BAB 11: DIPECAT

2.1K 68 0
                                    

"Amar, ya ampun! Mobilmu seperti pasar malem!" 

"Hasil karya princess Ran!"

Amar hanya berbisik begitu saja tapi tetap mempertahankan senyumnya pada Rania yang justru terlihat kesal.

"Mana dia?" seru Rania dan meski emosi, dia juga masih menahan suaranya. Rania memang tak pernah mengomel di luar.

"Acha udah tidur. Aku sengaja membiarkannya tidur dan tidak membangunkannya, sudah malam soalnya."

Amar memberi kode dengan matanya sehingga Rania menengok ke arah jok belakang tempat putrinya terlelap.

"Acha udah kerja keras Ran, karena hiasan di mobil dan lampu-lampu ini termasuk ucapan selamat ulang tahun adalah buatannya. Ini surprise dari kami berdua. Dia antusias banget loh buatnya!"

Hiasannya sudah mengalahi mobil pengantin, Ada lampu kelap-kelip LED, dengan glow in the dark tulisan happy birthday, walaupun terkesan norak tapi memang ciri khas anak TK, sudah membuat mobil ranger rover Amar penuh warna.

Terenyuh hati Rania. Dia tahu seberapa rewel putrinya kalau sudah punya keinginan, bosan atau marah. Membujuknya pasti sulit dan Marsha pasti memaksa mencorat-coret mobil Amar. Rania bisa melihat sendiri ada bekas-bekas crayon di cat putihnya, sebuah gambar hati besar. Belum lagi tempelan-tempelan yang dihias di sana. Tak enak Rania pada Amar.

"Kenapa gak dilarang dia ngancurin mobilmu sih, Mar?"

"Ssst, ga da noda, ga belajar Rania. Happy birthday ya sayang!" Rania makin sulit berkata-kata.

"A-amar, tapi kan--" Rania tidak tahu bagaimana meresponnya.

"Biarin Ran, liat positifnya aja. Ini adalah tanda cintanya untukmu. Dia semangat sekali bikinnya. Surprise buat mama katanya. Nanti kutunjukkan videonya dia bilang begitu"

Mata Rania kembali memindai dekorasi yang membuat bibir Rania tersenyum, malu, bingung, merasa bersalah, senang, haru, tak bisa diungkapkannya. hanya air mata saja yang keluar sedikit dari sudut matanya.

Amar tahu Rania sangat tersentuh.

"Itu kuenya belum dinyalain lilinnya. Ngapain kamu pegangin gitu terus?" Rania sengaja protes begini untuk mengalihkan perasaannya dan tak membuat air matanya banjir.

"Oh, ini kuenya Acha yang cari Ran. Kamu suka?"

"Bukan masalah aku suka apa enggak, Mar. Apa nggak pegel itu tangan megangin kue dari tadi?"

Saat dia keluar dari dalam gedung kantornya memang Amar sudah memegang kue itu. Makanya Rania menyindirnya.

"Lumayan! sejam kayaknya ada. Tapi sengaja nggak dinyalain soalnya princess-nya tidur dan aku ngelakuin ini karena aku udah janji sama Marsha bakal berdiri di sini nungguin kamu. Pas kamu keluar, kamu liat kuenya aku pegang"

"Ya ampun, dianya aja udah tidur ngapain kamu ngikutin kemauannya sih! Sini kuenya biar aku bawain!" Rania jadi gemas sendiri, tak enak hati dan tak mengerti kenapa Amar mau saja berjanji aneh-aneh pada putri Rania itu.

"Eh hati-hati ya Rania! Soalnya ini kue pilihan Acha," tapi Amar tidak mau Rania merebut paksa kuenya.

"Ini mesti ditiup besok pagi soalnya tadi Acha bilang, pengen dia yang tiup lilinnya."

"Dia bilang gitu ke kamu?"

"Hmm! Ini kue spesial buatnya Ran."

Rania tahu kalau anaknya pasti membuat rusuh dan dia bisa lihat dari mata Amar yang terlihat kelelahan tapi memang tidak menyurutkan semangat Amar saat bercerita tentang Marsha yang menurutnya lucu dan menggemaskan.

Sugar Baby Yang Tak DiinginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang