Hari Ketujuhbelas

4.8K 353 13
                                    

Pagi itu, Gigi melihat Nana keluar dengan kaus oblong dan celana pendek selutut. Meski wajahnya tampak sekali masih mengantuk, pria itu jelas sekali terlihat senyum-senyum sendiri sambil melangkah ke arah dapur. Gigi yang kebetulan akan berjalan ke arah depan untuk olahraga, jadi merinding sendiri melihat Nana.

Gigi sendiri tak memutuskan untuk bertanya karena merasa tidak penting. Dirinya tetap berjalan menuju ruang tamu, lalu mengambil sepatu di rak yang memang sengaja Gigi letakkan di sana kemarin malam. Gadis itu memakai celana training dan kaus putih pendek ketat yang dibalut jaket hitam berlogo Adidas. Hari ini jadwalnya Gigi lari pagi. Sejak mulai liburan di sini, gadis itu sama sekali tak pernah olahraga.

Padahal, Gigi adalah tipe orang yang selalu menyempatkan olahraga di sela-sela kesibukkan. Tak heran jika tubuhnya terlihat seimbang.

Setelah berhasil keluar dari rumah, Gigi memasang earphone. Lagu-lagu boyband asal Korea, NCT serta beberapa lagu western, mengalun di telinganya. Dia berlari pelan menyusuri jalanan perumahan di sini yang terlihat rindang. Di sisi kanan kirinya ada pohon-pohon, dan ada beberapa orang yang juga tengah lari. Di bagian rerumputan, Gigi bisa melihat banyak yang duduk-duduk dengan anjing mereka di sisinya.

Gigi meneruskan larinya hingga menghabiskan waktu satu jam dan hanya sesekali berhenti. Gadis itu kemudian berbalik badan, berjalan menuju rumah untuk pulang.

Sesampainya di rumah, harum masakkan menguar di sekitar. Gigi meletakkan sepatu di rak, sambil melihat jam dinding. Jarumnya menunjukkan pukul delapan pagi, tadi dia memang keluar di jam enam lebih.

Penasaran, Gigi melangkah ke dapur dan mendapati Nana yang duduk di meja makan dengan laptop di meja, kemudian ada Winzy di bagian dapur yang sibuk memasak sesuatu.

"Rajin bener Win masak jam segini?" tanya Gigi. Biasanya mereka memesan makanan cepat saji untuk sarapan, atau beberapa orang keluar dan mencari sendiri menu yang di inginkan.

"Nana pengen nasi goreng. Jadilah kita ke dapur. Ini gue sekalian bikin banyak, lo bangunin anak-anak gih."

"Nasi goreng aja?"

Winzy menggelengkan kepala, "pake daging sapi kok nasinya. Sam Kimchi juga. Terus side dish lainnya paling telur dadar sama capcay."

Baru Gigi akan menjawab, matanya menatap heran pada Winzy yang berjalan agak aneh saat hendak mengambil sayuran di kulkas.

"Lo ... Kenapa?" tanya Gigi ragu.

Winzy menoleh sebentar padanya, kembali fokus untuk memotong sayuran sambil menunggu nasi goreng matang.

"Kenapa apanya?"

"Jalan lo aneh." Gigi berucap jujur.

"Aneh? Maksud lo ap-," Winzy tak meneruskan kalimatnya. Dia berhenti memotong sayur, dan melihat ke arah Gigi yang kini malah mengangkat satu alisnya, menatap Winzy heran.

Mata Winzy menatap ke arah lain, kemudian menggelengkan kepala, "gak aneh. Gue cuma lagi kaku jalan kemarin habis olahraga."

"Kapan? Perasaan gue gak liat lo keluar kamar seharian kemarin."

"Malem."

"Oh ... Pantesan. Yaudah, gue panggil anak-anak dulu."

Winzy mengangguk saja. Lagipula, jawabannya tadi tidak berbohong, kan? Dia memang habis olahraga kemarin malam. Tepatnya olahraga ranjang yang melibatkan Nana. Gadis itu tak menyangka jika pertama kali melakukan, efek berjalannya akan kentara terlihat.

Gigi sendiri sudah meninggalkan dapur. Dia berjalan ke arah kamar Karin terlebih dulu karena memang yang paling dekat.

"Tumben banget lo bangunin gue jam segini." Karin keluar dengan muka bantalnya.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang