Hari Keduapuluhtiga

4K 347 85
                                    

Sudah hampir satu bulan kedelapan orang yang awalnya asing ini tinggal di satu rumah yang sama. Hanya menunggu kurang lebih dua minggu lagi bagi mereka pulang ke Indonesia, dan kembali ke rutinitas mereka sebelumnya.

Siang ini Winzy baru saja kembali dari supermarket usai membeli beberapa es krim dan kebutuhan skincare. Setelah menutup gerbang, dia mendapati Karin dan Jean yang tengah duduk di kursi gazebo halaman depan, kelihatannya mereka berdua tengah mendiskusikan sesuatu hal yang serius, jadilah Winzy melewati keduanya dan masuk ke rumah.

Di dalam, ruangan tampak sepi. Hanya ada Haykal di ruang tengah, menonton televisi dengan toples kripik kentang di pangkuan.

"Gigi mana Kal?"

Haykal menoleh sebentar melihat Winzy, kemudian kembali menonton, "ketemu Marka."

Winzy bingung, "loh bukannya lo berdua jadian?" tanyanya.

"Ada perlu yang harus diselesain. Bocil mana paham," ejeknya.

Winzy mendadak sebal, gadis itu melempar es krim yang masih keras ke kepala Haykal membuat pria itu refleks mengaduh.

"Wah ngajak ribut," ucapnya sambil berdiri dan menyingsingkan lengan baju yang sebenarnya pendek, terlihat sekali justru dia yang membuat perkara.

"Ya habis lo gue tanya serius juga."

"Sini, sini lo deketan sama gue, gue jadiin peyek ya!"

Baru saja mendekat selangkah, dahi Haykal sudah di dorong oleh telunjuk seseorang hingga dia mundur beberapa langkah.

Siapa lagi jika bukan Nana? Cowok itu tiba-tiba ada di belakang Winzy, melingkarkan tangan satunya di leher gadis itu sedangkan tangannya yang lain menoyor Haykal.

"Gak seru, ada pawangnya," ujar Haykal sambil menatap Winzy dan Nana sinis, kemudian kembali duduk di sofa, seperti kehilangan minat menjahili Winzy.

Winzy sendiri kemudian berbalik, membuat tangan Nana lepas dari lehernya.

"Habis dari mana?" tanya Nana.

Winzy mengangkat kantung plastik yang dia pegang, "habis beli es krim sama make up remover."

Tangan Nana menghapus jejak keringat di dahi Winzy. Akhir-akhir ini New York memang sangat panas, jadi mungkin saja gadis itu tidak memakai payung atau apapun.

"Kenapa ga bawa payung, sih?" ucapnya sambil tetap menghapus keringat di dahi Winzy, lalu merapikan anak rambut gadis itu.

"Males, deket kok. Udah, ih bersihinnya emang gak jijik?"

Nana menggelengkan kepala, praktis tersenyum manis, "jijik kenapa? Gak bau kok," katanya.

"MESRA TEROS LO BERDUA JADIAN KAGAK." Haykal berucap keras. Cowok itu berdiri dari duduknya dan menyambar jaket di kursi.

"Dih, iri lo?" ejek Winzy tak kalah sinis.

"Iri? Gue?" tanya Haykal sambil menunjuk diri sendiri, "gue, mah udah ada status Win. Noh, si Nana suka suka doang. Momen elit jadian sulit," balasnya lalu cepat-cepat berjalan saat Nana sudah berancang-ancang memukul pria itu.

"MAU KE MANA KAL?" Winzy berteriak, bertanya penasaran.

"Kabur dari laki lo! Serem banget kayak anjing herder! Mending nyusulin pacar gue!"

Winzy tertawa saja, berbalik melihat Nana yang memang sudah menurunkan tangan. Gadis itu berjalan menuju kamarnya, di ikuti Nana yang sebenarnya bingung mau melakukan apa. Tadinya Nana ingin mengajak Winzy keluar untuk makan siang atau jalan-jalan, tapi tidak jadi saat melihat panas matahari yang terik begini.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang