BAB 69: INI JEBAKAN KAH?

242 24 1
                                    

Sementara itu sebelum pertemuan.

"Jadi semua jawaban yang sudah kuberikan padamu itu apa sudah membuatmu cukup yakin untuk membuka rahasiamu padaku Reza?"

Hampir sejam mereka berdiskusi dan Vladimir juga sudah menjawab semua pertanyaan yang diberikan Reza padanya tanpa dia memberikan pertanyaan balik.

Kakek Reza tahu bagaimana dia berbisnis dan berdiskusi dengan seseorang. Dia sangat menghargai sekali Reza yang sedang bicara dan memang tidak menyelaknya.

Sampai pria itu diam barulah Vladimir bertanya.

Dia hanya ingin meyakinkan apakah Reza masih punya pertanyaan atau tidak.

"Kakek, apa kau benar menginginkan seorang cicit?"

"Aku tidak menginginkan seorang cicit Reza."

Vladimir malah bercanda begini dengan senyum di bibirnya yang membuat Reza berpikir ulang.

"Jadi kau ingin lebih dari seorang cicit?"

"Iya kau tahu, Reza. Aku hanya punya dirimu saja dan ini menyusahkan. Aku tidak bisa memilih cucu mana lagi yang bisa jadi penerusku. Hanya kau. Padahal aku punya dua anak tapi aku cuma punya satu cucu. Menyebalkan bukan?" Jawaban yang lagi-lagi membuat Reza tersenyum

Seharusnya dengan dua orang putra Vladimir bisa memiliki minimal dua orang penerus. Tapi memang kondisinya agak sulit untuk Vladimir. 

"Aku minta maaf Kakek."

"Jadi berapa cicit yang ingin kau berikan padaku? Lebih baik lebih dari satu. Karena kalau lebih dari satu itu artinya aku bisa memiliki pilihan seandainya kau membangkang," sebuah ucapan yang kembali membuat Reza tersenyum.

Dia tahu kapasitas kakeknya kapan kakeknya akan serius dan kapan bercanda.

Dan suasana saat ini sudah lebih tenang bagi dirinya.

"Jadi kapan kau akan mengeluarkan cicitku dari persembunyiannya itu Reza? Apa aku masih harus menunggu di sini dengan interogasimu sampai matahari mau masuk ke dalam peraduannya lagi?"

"Ah, tidak Kakek. Aku sudah mengerti. Aku akan mengambilnya dulu dan akan ku perkenalkan padamu."

"Baiklah, bawa dia kemari. Tapi katakan dulu padaku, dia laki-laki atau perempuan?"

"Sayangnya dia perempuan. Aku tidak memprogram untuk anak laki-laki diawal. Tapi aku sudah mempersiapkan untuk anak laki-lakinya. Aku yakin, sekali sekitar tujuh bulan lagi dia akan hadir."

"Ah, benarkah? Dari mana kau yakin kalau dalam waktu tujuh bulan kau akan memberikanku cicit laki-laki?"

Vladimir jadi makin penasaran dengan cucunya yang kembali tersenyum. Reza tadinya ingin meninggalkan meja makan itu tapi terpaksa dia menjelaskan sesuatu dulu pada Vladimir. 

"Yang pertama, aku melakukannya tanpa pemanasan. Dan yang kedua, aku melakukannya saat kondisi bagian inti wanita itu belum terlalu basah. Dengan begitu sperma yang memiliki kromosom Y akan lebih mudah bergerak dan jelas aku melakukannya saat wanita yang bersama denganku belum melepaskan kepuasannya."

"Reza, aku baru mengetahui yang satu ini. Jadi saat seorang laki-laki belum membuat istrinya merasa puas dan dia melepaskan bakal anaknya, itu akan menjadi laki-laki?"

Senyum muncul di bibir Reza yang kembali menganggukkan kepalanya.

"Itu yang kupelajari Kakek. Aku melakukannya cepat. Jadi kakek akan lihat Kalau anakku yang kedua adalah laki-laki dan dia bisa menjadi penerus kakek."

"Baiklah. Awas saja kalau kau sampai memberikanku informasi yang salah. Aku tidak terima kesalahan, Reza!"

Senyum Reza mendengarnya dan kini dia mengangguk setelah berdiri ingin menjemput putrinya.

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang