Hari Ketigapuluh Empat

4.1K 307 32
                                    

Tebak, jawaban apa yang diberikan Karin pada ajakan Ardya? Menolaknya? Oh tentu saja salah. Karin nyatanya menerima ajakan itu, tanpa bicara apapun pada Jean. Jadi dari sore Karin sudah bersiap-siap.

Perlu digaris bawahi jika Karin bukan berniat selingkuh, tapi pameran lukisan ini adalah pameran Premiere yang aksesnya hanya dimiliki orang-orang tertentu. Karin sempat terkejut dan menghubungi Ardya langsung kenapa dia bisa dapat tiket, dan yang mencengangkan adalah dia punya dua tiket!

Tanpa Karin duga, Ardya ternyataa salah satu promotor di tempat itu. Ardya memang punya dua jatah tiket masuk gratis. Seharusnya dia mengajak pasangannya, atau paling tidak keluarga, tapi karena Ardya masing single sekaligus keluarganya ada di Indonesia, maka pria itu berpikir Karin mungkin saja bisa jadi plus one-nya.

Dress keluaran Dior berwarna putih dengan aksen hitam jadi pilihannya sore ini. Selain dari modelnya yang simpel dan cocok untuk digunakan ke acara yang tidak terlalu formal, pendeknya juga masih wajar. Dress itu menutupi lututnya sedikit, dan memiliki lengan pendek, tapi tidak terbuka.

Karin keluar setelah menanyakan apakah ada Jean di luar atau tidak pada Gigi, dan gadis itu meski enggan tetap menjawab bahwa Jean sedang pergi ke taman kota dengan Nana, Haykal, dan Reksa. Katanya keempatnya ingin berburu jajanan malam New York.

Karin keluar dari kamar, dia bertemu dengan Gigi, Winzy, dan Bening yang sebenarnya khawatir masalah akan datang pada gadis itu. Lebih tepatnya, pada hubungan Karin dan Jean.

"Jangan balik lebih dari jam sembilan malem. Gue gak bisa cari alesan lain kalo lo balik jam segitu," ujar Gigi memperingatkan.

"Jean gak akan mungkin percaya kalo kita bilang lo jalan buat kulineran sampe jam segitu. Apalagi kita gak ikut," tambah Winzy.

"Lagian laki lo tuh CEO stupid! Urusan tiket begituan mah yakali si Jean gabisa ngusahain? Udah deh, lo gak usah pergi," kata Bening yang justru khawatir dan ngeri membayangkan kemarahan Jean.

"Tiketnya bener-bener langka Ning. Ini bukan pameran lukisan biasa, cuma orang-orang yang punya koneksi yang bisa masuk. Udah, ya lagian niat gue juga cuman mau ngerasain masuk pameran itu sekali seumur hidup, bukan mau selingkuh." Karin membela diri. Gadis itu berpamitan cepat pada ketiganya lalu meninggalkan teman-temannya itu dalam keadaan resah.

Karin meminta Ardya untuk menunggu di sebuah restoran yang tak jauh dari rumah. Ardya sendiri tak banyak bertanya, dan menuruti keinginan gadis itu. Setelah bertemu Ardya, Karin naik Lexus RX milik pria itu.

"Kenapa gak jemput depan rumah aja Rin?" tanya Ardya penasaran. Pria itu segera melajukan mobil ke pameran yang dimaksud.

"Pacar gue ada di rumah soalnya. Kita, kan one month trip di sini."

Ardya sampai menoleh untuk memastikan kata 'pacar' yang keluar dari mulut Karin.

"Lo ... Udah punya pacar?" tanya Ardya memastikan.

Karin mengangguk. Dia yang baru saja selesai memasang seatbelt jadi menoleh ke arah Ardya bingung, "kenapa?"

"Terus, kenapa bisa lo pergi sama gue?"

"Emangnya kenapa? Temen-temen gue juga pada ribut cegah. Padahal, kan kapan lagi coba gue ke Manhattan Art kalo gak sekarang? Lagian, lo dan gue kan cuman temen."

Lo dan gue, kan cuma temen.

Ardya menelan ludah. Ya, dalam pandangan gadis itu, Ardya memang tak pernah punya posisi lebih. Jadi, Ardya hanya tertawa hambar, kemudian tak bicara lagi membuat Karin bingung, tapi tak berani bertanya.

Butuh dua puluh menit dari rumah menuju tempat yang dimaksud Ardya. Keduanya keluar setelah sampai, dan mendapati tempat itu sudah lumayan ramai yang datang.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang