BAB 17: KAU HANCURKAN HATIKU, HANCURKAN LAGI

2.1K 54 0
                                    

"Pak Reza, maaf menginstruksi karena Ibu Rania tidak bersalah dan dia bersih," untung saja Bagus segera mengoreksi kata-kata Reza.

Tapi bosnya tak mengatakan apapun dan tak juga menatap Rania.

Reza membiarkan petugas membawa para manajer kelas atas dari Light Up. Sehingga ruangan itu hanya tinggal menyisakan Bagus, David, Reza dan Rania yang sedikit canggung.

Dia sama sekali tidak tahu kalau petinggi-petinggi dari perusahaan tempatnya selama ini menggantungkan perekonomian sudah berbuat curang pada perusahaan sampai dia mendengar semua penjelasan dari Bagus yang menceritakan secara detail pada Reza.

"Jadi staff baru sudah kau siapkan?"

"Sudah, Pak Reza. Mereka akan mulai bekerja senin depan. Dan Kita akan melakukan sosialisasi pada para karyawan. Memberitahukan kepada mereka apa alasan pencidukkan mereka dan tentu saja meminta mereka untuk bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin baru di perusahaan ini.

"Sayang! wah, aku meneleponmu tadi tapi tidak aktif nomor teleponmu! Ternyata kau di sini."

Rapat masih berlangsung tapi pintu ruangan itu dibuka begitu saja dan seorang wanita masuk ke dalam mendekat pada Reza.

'Lagi-lagi aku harus membiarkan hatiku teriris-iris melihat kemesraan mereka!"

Entah bagaimana Rania ingin memaki dirinya sendiri yang terlalu bodoh karena masih terus saja menyimpan rasa. Tapi memang dia tidak bisa berbohong kalau melihat Reza dengan wanita yang bersamanya ini menyakiti hatinya.

"Halo, Om Bagus. Hai David. Dan --"

"Ibu Rania, dia sekretaris di sini, Nyonya Febry. Ibu Rania ini yang sudah saya anggap seperti anak saya sendiri karena memang anak saya seumuran Ibu Rania dan dia sangat cekatan dan baik sekali. Saya suka cara bekerjanya!"

"Oh, hai senang berkenalan denganmu! Sepertinya aku pernah melihatmu di mana, ya? "

"Mungkin di kantor SSG?"

"Ah, ya mungkin!" Rania sebenarnya tidak mau bicara dengan wanita itu tapi terpaksa dia harus menahan dirinya dan menjawabnya. Tak mungkin kan Rania pergi begitu saja dari tempat itu meski sekarang hatinya sudah semakin perih terasa.

"Sayang, aku sudah menyiapkan kejutan untukmu. Ayo cepatlah aku ingin kau segera melihatnya!"

"David tolong persiapkan pengenalan staff pengganti senin depan. Aku pergi duluan."

"Baik, Tuan Clarke!"

"Nah, gitu dong Sayang. Aku udah nggak sabar banget pengen nunjukin ke kamu. Semuanya maaf aku ambil bos kalian!"

"Selamat bermalam Sabtu, Nyonya Febry!"

"Terima kasih, Bagus! Kami akan menikmati malam panjang kami berdua!"

'Pergilah, pergilah! Kalau bisa perginya ke neraka!"

Ada lega hati Rania karena tidak harus melihat mereka berdua lagi.

'Tapi kenapa hatiku masih terus saja merasa sakit bahkan sekarang sudah sampai di rumah dan waktunya untuk tidur karena besok adalah hari besar untukku dan Amar, aku malah nangis semalaman dan nggak bisa tidur."

Perih yang tidak tahu bagaimana harus diobati oleh Rania karena dia tidak bisa melihat lukanya.

Mau diberikan betadin juga tidak mungkin bisa.

Karena rasa perih ini adalah rasa yang berbeda. Rasa sakit yang membuat dirinya sangat terkoyak sekali perasaannya.

'Sudah Rania, jangan menangis terus! Biarkanlah mereka. Itu adalah hidupnya, mau apa itu juga pilihannya! Dan sekarang kau harus menjalankan hidupmu sendiri!'

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang