[Amar, maaf. Aku diminta lembur hari ini dan kayaknya aku baru selesai jam sepuluh atau sebelas malam. Nanti kamu nggak usah jemput aku. Bawa pulang aja Marsha. Aku bisa kok naik taksi online.]
Rania tidak mungkin menolak permintaan bosnya apalagi dia masih jadi karyawan di Light Up. Makanya Rania dengan berat hati terpaksa membatalkan rencana Amar. Ada rasa bersalah karena pasti Marsha akan menagih Amar untuk jalan-jalan dan main Timezone.
'Mungkin bisa weekend ini? Atau mungkin setelah aku dipecat dari perusahaan ini tiap hari aku bisa nganterin Marsha main Timezone?'
Cuma Rania menghibur diri dengan rencana yang dibuat dalam benaknya itu. Dia berusaha profesional kembali ke pekerjaannya dan mengikuti semua yang diperintahkan oleh Reza.
Hari ini ada keajaiban, Rania tidak mendapatkan amukan dari Reza seperti biasa di hari-hari sebelumnya.
Rania juga bisa bekerja lebih tenang dan tidak ada lagi rasa takut dan cemas dalam hatinya. Setiap kali dia memikirkan akan dipecat. Bayangan tentang pernikahannya dengan Amar membuat semua lebih stabil.
'Akan ada orang yang juga akan mencintai putriku bagiku sudah cukup. Dan aku akan memberikan hatiku sebagai bayaran kebaikannya. Sedikit demi sedikit sampai aku bisa melupakan orang yang menyakitiku di masa lalu.'
Rania menghibur dirinya seperti ini setiap kali dia mengingat tentang masa lalunya dengan Reza lalu mengaitkannya dengan Reza yang sudah menikah.
Rania bisa balance Karena sekarang ada sandaran. Meski itu belum menghapus keseluruhan rasa sakit yang pernah ditorehkan oleh Reza.
"Semua agenda kita sudah selesai hari ini, Tuan Clarke."
Dan Rania bisa bernapas lega setelah David mematikan sambungan teleconference antara Reza dengan cabang perusahaannya di luar negeri.
"Hmm, kita bisa pulang sekarang David. Dan kau, tak perlu berdiri di sana saja. Kau juga bisa pulang."
"Baik, terima kasih Tuan Clarke."
"Jangan lupa! Semua laporan hari ini aku ingin semuanya siap di mejaku besok pagi."
"Baik, saya mengerti."
Rania bicara selalu berusaha menghindari kontak mata dengan Reza dan lebih memilih menunduk seakan-akan dirinya patuh. Ini lebih baik untuk hatinya juga.
'Karena setiap kali aku menatapnya maka yang kuingat adalah dia dan istrinya yang bermesraan. Ini masih menyiksaku!' Rania melindungi dirinya sendiri.
"Rania!"
'Haduh, sudah lama dia tidak memanggilku! Dan ini pertama kalinya dia memanggilku Rania. Dulu dia memanggilku sweet J.'
Cuma kadang karena hati masih memiliki rasa, ada getaran yang sulit di dalam hati Rania ketika namanya dipanggil. Selama bekerja di kantor itu Reza hanya memanggil Rania dengan kata kau-kau saja. Tapi malam ini berbeda yang membuat Rania yang sudah memegang handle pintu ruangan Reza terpaksa melepaskannya dan membalikkan badan menatap Reza.
'Sepasang mata yang tak harus kulihat!' hati Rania memang selalu ringsek kalau menatap dua bola mata yang selalu membayanginya dengan perasaan tak jelas.
"Iya Tuan clarke?" tapi Rania berusaha untuk mengendalikan dirinya di hadapan Reza.
"Turun ke lobi bareng saja dengan kami! Kantor ini sudah sepi."
"Baik Tuan Clarke, terma kasih."
'Apa dia ingat aku takut gelap dan takut tempat sepi?' sepintas ada pikiran Rania ke arah sana saat dia keluar dari ruangan Reza.
![](https://img.wattpad.com/cover/344256927-288-k201334.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Yang Tak Diinginkan
Romance"Aku mau tubuhmu setiap hari, Rania! Kamu siap?" "Ti-tiap hari Om Reza? Terus sekolahku gimana?" Rania Juwita Raharja yang berusaha mencari sedikit kebahagiaan, berani bermain api dengan mencari sugar daddy di situs dating online hngga akhirnya bert...