BAB 52. UANG DAN UANG

970 32 0
                                    

"Hari ini apa lagi agendaku?"

Selepas masuk ke dalam mobil, Reza bertanya pada seseorang yang ada di sampingnya yang masih mencoba mencari cara duduk yang nyaman.

"Sekarang ini sudah jam sembilan kurang dua belas menit lagi. Tak ada agenda apapun, paling aku hanya punya agenda buat pulang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku setelah berbulan-bulan aku tidak bertemu dengan mereka."

"Aku bertanya agendaku bukan agendamu! Dan siapa bilang kau boleh pulang?"

Pria itu pun meringis mendengar jawaban Reza.

"Kau tidak mengizinkanku pulang?" Dia tak suka dan sudah lemas sekali menatap Reza.

"Tapi kan aku ingin bertemu dengan putraku. Masa aku hanya video call dengannya saja? Tega sekali kau!Lagian istriku juga butuh jatah kali."

Namanya manusia memiliki kebutuhan yang banyak sekali. Bukan cuma kebutuhan ekonomi tapi juga kebutuhan biologis termasuk yang diminta oleh asisten Reza itu.

"Tapi kurasa pekerjaan kita belum selesai."

"Aish, tak pedulilah. Habis aku mengantarkanmu, aku mau pulang dan bertemu dengan keluargaku dulu. Baru habis itu aku ke tempatmu lagi. Besok pagi, tapi tidak pagi-pagi betul. Paling jam tujuh. Lagian besok kita agendanya agak sedikit ringan kok.”

"Siapa yang menyuruhmu pulang? Aku bilang kutunggu di apartemenku!”

"Tak sudi!"

"Potong gaji setengah bulan!"

"Tidak apa-apa daripada aku gila nanti istriku main hati dengan pria lain karena kebutuhan batinnya tidak terpenuhi gimana?"

Reza tidak bisa membujuk asistennya sehingga dia terpaksa mencoba cara lain.

"Sebagai teman, temanilah aku dulu Dave!”

"Kau kembali ke apartemenmu, lalu kau tidur dan besok pagi kujemput. Kurasa itu yang paling mudah kau lakukan.”

Tak mau menegosiasikan apapun pokoknya David ingin pulang.

Dia memang sudah menikah dan sudah dikaruniai putra yang sangat tampan. Dia juga sudah punya Putri yang usianya masih di bawah setahun dan sudah tidak ditemuinya selama beberapa bulan ini.

Namanya seorang ayah pasti akan merindukan putra dan putrinya.

Tapi sebetulnya Reza juga hanya bercanda memintanya untuk tetap tinggal.

Dia juga bukan teman yang jahat.

"Pokoknya besok aku jemput jam tujuh. Kau jangan minum Reza!"

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang