bukanlah hal yang penting. Lo tarik ulur perasaan gue, lo mainin gue, you make me fly high and throw me like a trash! Gue tanya terakhir kali, bagi lo, gue ini apa?"
Nana memejamkan mata, "gue sama sekali gak bermaksud begitu. Gue cuma masih belum bisa menerka perasaan gue ke lo ini cuma pelarian, atau emang beneran tulus sama lo!"
Winzy menjauh, tertawa hambar, "Jadi, gue bukan apa-apa, kan bagi lo? Lo cuma mainin gue!"
"Mainin? Gue gak mainin perasaan lo Winzy! Gue cuma bingung! Gue baru sadar bahwa perasaan gue ke Misya itu-,"
Byur!
Winzy menyiram air dari gelas yang dia pegang ke wajah Nana, membuat cowok itu terdiam seketika. Wajahnya jelas terkejut, tak menyangka Winzy akan melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month Trip (Nct Dream x Aespa)
RomanceSM Culture sebuah agensi yang terkenal dengan program liburan gratisnya di TV, kini kembali mengadakan One Month Trip selama satu bulan di Amerika. Hanya dengan memenangkan nomor undian di acara pengumuman mereka, bagai menang lotere, 8 orang akan d...