Hari Ketiga

5.4K 522 22
                                    

Gigi selesai mandi. Dia berjalan menuju meja rias dan mengeluarkan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya. Wajahnya juga tertutup sheetmask karena kulitnya kering setelah ada di pesawat berjam-jam.

Gigi duduk di meja rias, dengan kedua tangan sibuk diiringi suara dari pengering rambut memenuhi kamarnya. Setelah beberapa menit, gadis itu akhirnya selesai.

Pintu tiba-tiba terketuk, membuat Gigi yang akan mulai make up jadi menoleh ke arah pintu. Dia berdiri, lalu berjalan dan membukanya.

"Hey, maaf ganggu," suara Bening terdengar pelan dengan cengiran tidak enak.

Gigi tersenyum cerah, "kenapa? Gue gak lagi tidur kok," jawabnya.

"Gue mau minta kapas boleh? Kapas gue ketinggalan di Indo. Nanti gue mau keluar kok, sekalian makan siang," ujar Bening lagi.

"Oh boleh kok. Gue bawa kebetulan."

Gigi membiarkan pintu kamarnya terbuka selagi mengambil kapas di kamarnya.

"Nih, ada yang lo perlu lagi gak?"

Bening menggeleng, "thanks ya."

Setelah berbasa-basi dengan Bening, Gigi kembali menutup pintu. Dia melanjutkan kegiatannya untuk membuat wajahnya terlihat segar. Siang ini, rencananya Gigi akan pergi untuk makan siang, sekaligus mengunjungi beberapa toko kecantikkan. Untuk itu dia memakai make up tipis.

Setelah selesai, Gigi keluar kamar dengan stelan crop top berdesain sabrina yang memperlihatkan bahunya, serta celana jeans panjang.

Sampai di ruang tamu rumah, Gigi kira suasana akan sepi, tapi ternyata semua orang malah tengah berkumpul.

"Loh, lagi mau bicarain apa?" tanya Gigi penasaran.

"Lo juga mau pergi?" Haykal malah bertanya balik yang diangguki Gigi sebagai jawaban.

"Sebenernya kita lagi diskusi mau makan siang bareng, atau enggak," ucap Karin. Gadis itu terlihat cantik dengan rok pendek selutut dan kaus putih pendek agak ketat.

"Eh sorry ya gue lupa kalo kita mau discuss." Gigi berkata dengan nada bersalah. Dirinya memang benar-benar lupa bahwa mereka tengah liburan bersama-sama, dan bukan hanya dirinya seorang.

"It's okay Gi. Ini juga kita lagi mau tentuin kok, acaranya barengan atau mau individu dulu," jawab Nana kalem. Dibanding yang lainnya, Nana sepertinya tidak berniat keluar.

"Eh, si Winzy ke mana?" Jean bertanya, karena biasanya gadis berambut pendek dengan wajah imut itu selalu ada di samping Nana.

"Tidur kayaknya." Nana yang menjawab.

"Yaudah, kita masing-masing dulu aja gak sih? Besok baru tuh diskusiin mau ke mana bareng-bareng." Bening menyarankan.

"Iya boleh. Kayaknya kalian juga udah pada niat keluar, kan? Pasti udah punya tujuan masing-masing dong?" Reksa menimpali setuju. Dia sendiri juga terlihat siap pergi dengan bucket hat, celana selutut, dan kaus putih.

Jean mengangguk, "gue mau ke Eleven Madison Park sih."

"Yaudah, deal ya? Besok atau hari apa gitu acara barengannya. Hari ini free dulu aja," ujar Karin menyimpulkan.

Semua orang mengangguk, akhirnya Gigi, pun ikut keluar ketika beberapa orang pergi, menyisakan Nana di ruang tamu dengan Winzy yang sepertinya masih tidur.

Gigi memang sudah tahu rute kota New York. Dia sendiri pernah tinggal di sini beberapa tahun, sebelum pindah ke Indonesia karena Papa dipindah tugaskan.

Papa Gigi adalah seorang koki di sebuah restoran mewah di New York, namun karena tempat itu membuka cabang di Indonesia, akhirnya Papa Gigi diutus menjadi koki utama cabang restoran itu.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang