BAB 4: LAPORAN SAMPAH

2.5K 96 1
                                    

"Ini masih sama seperti kemarin!" seru Reza lagi masih dengan kekesalan terlihat di wajahnya.

Ya, Rania juga tahu dan sudah bisa memprediksi kalau pagi itu dia pasti akan kena marah lagi.

Wajah CEO light up itu memang selalu saja seperti ingin menerkam dirinya.

Tapi mau bagaimana? Rania memang sudah yakin sekali kalau laporannya itu benar. Jadi mau Reza kesal seperti apapun jawaban Rania tetap sama.

"Saya sudah membacanya dan tidak menemukan kesalahannya pak!" Rania keras kepala di sini.

"Rapihkan laporan sampahmu itu, bawa itu dan ikut denganku!"

Tak ada penjelasan lebih. Bosnya lalu berdiri dan David pun mengikutinya sehingga Rania mau tidak mau hanya bisa menyambar tasnya di meja sekretaris dan pergi mengikuti dua orang yang berjalan sudah lebih dulu menuju lift.

Mereka memasuki lift dan di dalam lift juga tak ada yang bicara.

Saat naik ke dalam mobil tak ada satu kata pun terurai untuk memecah kesunyian.

Ini yang membuat Rania merasa tak enak. Aoalagi David duduk di samping supir sedangkan dirinya harus duduk di samping seseorang yang dari tadi mengomel terus padanya.

Kaku, Rania duduk seperti patung dan untuk menggaruk keningnya yang gatal saja tangannya tak berani bergerak.

Hanya bola matanya saja yang melirik ke arah jendela dan kelopak matanya seakan tidak terintimidasi oleh dirinya sendiri untuk beraktivitas normal.

Rania tahu, diam begini membuat rahangnya kaku, kepalanya tegang dan pening. Tapi sepertinya Rania tidak punya rencana lain.

'Lagipula, dia kayaknya gak ingin bicara denganku kan? Daripada aku di sentak!' seru hati Rania sangat yakin.

Karena dari tadi pandangan orang di sampingnya terus saja menatap ke arah laptop di meja di hadapannya

The new roll royce phanthom adalah kendaraan yang digunakan oleh CEO Light Up. Rania tahu berapa harga mobil seperti ini yang pasti punya bosnya ini lebih mahal lagi karena dia menggunakan yang limited edition dan model terbaru 2023, sudah di modif based on request dari pabrikannya. Dikirim CBU ke Indonesia.

Jelas saja tak mungkin di beli oleh OKB. Hanya keluarga old money yang dapat mewujudkannya.

Untung saja Reza tidak menutup kabin privatenya sehingga Rania masih bisa melihat David dan sopirnya di depan dan ini mengurangi kecanggungannya yang sudah lama juga tak naik mobil semewah itu.

Rania juga mencoba tetap cool dan me-manage pikirannya agar tak nge-hang di perjalanan. Karena perjalanan itu kurang lebih sekitar sejam tapi tidak ada pembicaraan sama sekali.

Makin pegal rasanya rahang Rania dan punggungnya menahan posisi duduknya itu.

Tapi siapa juga yang berani mengajak Reza bicara apalagi dia sedang fokus dengan pekerjaannya?

Bukankah selama ini dia mengomentari kalau Rania tidak profesional?

Rania ingin membuktikan tuduhannya salah! Inilah yang menjadi kekuatannya.

'Akhirnya sampai juga!' Rania lega.

Tadi agak sedikit macet. Jadi jalan memang tersendat.

Namun kini, Rania tahu kemana dia dibawa.

"Jadi ini kantor cabang perusahaan Shining Star Group yang di Indonesia? Besar sekali! Wajar kali ya, mereka kan start up yang udah di level hectocorn. Value perusahaan mereka katanya sudah hampir tujuh puluh triliun US dolar! Wew, jadi enam tahun lalu, aku tidur sama cucu dari pemilik perusahaan segede ini? Gila sih!" entah kenapa jadi ke sana arah pikiran Rania.

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang