BAB 23: LEBIH BERANI

1.2K 37 1
                                    

"Ma-maaf Tuan Clarke."

Hilang sudah kantuk Rania dan hanya menyisakan penat di kepalanya saja tapi dia tetap harus terlihat baik staminanya saat menyapa pria di hadapannya sambil berdiri dan menundukkan kepalanya, mengaku bersalah.

"Apa kau pikir dengan kau minta maaf maka aku akan untung dan memenangkan tender ratusan miliar?"

'Ish, orang itu lebih mirip dengan iblis daripada manusia! Apa tidak bisa sih sedikit saja menegur karyawannya dengan cara yang lebih lembut?'

Rania kesal tapi kali ini dia memang yang salah karena ketiduran.

Rania juga kesal sendiri karena dia juga lupa untuk memasang alarm.

Kalau bukan karena ketakutan Rania orang tuanya akan datang dan membuat ulah di apartemennya, dia juga tidak akan sampai begadang semalaman.

Dan andaikan Rania bisa sedikit lebih jujur pada Amar, Mungkin dia juga tidak harus begadang semalaman. Sita bisa saja disuruh Amar untuk menemani Rania.

'Tapi sudahlah! Sita juga pasti banyak tugas-tugas kuliahnya apalagi dia mahasiswa tingkat akhir. Dan ini semua resiko untukku karena ini pilihanku, bekerja sampai aku menikah dengan Amar!' Rania tak mau mengeluh.

"Permisi Pak, Saya mau mengantar kopi dan cemilan pagi."

Rania mencoba menerima semuanya dan melakukan tugasnya seperti biasa.

"Apa agenda hari ini?"

"Akan ada pengenalan manajer baru dari masing-masing divisi di aula pertemuan nanti jam sembilan. Saat ini persiapan sedang dilakukan lalu tim humas siangnya--"

"Para manajer baru sudah siap menunggu di ruang tunggu Aula pertemuan, tapi kau masih ada di sini padahal sekarang sudah jam sembilan kurang lima belas menit!" mata Reza kini seakan menyala bagai api yang mau membakar tubuh Rania dengan luapan kemarahannya.

"Kau lupa untuk briefing dulu dengan mereka? Kau lupa memberikan apa saja informasi tentang desk job mereka di Light Up? Bukankah seharusnya tugasmu untuk memberikan mereka catatan penting apa saja yang menjadi poin-poin penting dan nanti masing-masing dari mereka harus sampaikan di podium?"

'Aduh!'

Rania heran kenapa dia bisa lupa hal itu? Tadi malam Padahal dia tidak ada kerjaan dan dia menyusun semua itu tapi yang ada dia hanya mengecek jadwal dan kembali panik karena takut orang tuanya datang.

Dia lupa semua yang sudah diagendakan oleh Bagus supaya Rania mendampingi para manajer itu.

"Kau tidak melakukannya?"

Raut wajah Rania sudah menunjukkan kalau dirinya memang tidak melakukan yang ditanya Reza. Makanya disentak lagi.

"Maaf Tuan Clarke. Saya pikir yang saya harus lakukan adalah menemani mereka di sini."

"Kau tidak mengecek email yang dikirimkan oleh Bagus ataupun David?"

"Sa-saya --"

BRAAAAK!

Kaget Rania ketika lagi-lagi meja digebrak oleh Reza. Bedanya kini meja kerja Reza bukan meja kerjanya.

"Sudah kubilang gunakan otakmu! Tapi tetap saja kau tidak bisa mencurahkan fokusmu pada pekerjaanmu! Gak profesional!" Reza makin kesal.

"Apa karena kau pikir sebentar lagi kau akan menjadi istri orang lumayan kaya maka kau bisa semena-mena dengan pekerjaanmu begini? Menghancurkan perusahaan ini? Tidak punya tanggung jawab?"

"Saya akan mengambil tanggung jawab atas kelalaian saya ini Tuan Clarke."

"Aku ingin yang terbaik! Aku tidak mau ada kesalahan nanti di aula pertemuan! Tak peduli Bagaimana kau melakukannya tapi buat semuanya perfect!"

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang