Hari Kedelapan

5K 495 22
                                    

Sudah seminggu lebih kedelapan orang yang mendapat liburan gratis ini, ada di satu rumah yang sama. Beberapa dari mereka sempat diikutkan meeting oleh perusahaan masing-masing. Kendati SM Culture sudah bekerja sama dengan perusahaan para pemenang, namun tetap saja ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan sepenuhnya.

Salah satunya Reksa. Pria dengan profesi Business Analyst itu masih harus meluangkan waktu di tengah-tengah liburannya. Reksa sama sekali tidak mengeluh, karena memang dirinya sudah terbiasa dengan ritme super sibuk ini. Lagipula, Reksa masih bisa bersantai hampir seminggu lebih jika pekerjaannya diselesaikan dengan cepat.

Tidak seperti biasanya, Reksa keluar dari kamar dan memilih ruang bersama yang ada di tengah rumah sebagai tempatnya bekerja. Jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam, dan Reksa memang sengaja menunda pekerjaannya hingga malam ini karena ingin suasana tenang.

Setelah meletakkan laptop dan mouse di meja ruang bersama, Reksa kembali berdiri untuk berjalan ke dapur. Dia belum makan malam, mau pesan lewat aplikasi delivery, rasanya malas memilih-milih. Akhirnya, Reksa inisiatif untuk mencari bahan makanan yang sekiranya mudah dimasak. Pria keturunan Cina ini kurang pintar urusan dapur, meski tidak separah Jean dan Haykal.

Baru sampai di pintu masuk, Reksa malah menemukan Bening dengan piyama biru muda bergambar Cinnamoroll, berlengan pendek dan celana panjang. Gadis itu terlihat mencepol rambutnya ke atas, dengan kedua tangan masing-masing mi cup dan garpu plastik. Di atas meja selain laptop, ada juga segelas air putih. Mata Bening sama sekali tidak lepas dari layar meski sesekali tangan kanannya menyuapkan mi ke mulut.

"Siang gak pernah gue liat lo kerja, ternyata malem-malem gadang ya?" komentar Reksa sambil berjalan masuk. Bening melihat sebentar ke arahnya, lalu tertawa pelan tapi kembali lagi fokus ke layar.

"Tumben keluar malem," ujar Bening.

Reksa menarik kursi di sebelah gadis itu. Badannya menyamping, agar semakin jelas melihat Bening.

"Berdasarkan pertanyaan lo, gue asumsikan bahwa lo sering kerja malem-malem sendirian."

Bening melirik sebentar ke arahnya, lalu mengangguk.

"Gue seringnya di halaman belakang, tapi karena laper jadinya ke sini."

"Udah gue bilang tadi, makan dagingnya yang banyak," kata Reksa. Tadi sore gadis itu memang cenderung sedikit memakan daging panggang, disaat yang lain justru saling berebut.

"Eneg gila! Lagian gue lebih suka samgyeopsal. Daging sapi kalo kebanyakkan bikin mual gak, sih?" tanya Bening. Gadis itu jadi membiarkan pekerjaannya sejenak untuk mengobrol dengan Reksa.

"Gue, sih netral, tapi kalo disuruh milih, emang enak daging babi."

Bening jadi menunjuk pria itu antusias dengan garpu plastiknya, "kan? Tadi kita gak beli, sih. Kayaknya Karin gak kepikiran, deh."

Reksa mengangguk saja, pria itu berdiri. Jadi ingat bahwa datangnya dia ke dapur untuk mencari makanan. Akhirnya, Reksa membuka kulkas, mengambil beberapa nugget dan sosis, lalu telur.

"Mau gue gorengin sekalian ga?" tanya Reksa sambil berjalan menuju kompor.

Bening melirik sekilas, dia telah fokus lagi pada pekerjaannya setelah mi cupnya habis.

"Enggak deh," jawabnya sambil menggelengkan kepala. Bening berdiri sejenak, lalu membuang sampahnya.

Reksa sendiri mulai menggoreng sosis dan makanan lain. Selagi menunggu matang, pria itu mengambil nasi instan yang ada di pantry dan memasukkannya ke dalam microwave. Beberapa menit kemudian, Reksa kembali dengan tangan kanan memegang piring berisi semua makanannya.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang