Hari Ketigapuluh Tujuh

3.5K 311 24
                                    

Suasana malam Jakarta benar-benar berbeda hari ini. Meski langitnya masih abu-abu karena polusi, nyatanya vibes yang diberikan terasa lebih istimewa. Apalagi, setelah acara makan malam selesai, Papa dan Mama Reksa pamit pulang begitu juga dengan orangtua Bening. Malam itu resmi sudah keduanya menjodohkan anak masing-masing.

Pernikahan akan diselenggarakan tidak secepatnya. Orangtua Bening dan Reksa tidak memaksakan untuk hal yang satu ini. Mereka memberikan waktu, dan keduanya hanya tinggal mengucap kata 'siap', maka pernikahan akan digelar saat itu juga. Sebelum pulang, Mama meminta Reksa untuk mengantar Bening. Semua orang juga meminta keduanya satu mobil saja. Ternyata ini adalah alasan kenapa Reksa disuruh membawa mobil yang berbeda dari orangtua dan Kakaknya. Tadinya dia malas sekali karena tidak satu mobil dengan keluarganya, tapi ternyata inilah alasannya.

Pria itu jadi bingung harus bersyukur atau tetap kesal pada sang Mama.

Bening dan Reksa ada di dalam mobil sekarang. Pria itu mengendarainya dengan tenang, melintasi jalanan Jakarta menuju Kemang--rumah Bening--.

Lagu Ariana Grande 'One Last Time' mengalun di mobil Reksa. Kendati lagunya tak sesuai dengan keadaan saat ini, keduanya menikmati itu. Bening menggumamkan beberapa lirik, sambil memeriksa ponselnya. Melihat kegiatan teman-temannya di New York dari chat grup yang tak pernah sepi, sejak Bening dan Reksa ada di Indonesia.

"Melipir mcd dulu ya."

Suara Reksa membuat Bening mengalihkan pandangan.

"Loh? Masih laper?" tanya Bening.

Reksa mengangguk sambil tertawa, "dinner mewah gitu gak pernah bikin gue kenyang. Sorry, ya pasti kesannya norak?"

"Enggaklah. Yaudah, gue juga mau deh Mcflurry," ujar Bening ikut-ikutan agar Reksa tak canggung.

Reksa mengangguk saja. Pria itu berhenti di bagian Drive Thru, lalu menyebut pesanan dan melakukan pembayaran. Setelah semuanya selesai, Reksa membawa Bening ke pinggir jalan yang cukup sepi dan bisa parkir di sana.

"Gimana perasaan lo?" tanya Reksa sambil memberikan pesanan Bening.

Gadis itu menerimanya, lalu tersenyum tipis, "lucu sebenernya," ucapnya jujur.

"Lucu gimana?" tanya Reksa tak paham. Pria itu sibuk membuka bungkusan burger.

"Kita putus karena lo mau dijodohin. Eh ternyata kita malah balikkan dengan alasan yang sama saat kita putus."

Reksa tertawa. Pria itu memakan burgernya terlebih dulu sebelum menjawab.

"Gue juga gak expect cewek yang bakalan dijodohin sama gue itu lo."

"Perasaan lo gimana setelah tahu itu gue?" tanya Bening penasaran.

"Kaget, tapi gue lega banget. Rasanya seneng banget karena calon istri gue itu lu."

Pipi Bening merona ketika mendengar kata 'calon istri' dari Reksa, dan pria itu sadar sudah membuat Bening salah tingkah. Jadilah Reksa mencubit pipi Bening gemas.

"Rasanya semua kecemasan gue ilang tahu gak? Sejak pisah dari pesawat, rasanya mau diem aja di kamar males ngapa-ngapain. Sampe Kakak gue ngomel, katanya masa hidup gue berhenti cuma gara-gara perjodohan," cerita Reksa panjang lebar.

"Iya, gue juga beneran lega saat tahu bahwa lo di jodohinnya sama gue," kata gadis itu.

Reksa meremas kertas burgernya. Dia minum dulu sebelum mengarahkan tubuhnya untuk menyamping menghadap Bening.

"Jadi, lo mau, kan balikkan lagi sama gue?" tanya Reksa lembut.

Bening mengangguk, "siapa juga yang gak mau? Kan gue juga udah setuju pas Mama tanya persetujuan gue di restoran?"

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang