Hari Kedua

5.8K 535 21
                                    

Bandara International John F. Kennedy adalah tempat pertama yang mereka pijak sesampainya di Amerika.

Reksa menyugar rambut cokelat tuanya ke belakang ketika angin Amerika menerpa wajahnya yang tampan. Pria itu mengambil kacamata hitam dan memakainya. Cuaca bulan Juni di Amerika memang sedang dalam musim panas. Itulah kenapa outfit kedelapan orang ini terlampau santai dan tipis. Bahkan, Karin melepas kardigan putih panjangnya dan menampilkan tank top hitam yang memperlihatkan kulit putih cerahnya.

"Tempat ketemu kita sama orangnya SM tuh di starbucks katanya. Kayaknya yang itu, deh." Reksa menunjuk gerai kopi favorit semua orang itu. Memang hanya itu yang dekat dengan bandara.

Ketujuh orang lainnya praktis mengangguk, mereka membawa koper masing-masing dan berjalan ke sana.

"Sini, gue bawain satu." Jean yang melihat Karin menggeret dua koper besar langsung mengambil alih salah satunya.

Sejujurnya dia agak kesal kenapa SM tak memilih tempat yang lebih dekat, atau paling tidak menyediakan troli khusus.

"Makasih, pak." Karin berucap canggung. Dia dan Jean sebenarnya tak pernah berinteraksi. Karin hanya seringkali melihat Jean lewat bersama para rekan kerjanya, atau dengan beberapa orang dari perusahaan lain.

"Informal aja kali. Kita di luar kantor, anggep aja lu sama gue temen biasa." Jean berucap santai. Pria itu terlampau tampan dengan kacamata hitam Gentle Monster dan kaos putih serta celana pendek selutut.

Karin bahkan baru menyadari bosnya ini lebih cocok menjadi model majalah, ketimbang seorang CEO dari sebuah perusahaan yang bergerak di periklanan.

"Oke, thanks Jean."

Kepala Jean mengangguk sebagai jawaban. Mereka semua akhirnya tiba di depan gerai Starbucks dan ada tiga orang di sana yang memakai seragam perusahaan SM hanya saja dengan tone warna yang berbeda.

"Selamat Siang semuanya! Saya Brian, dia Harry, dan ini Fred. Kami adalah perwakilan dari SM Culture Agency. Tugas kami di sini hanyalah menjelaskan beberapa hal tentang aturan program One Month Trip, dan juga sebagai perwakilan dari SM Agency cabang Indonesia. Jika terjadi sesuatu di luar dugaan, bisa langsung menghubungi kami agar mendapatkan bantuan atau penanganan khusus. Sebelum itu, silakan simpan seluruh barang bawaan bapak ibu sekalian, agar kita semua bisa mengobrol lebih santai di dalam kafe. Bagaimana?" Brian yang merupakan perwakilan SM itu terlihat tersenyum cerah saat mempersilakan kedelapan peserta One Month Trip untuk meletakkan koper mereka di sebuah mobil yang baru saja datang.

Mobil yang cukup besar berwarna hitam itu memang sengaja di sewa SM, untuk secara terpisah membawa barang bawaan para pemenang program TV ini.

"Is this safety?" Bening bertanya agak cemas. Dia paling khawatir jika barang-barang pribadinya dibawa oleh pihak yang tidak jelas.

"Of course, Mam. Kami bisa menunjukkan sertifikat resmi penyewaan SM." Brian menjawab, lalu dia memberikan kode mata pada Fred yang langsung direspon dengan sertifikat penyewaan yang dimaksud Brian.

Bening mengambilnya, dia dan keempat perempuan di sana saling merapat untuk memastikan semuanya aman. Setelahnya, barulah mereka semua bergantian menyimpan koper dan barang bawaan lainnya ke dalam mobil.

"Allright. Terimakasih atas kepercayaannya. Silakan masuk, kita bahas topik selanjutnya di dalam." Brian masuk terlebih dahulu di ikuti Fred dan Harry serta kedelapan orang program One Month Trip.

"Lo punya tebakkan gak, sih aturan kayak apa yang bakal diterapin?" Haykal tiba-tiba secara random bertanya pada Gigi yang kebetulan berjalan paling dekat dengannya.

One Month Trip (Nct Dream x Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang