Hari Keduapuluhsatu

4.1K 304 24
                                    

Pagi itu, Reksa dan Bening memang bangun lebih awal dari biasanya karena keduanya sepakat untuk lari pagi. Tempat yang mereka datangi tidak jauh-jauh dari rumah. Selain karena malas membawa sepeda, Bening dan Reksa memang ingin berlari dan sekedar berjalan pagi saja.

Taman kota dekat dengan villa yang mereka tempati dari SM itu, adalah tujuan utama. Di sana ada danau besar dengan rerumputan hijau serta pohon-pohon yang membuat sekitar terasa sejuk.

Usai lari pagi selama satu jam dengan berhenti sesekali untuk mengatur napas, Reksa dan Bening duduk di bangku taman. Pagi itu, jam di ponsel Bening masing menunjukkan pukul tujuh pagi. Keduanya berangkat dari rumah sekitar jam lima tigapuluh, diawali dengan berjalan santai menuju taman, kemudian berlari pagi di sekitaran taman ketika sudah sampai.

Di sana, banyak yang menikmati pagi di New York. Meski udara tidak terlalu segar seperti layaknya di Indonesia, apalagi Bandung, udara pagi itu cukup bagus untuk pernapasan mereka. Apalagi, langit sedang cerah biru berawan karena musim panas memang sedang hadir di sini.

Taman New York tidak memiliki pedagang kaki lima yang kerap kali ada di Indonesia, tapi mereka punya dua minimarket yang terlihat lengkap. Ada juga stand-stand hotdog dan juga fastfood lain, tapi belum buka. Mungkin karena masih pagi.

Bening meluruskan kaki, Reksa tadi pamit untuk membeli air mineral dan juga sarapan. Mereka berdua memang tidak membawa botol air minum. Tadinya Reksa mengusulkan sarapan di restoran, tapi Bening terlalu malas untuk mencari restoran yang cocok sebagai tempat sarapan mereka.

"Nih. Gue beli tuna sandwich sama air mineral. Mau susu gak? Atau kopi?" tanya Reksa setelah kembali dari minimarket yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.

"Pengen amerikano, tapi sbuck."

Reksa melihat sekitar, "harus jalan dulu kalo mau. Gapapa nunggu?" tanyanya.

Bening ikut menoleh, melihat gerai Starbucks yang Reksa maksud dan menemukannya. Bening refleks menggeleng karena jaraknya terlihat agak jauh.

"Nanti aja deh. Bikin aja di rumah," ujarnya pada Reksa sambil membuka roti isinya.

Reksa mengangguk saja, kemudian duduk di sebelah Bening lagi.

Matahari memang telah terbit, tapi Reksa bersyukur duduk di bawah pohon rindang, jadi dia tidak terlalu tersorot matahari.

"Harusnya kita jemuran tahu. Matahari pagi bagus buat tulang," kata Bening sambil mengunyah dan melihat Reksa yang baru akan membuka roti isinya.

Reksa mengusap bibir Bening dulu sebelum menjawab, "iya harusnya, tapi jarak taman ini ke rumah juga lumayan kok. Nanti aja jemurannya sambil on the way pulang," katanya lalu memakan makanannya.

Bening mengunyah dan menelan rotinya, sambil melihat ke arah Reksa, dia bertanya, "Sa, lo punya rahasia gak?" tanya Bening.

Reksa yang sedang memperhatikan danau di depannya, jadi menoleh ke arah gadis itu.

"Rahasia apa?"

Bening mengangkat kedua bahu, "apa aja."

Cowok itu terlihat berpikir dan Bening menunggu sambil meneruskan sarapan paginya.

"Kayaknya gak ada. Gue, kan udah pernah cerita banyak ke lo."

"Soal?" Bening bertanya lagi.

"Ya, soal keluarga, temen, kehidupan kerjaan gue. Emang lo mau tau apa lagi?"

Bening jadi bingung juga di tanya seperti itu. Yang dikatakan Reksa memang benar karena pacarnya ini sering menceritakan soal kehidupannya.

Mulai dari keluarga Reksa yang etnis Cina. Papanya adalah seorang pengusaha di Cina sana tepatnya di Jilin, Tiongkok, kemudian bertemu dengan Mama yang juga masih berdarah Cina meski tinggal di Indonesia. Keduanya menikah dan lahirlah Reksa Dia punya kakak perempuan bernama Yuka.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang